HATE ● [SIXTEEN]

1.1K 131 15
                                    

Berita pemberontakan kembali tersebar di semua wilayah. Hal itu membuat warga menjadi panik dan para petugas mulai membuat perlindungan yang lebih ketat.

"Aku pikir penjajah itu akan kembali" gumam ibu Chan yang mulai cemas. Minho yang memijat kaki wanita itu terdiam.

"Ada apa?" Tanya wanita itu. Dengan cepat si manis menggeleng dan memijat lagi.

"Dua tahun berlalu, tapi kau masih saja belum bisa punya anak. Aku sangat takut jika terjadi sesuatu pada Chan" kata wanita itu. Minho langsung menunduk tanpa merespon itu.

"Apa mungkin aku menikahkan saja Chan dengan orang lain untuk bisa hamil" kata wanita itu.

Dua hari ini Chan tidak pulang sama sekali, hal itu membuat Minho merasa agak aneh. Apalagi diberitakan penjajah kembali datang ke negara mereka.

Saat Minho akan bersiap untuk tidur, tiba-tiba pintu kamarnya dibuka dari luar. Seorang pria masuk ke dalam dengan wajah sedihnya.

"Kau sudah mau tidur ya?" Tanya Chan pada sang istri. Minho hanya mengangguk untuk menjawabnya.

"Aku ingin mengatakan sesuatu yang penting Minho" kata Chan lagi. Dia lalu duduk di depan Minho dan memegang tangan sang istri.

"Kita sudah menikah cukup lama, dan kau juga sudah keguguran beberapa kali. Aku sebenarnya tidak menginginkan bayi karena kau juga masih muda dan Aku tidak bisa memaksa mu. Dari dua bulan depan, aku akan bertugas ke pusat kota untuk memimpin pasukan perang, kau pasti sudah mendengar beritanya kan?" Jelas Chan. Minho hanya mengangguk saja yang menatap pria itu.

"Aku tahu mungkin kau masih membenci ku, dan mungkin akan lebih benci jika aku mengatakan ini" kata Chan.

"Di peperangan aku tidak tahu, apa aku bisa selamat atau tidak nanti. Tapi semisal jika tidak selamat tidak akan ada kenangan di antara kita. Jadi aku meminta izin pada mu untuk menikah lagi" kata Chan sambil menggenggam tangan Minho.

"Terdengar konyol tapi itu memang jalan satu-satunya jalan saat ini untuk kita bisa punya anak" kata Chan. Minho menghela napas lalu melepaskan tangan pria itu.

"Sepertinya kau lelah, tidak apa kau bisa memikirkan semuanya. Jika kau tidak setuju aku tidak akan menikah" ujar Chan sambil mengusap rambut Minho.

"Kau pasti tidak mengizinkan Chan menikah lagi kan? Dia langsung menolak tawaran ku" kata wanita itu. Minho hanya menunduk saja tanpa menjawab.

"Aku tahu kau memang bisa hamil, tapi  satupun tak ada yang lahir" lanjut ibu mertuanya lagi.

"Sebaiknya hilangkan ego mu dan izinkan Chan menikah lagi, lagipula kau tidak mencintai dia kan?" Tanya wanita itu.

Minho duduk sendirian di kamarnya, dia benar-benar memikirkan semuanya dengan matang.

"Jika dia menikah lagi apa aku akan diusir pergi?" Gumam pria manis itu sambil berpikir. Minho menjadi tidak bisa tidur karena memikirkan itu, sampai waktu menunjukan pukul satu  malam.

Suara pintu dibuka membuat Minho terkejut, dia kira Chan tidak akan pulang malam ini.

"Hai kau belum tidur rupanya" kata Chan dengan wajah lemahnya. Dia langsung menaruh semua barangnya dan pergi ke kamar mandi.

"Wah sangat nyaman" kata Chan sambil memeluk Minho di kasurnya. Untuk pertama kalinya Minho tidak memberontak saat dipeluk oleh sang suami.

"Kau menikahlah lagi" kata Minho tiba-tiba. Hal itu membuat Chan terkejut.

"Apa kau sedang mengigau?" Tanya Chan sambil terkekeh. Pria manis itu menggeleng lalu dia memeluk Chan.

"Tolong menikah lagi" katanya.

Hari itu pun tiba, dimana Chan menikah lagi dengan orang yang Minho tidak ketahui. Saat hari pernikahan Minho hanya diam di dalam pavilionnya.

"Sepertinya dia tak akan datang malam ini" kata Minho sambil menoleh ke arah pintu. Perasaan itu membuat Minho merasa aneh, dia lalu memutuskan untuk tertidur.


"Hmm" Minho merasakan sesuatu melingkar di perutnya. Aroma khas itu dapat dia hirup malam ini di sana.

"Jangan bangun, ayo tidur lagi" kata Chan pada pria manisnya itu.

"Kenapa kau di sini? Ini malam pertama mu" kata pria manis itu pada sang suami.

"Tapi aku ingin tidur dengan mu" kata Chan sambil mengeratkan pelukannya.

"Tunggu apa kau marah? Atau kau cemburu?" Tanya Chan lagi. Hal itu membuat Minho jadi kesal.

"Pergi kau! Jangan ganggu aku" kata Minho. Bukannya Chan nampak terkekeh. Dia nekat menurunkan celana Minho.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Minho saat disegel oleh Chan.

"Membuat anak, jika berhasil jadi mungkin aku akan langsung punya anak dua" kata Chan lalu mereka bercinta malam itu.

Minho benar-benar tidak bisa bangun pagi itu, ini karena Chan yang menggempurnya tadi malam.

Suara ketukan pintu itu membuat Minho menjadi semakin kesal.

"Apa lagi Chan?" Guman Minho kesal.

Saat dibuka ternyata itu adalah seorang wanita yang begitu dia kenal. Wanita itu tersenyum dengan manis kepada Minho. Rasa Rindu itu terlihat sangat jelas di matanya. Minho berusaha untuk mengucek matanya, mungkin kah dia hanya menghayal?

"Ini aku" katanya berusaha memegang tangan Minho. Merasakan hangatnya tangan itu membuat Minho benar-benar ingin menangis.

"Kakak" katanya sambil memeluk wanita itu sambil menangis. Akhirnya setelah sekian tahun mereka kembali bertemu juga.

"Jangan menangis, aku akan selalu di sini bersama mu" katanya sambil mengusap rambut Minho dengan sayang.

TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

HATE    ||    BANGINHO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang