part 4

18.5K 1.3K 24
                                    

Three years letter

Kringggg kringggg kringggg

Bunyi alarm yang sangat keras itu memecah keheningan pagi ini.

"aaaaaa yantooo lu berisik gua mau tidur" rengek pemuda yang sudah menginjak umur delapan belas tahun itu.
Ia mencari cari ponselnya yang masih berbunyi itu, hingga ia menemukannya di bawah selimut, ia mematikan alarm dan seketika melotot saat melihat jam 7.05 dirinya kalang kabut langsung bergegas ke kamar mandi.

"Yantooo lu ajinm emang, lu telat bangunin gua"  teriak remaja itu sembari grasak grusuk mencari seragam sekolahnya.

Setelah memakai seragamnya serta sedikit menyisir rambut, ia meraih tas serta kunci motor lalu ngacir keluar buat berangkat sekolah, tak lupa sebelum itu ia mengunci pintu dulu.
Ya walaupun dalemnya enggak ada apa apa sih, tapi kalo nanti ada yang masuk gimana terus liat liat isi kostnya kan itu privasi.

El yang mengendarai motor itu berusaha secepat mungkin untuk sampai ke sekolah, bahkan jika bisa terbang sudah ia laksanakan dari tadi.

Tepat 7.30 remaja itu berhenti di depan gerbang yang baru saja di tutup oleh satpam, ia telat 2 menit.

"Pak Mamat, bukain gerbangnya donk"

"Elah elah bocah bocah, kamu udah telat ini"

"Yah pak cuma 2 menit kok"

"Walaupun dua menit kan waktu, kamu itu harus bisa mengatur waktu. Hayo ngaku semalem ngapain" tuduh pak mamat.

"Lah si bapak, fitnah nih. Fitnah lebih kejam dari pembunuhan loh"

"Ck kamu ini, dah yang jelas kamu telat jadi ngak boleh masuk"

'anjir ni satpam, pengen tah ngap, tapi takut di ngep" batin El.

"Nah gimana gini, kalo bapak bukain gerbangnya nanti El bantuin ketemuan sama mbak inem deh"  tawar El sembari menarik turunkan alisnya.

"Heh sembarangan"

"Jam berapa" bisik pak Mamat.

Nah kan El itu tidak akan pernah gagal dalam membuat penawaran.

"Tenang jam 12 nanti, belakang BK ya" jawab El.

Wajah El berseri ketika pak Mamat membukakan gerbang, dengan leluasa ia memasukkan motornya lalu segera berlari menuju kelas.

El bersekolah di SMA starla buka SMA terkenal tapi cukup unggul.
Ia juga bukan murid yang famous, ia sama seperti lainnya.
Namun jangan salah, walaupun sama dengan yang lain tapi ketampanan El mampu memikat gadis gadis disana.

Tapi sayangnya cuma satu.

Kagak peka, sama kayak si crush di kode kode kagak peka.

El berusaha mengatur nafasnya ketika sudah berada di depan kelas, ia melihat suasana dan keadaan di dalam kelas yang tampak tenang.

"Anjir Sugeng masuk lagi" decak El, kalo begini susah baginya untuk menyelinap masuk.

Mengintip dari balik jendela, berusaha mengkode temannya.

"Dy Dy Ardy" panggil El sedikit agak keras karena temannya ini memang agak rada rada budeg.

Karena tak ada respon El pun memakai jalan mengetok kaca, dan untung anak itu merespon.
Ardy menaikkan alisnya sementara El mengkode Ardy supay mengalihkan perhatian pak Sugeng yang tengah menerangkan itu.

"Cepet" ucap El

"Baik apa penjelasannya sudah jelas, ada pertanyaan?" Tanya pak Sugeng.

El segera menunduk ketika perhatian guru itu melihat kaca, namun hanya sebentar karena penyelamat El sudah beraksi.

"Pak bisa di ulangi " ucap Kendrick

"Yang mana Ken?"

