1

17.3K 564 4
                                    

Rava Fidela Aldo Pantjoto

Anak kedua dari keluarga pengusaha ternama, Rudy Pantjoto. Sejak masih kecil Aldo tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang Ibu, bahkan ayahnya sendiri. Ibunya meninggal saat berjuang melahirkan Dia. Semenjak saat itu Aldo dibenci keberadaannya oleh Ayahnya bahkan kakaknya sendiri, Zee Shakaa Pantjoto. Mereka menganggap keberadaan Aldo di rumahnya hanyalah pembawa kesialan, dimana mereka harus merelakan kepergian sesosok Ibu yang ada dikelurga Pantjoto.

*FLASHBACK*

"Yah, Aldo ngerusak mobil remot Zee!" Adu Zee kecil pada Ayahnya.

"Enggak Yah, tadi Kak Zee yang jatuhin sendiri" Bela Aldo.

"Jangan panggil aku Kakak! Aku ga mau ya punya adik Kamu!" Bentak Zee.

Ayahnya yang mendengar keributan tersebut langsumg turun tangan.

"Aldo sini Kamu!" Ucap sang Ayah langsung menyeret Aldo keruang kerjanya.

PLAK! PLAK!

"Hiks, ampun yah bukan Aldo yang ngerusakin" tangis Aldo pecah.

"Masih nggak mau ngaku kamu?!"

PLAK!

Rotan panjang tersebut terus menghantam punggung Aldo kecil.

Setelah selesai dengan hukuman yang bukan kesalahannya, Aldo keluar dengan mata sembab dan punggungnya yang sakit. Mbok Inah selaku ART yang menyaksikannya hanya bisa diam melihat iba ke arah Aldo yang pergi menuju kamarnya.

"Sukurinn wlee" ucap Zee.

Tok! Tok! Tok!

"Den Aldo, mbok masuk ya den" ucap Mbok Inah sambil membawa baskom berisi air es.

Dilihatnya Aldo yang duduk memeluk lutut di samping tempat tidur.

"Buka dulu bajunya den, lukanya dikompres dulu biar ndak terlalu biru-biru" tutur Mbok Inah.

"Mbok, Aldo ngga salah. Aldo ngga ngerusak mainan Kak Zee" ucap Aldo dengan suara seraknya.

"Iya den, mbok percaya kok sama den Aldo. Den Aldo yang sabar ya, kan den Aldo kuat" ucap Mbok Inah miris melihat Tuan Mudanya yang masih di bawah umur harus menanggung kebencian dari keluarganya sendiri.

"Mbok Inah kalau pulang kampung jangan lama-lama ya, nanti Aldo sendirian. Ngga ada yang bela Aldo lagi" ucap Aldo.

"Iya den" jawab Mbok Inah.

~Sementara di rumah keluarga Harlan.~

"Ashel, kamu temenin Aldo terus yah" perintah sang Papa.

"Ya kan emang Aldo temen aku Pa" jawab Ashel.

"Iya Papa tahu, cuma Papa minta jadi temen Aldo terus. Jangan sampai dia kesepian" lanjut sang Papa.

"Tapi Aldo orangnya kadang nyebelin tau Pa" ucap Ashel cemberut. Papanya hanya tersenyum melihat anaknya tersebut

Gracio Harlan, tangan kanan dari Rudy Pantjoto. Gracio tahu persis bagaimana kehidupan dari sang Bosnya, mulai dari dimana keluarga Pantjoto harmonis sampai ditinggalkannya sang Istri yang membuat keluarga tersebut kehilangan pondasi keharmonisannya. Ia tahu jika si Bungsu Pantjoto tersiksa oleh keadaan tersebut, Ia merasa iba melihatnya.

Anaknya Ashelia Shaliha yang seumuran Aldo, Gracio selalu memerintah Ashel untuk selalu menemani Aldo di sekolah maupun di luar sekolah. Tidak ada maksud apa-apa, hanya saja Gracio merasa iba melihat Aldo yang di rumah tersiksa karena dianggap pembawa sial oleh keluarganya sendiri.

Semicolon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang