part 3

19.9K 1.4K 34
                                    

Tepat lima hari dirinya di rawat di rumah sakit, dan pagi tadi El sudah dinyatakan boleh pulang sekarang ia sudah mengganti baju rumah sakitnya dengan pakaian biasa, infus ditangannya juga sudah di cabut tinggal out aja.

Tapi El sangat bimbang, ia ragu untuk pulang.
Bagaimana jika ia kena pukul lagi?
Bagaimana jika ia di marahi lagi?
Bagaimana jika mereka tidak memperdulikan dirinya lagi.
Semua ketakutan itu bersarang dalam kepalanya saat ini.

Akhirnya dengan memantapkan perasaannya El memutuskan untuk pulang, ia tak boleh seperti ini bukan.

Ia berjalan keluar dari ruangan tempatnya dirawat, hingga ia tiba di pintu keluar seseorang memanggil dirinya.

"El" teriak orang itu.

"Om Arya" ucap El

"El kamu mau kemana?"

"Pulang om, enggak mungkin El nginep disini terus kan, lama lama ikut jadi cleaning servis" canda anak itu.

"Om serius El"

"El masih kecil om, belum mau di seriusin" jawab El lagi tengil emang.

"Ya Allah Tuhan, ni bocah baru sembuh bikin tinggi darah sumpah"
Tenang itu cuman hasutan setan tetangga jadi harus sabar.

"Beneran mau pulang?" Tanya Arya lagi.

"Iyalah om, emang mau ngapain lagi dah jelas El udah mau berangkat nih" ucap anak itu menunjuk dirinya yg sudah rapi.

"Gimana kalo pulang ke rumah om aja" tawar Arya.

El memicingkan matanya menatap Arya "hmm mencurigakan kan, hayo mau ngapain hayo jangan jangan om mau rekrut El jadi babu yah. Aduh jangan deh om kalo jadi babu nanti om yg repot soalnya El ini berbakat merusak barang seperti namjoon" cengir anak itu

Tolong Arya tertekan batin dan mental.

"Canda om, El serius mau pulang kok. Om tenang aja tapi nanti kalo dah di usir baru nyari om deh"

Jujur dalam perkataan yang hanya seperti bercanda itu ada perasaan yg teramat kecewa dengan keluarganya.

Ini untuk terakhir kalinya, ia berjanji ini terkahir kalinya ia akan memastikan apakah ia dianggap atau tidak.
Jika tidak maka pergi adalah jalan satu satunya bukan, untuk apa bertahan jika yang kau anggap istimewa itu tidak pernah mengistimewakan dirimu.

"Yaudah yah om,  El pulang dulu ya" pamit El pada Arya.

Arya hanya mengangguk, ingin sekali ia menahan anak itu untuk tidak pulang, namun ia tidak memiliki hak apa apa.
Ia hanya seseorang yang menginginkan kebahagiaan anak itu.

Keluar dari rumah sakit itu El berdiri di halte bus menunggu jika ada taksi yang lewat untuk mengantarnya pulang.
Tenang ia punya uang kok untuk membayarnya, karena sebelum pergi tadi Arya memberinya uang.
'note: Mimin lupa tulis jadi angep aja udah tadi'

Mungkin hanya sekitar sepuluh menit duduk di halte bus, sebuah mobil Van hitam berhenti di depan El, awalnya El acuh karena ia pikir itu orang asing.
Namun ternyata ia salah, itu adalah mang Darso supir pribadi dirumahnya.

"Eh mamang"

"Aden ayo masuk, kita pulang" ucap mang Darso.
"Hehehe iya" El menurut masuk kedalam mobil duduk di samping mang Darso yang mengemudikan mobil.

"Gimana adennya udah sehat?" Tanya mang Darso.

"Udah donk mang, kalo belum berarti El belum boleh pulang lah"

"Haha iya den, maklum udah tua mamangnya"

"Siapa yang suruh jemput mang?" Tanya El.

"Tadi asisten tuan yang kasih tau mamang, jadi mamang jemput"

Elgara Bramasta  (END)Where stories live. Discover now