"Semuanya pak" jawabnya Entang yang membuat teman teman kelasnya melotot tak terima, mereka sudah berusaha fokus dan menahan kantuk supaya guru itu cepat keluar, namun dasarnya Kendrick manusia satu yang ngak peka ini juga malah nyuruh ulang.
Sedangkan pak Sugeng dengan senyum Pepsodentnya yg berbahaya itu mulai menerangkan kembali materi dari awal.

Tak menyia-nyiakan kesempatan saat pak Sugeng berbalik  ia segera ngacir masuk  kedalam kelas, duduk bersandar di kursinya seolah olah sudah mendengarkan dari tadi.

Satu jam lebih pak Sugeng akhirny mengakhiri pertemuan dengan memeriksa absen, hingga tiba di absen El.

"Elgara Bramasta"

"Hadir pak" jawab El.

"Loh kok kamu disini, saya rasa dari tadi kamu ngk masuk. Kok ada aja" bingung.

"Wah bapak, bisa bisanya bapak enggak liat saya, jelas jelas saya dari tadi duduk disini loh dengerin materi bapak sampe kuping panas"

"Saya yakin mata saya masih berfungsi dengan baik ini, jangan jangan kamu goib ya"

"Ya Allah pak pak, tobat pak lah jelas ni jiwa raga saya masih keliatan. Emangnya saya jin goib"

"Oh " singkat padat dan jelas sekali jawaban dari bapak ini.

Selesai dengan pembelajaran pertama, sekarang guru selanjutnya belum masuk, otomatis itu adalah kesempatan untuk berkumpul dan berbagi materi kehidupan.

" Woy kok lu telat el?" Tanya Kendrick yang duduk disebelah el

"Ck si Yanto telat banguni gua, gua suruh bangunin 6.05 lah dia banguni 07.05 kan asu, mana gua ngebut jadinya"

"Yee itu salahnya elu anjir, yang nytel kan elu"

Btw si Yanto itu alarm El ye jadi jangan ambigu.

"Tapi kok lu bisa masuk, kan gerbang dah ditutup tadi"

"Heheheh" El tersenyum ngeri.

"Hayo lu apain si Mamat sampe mau bukain gerbang" tebak bintang.

"Yeee itu so easy, tinggal gua bilang aja bakal buat dia ketemuan sama
Si inem langsung dibukain gua, gimana pinter kan"

"Woalah anjir, jadi si Mamat demen inem, pantesen sering banget mojok di kantin " heboh Ardy.

"Diem goblok suara lu bikin telinga gua berdengung kayak di panggil malaikat Izrail"

Okeyy so el punya empat temen namanya Kendrick, Ardy, bintang, dan erlino.
Merek dah sahabat dari kelas 1 kecuali El sama Ardy, karena mereka berdua udah ketemu sejak SMP sewaktu El sudah di usir dari rumahnya.

Mengingat rumah, sekarang El tinggal di kost an, tak terlalu besar karena yang El butuhkan hanyalah tempatnya untuk tidur dan mengistirahatkan diri.

Kejadian tiga tahun lalu dimana ia diusir setelah di lukai itu adalah kenangan terpahit dan tersakit dalam hidupnya.
Tak ada satupun tempat untuk dirinya mengadu, bahkan untuk mengeluarkan suara saja saat itu rasanya sangat sulit.

Ia tak tahu siapa yang membawanya hati itu, yang jelas ketika ia sadar ia sudah berada di kota asing tanpa seorang pun yang ia kenal.

Dari sana ia berusaha bangkit ,berjuang sendirian untuk mencari sesuap nasi.
Hingga akhirnya ia bisa mendapatkan pekerjaan di sebuah bengkel saat itu, dan dari itulah ia bisa menyewa kost serta sekolahnya.

Di hati dan tubuhnya masih tersimpan luka yang teramat dalam, bahkan mungkin tak akan bisa di obati.

Halo guyssssss Mimin comeback lagii
Semoga kalian suka ya, jangan lupa votmen yaa

Pay pay

Kalo bisa share juga ceritanya biar makin banyak yang baca.

Elgara Bramasta  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang