4

6K 458 16
                                    

Semakin hari Ashel semakin dekat dengan Zee, Aldo terus mengawasinya dari jauh. Entah, ia tidak tahu rencana apa yang akan dilancarkan Zee nantinya.

"Shel, gue mau ngomong" Aldo menahan tangan Ashel yang baru saja keluar kelas hendak pulang.

"Apa? Gue udah di tungguin Kak Zee nih di parkiran" ucap Ashel.

"Bentar, ini serius" Aldo menariknya menuju taman belakang sekolah.

Sesampainya di taman belakang sekolah, Aldo menghembuskan napasnya dan menatap Ashel.

"Gue mohon lo jangan deket-deket Zee" ucap Aldo serius.

"Apaan sih, Kak Zee baik. Kak Zee juga kakak lo sendiri bukan orang lain" jawab Ashel yang mulai badmood. Pasalnya Ashel sudah mulai berharap ia akan mendapatkan cowok yang ia sukai. Ashel juga bosan mendengarkan Aldo yang terus-terusan menyuruhnya menjauhi Zee.

"Dia itu brengsek!" Ucap Aldo yang mulai emosi mengingat apa yang akan dilakukannya Kakak kandungnya tersebut terhadap Ashel nantinya. Ia takut.

Ashel yang di bentak tak kalah emosinya.

"Jaga ya omongan lo Do! Selalu aja lo bertingkah seolah lo itu pacar gue! Biarin gue bebas milih mau sama siapa gue nantinya!" Ashel mulai beranjak meninggalkan Aldo.

Aldo langsung mencengkram kuat tangan Ashel, sehingga membuat wanita itu sedikit meringis kesakitan.

"Gue mohon dengerin gue kali ini aja!" Geram Aldo menatap tajam Ashel.

"Aw lepasin ga?!"

"Ga! Lo dengerin gue dul..."

"Pantes kalo Ayah Lo lebih milih Kak Zee daripada lo!"

Deg.

Ucapan Ashel tanpa sadar sangat melukai hati Aldo.

"Dan asal lo tahu Do, gue selalu ada di samping lo karna disuruh bokap nemenin lo terus, kadang gue risih tahu ga?!"

Aldo menatap Ashel dengan tidak percaya, matanya mulai memanas. Mata yang awalnya menatap tajam, kini mulai menatap sendu. Kata-kata yang di ucapkan Ashel sungguh menyakitkan buatnya.

Perlahan tangan Aldo mulai melepas tangan Ashel.
Ashel yang melihat tangannya mulai dilepas, Ia langsung beranjak pergi. Namun, sebelum benar-benar pergi, ia sempat berhenti sejenak.

"Apa yang udah gue ucapin?" Gumamnya dalam hati.

Ashel melanjutkan jalannya meninggalkan Aldo yang masih terdiam di tempatnya.

"Jadi selama ini kita deket, lo ngelakuinnya karena disuruh Om gracio?" Gumam Aldo.

Ia tersenyum miris.

"Lo risih Shel?" Lanjut Aldo menatap punggung Ashel yang mulai menjauh.

*****

Zee yang menunggu Ashel di mobilnya melihat jam tangannya berkali-kali kadang juga melihat HPnya.

Zee tersenyum saat melihat Ashel datang, namun tak sengaja ia melihat tangan kanan Ashel yang sedikit memerah.

"Tangan kamu kenapa?" Tanya Zee meraih tangan Ashel.

"Gapapa kok Kak" Ashel tersenyum menyembunyikan apa yang terjadi dengan Aldo tadi.

"Yaudah yuk masuk" ucap Zee membukakan pintu mobilnya.

Sementara Aldo berjalan lemas menyusuri koridor sekolah, berjalan menatap kosong lantai sekolah. Ia tidak percaya orang yang ia anggap seperti rumah, ternyata berpura-pura hanya untuk menuruti perintah sang Papa.

Brukk!!

"Aduh! Lo jalan lihat-lihat dong Do" ucap Kathrina sahabat Ashel.

"Sorry" jawab Aldo singkat dan melaluinya.

"Ngapa dah tuh bocah" Kathrin mengedikkan bahunya.

Aldo berhenti, membalikkan badannya dan menghampiri Kathrin kembali.

"Kath, gue butuh bantuan lo" ucap Aldo

"Apaan? Ogah lah kalo aneh-aneh" jawab Kathrina yang hendak berlalu.

"Gue beliin skin valorant" ucap Aldo cepat.

Kathrin membalikkan badannya.

"Idih nyogok! Tapi yang ultra" pintanya. Aldo menghembuskan napasnya dan mengangguk pasrah.

"Yaudah apa?" Tanya Kathrin.

Aldo mulai menjelaskan apa yang ingin Kathrin lakukan.

"Whatt?? Lo adiknya Kak Zee?!" Tanya Kathrin dengan hebohnya.

"Muka lo biasa aja bisa ga?"

"Lo anaknya Rudy Pantjoto??" Tanya Kathrin lagi.

"Udah deh itu ga penting dan diem aja, yang penting lo bantuin gue kalo gue butuh" ucap Aldo lalu pergi meninggalkan Kathrin. Kathrin mengangguk.

"Jangan lupa skinnya!" Teriak Kathrin.

*****

Semenjak kejadian itu, kini Aldo tak lagi menjemput Ashel seperti biasanya. Di sekolahpun mereka saat berpapasan seperti orang asing yang tak saling kenal.
Aldo juga tidak ingin menambah risih Ashel jika ia mendekatinya.

Saat jam istirahat, Aldo dan teman-temannya seperti biasa makan di kantin bersama. Ashel, Indah, Kathrin dan Marsha yang datang melihat meja kantin penuh, kini celingukan mencari meja yang kosong.

"Di sana aja, ada Aldo. Masih muat tuh" ucap Kathrin.

Kathrin langsung menggiring teman-temannya ke sana. Ashel belum sempat protes, terpaksa mengikuti temannya itu. Ia tidak mau mereka semua curiga. Meski Kathrin sudah tahu apa yang terjadi antara Ashel dan Aldo.

"Do, gue sama yang lain duduk sini ya?" Ucap Kathrin.

Aldo mendongak ke samping melihat Kathrin yang sudah berdiri di samping kursinya. Aldo menganggukan kepalanya.

"Misi ya gue sama temen-temen gue gabung" ijin Indah kepada Oniel dkk.

"Santai aja yang terIndah" jawab Oniel dengan senyumnya.

"Sok ganteng lu" celetuk Luchas.

"Yaudah gue pesenin dulu, lo betdua duduk dulu Shel, Sha" ucap Kathrin pada Ashel dan Marsha.

Aldo menatap Kathrin, Kathrin yang ditatap Aldo hanya tersenyum mengangkat alisnya dan pergi bersama Indah untuk memesan makanan terlebih dahulu.

Ashel dan Aldo merasa canggung karena mereka duduk berhadapan, Marsha yang duduk di samping Ashel sibuk memainkan HPnya.

Mata mereka sempat bertemu, namun Ashel langsung memalingkannya ikut menunduk melihat HP Marsha, berpura-pura ikut menonton apa yang ditonton Marsha. Aldo memperhatikan gerak gerik Ashel yang kurang nyaman itu.

Flo melirik Aldo dan Ashel bergantian, diantara teman-temannya Aldo. Florey yang biasa di panggil "Flo" tersebut yang paling dekat dengan Aldo, Dia merasa ada yamg aneh dengan Aldo dan "teman masa kecilnya" Aldo itu.

"Kenape nih mereka berdua" gumam Flo dalam hati.

Aldo melirik ke depannya saat Ashel ingin beranjak dari tempat duduknya. Belum sampai berdiri, Aldo lebih dulu berdiri dan pamit ke teman-temannya.

"Gue balik kelas dulu"

"Ngapain cepet-cepet balik?" Tanya Ollaf yang tak dihiraukan Aldo.

Aldo merasa jika Ashel merasa kurang nyaman dengan adanya Dia di dekatnya.

"Lo pasti risih kan shel.. Biar gue yang ngejauh. Tapi maaf kalau gue tetep ngawasin lo dari jauh" gumam Aldo dalam hati.

Ashel menggigit bibir bawahnya menatap kepergian Aldo dari kantin, sampai saat ini Ia ingin meminta maaf sama cowok tersebut. Namun ego nya yang lebih memihak Zee membuatnya mengurungkan maaf tersebut.











.......

Semicolon [END]Where stories live. Discover now