part 27

11.6K 994 51
                                    

Pagi yang cerah dengan matahari pagi yang bersinar terang menambah kesan semangat untuk pagi ini.

Hoho namun salah, itu tidak berlaku bagi seorang Elgara. Pagi ini rasanya sangat malas untuk beranjak dari kasurnya yang sangat empuk itu, tak melakukan apa apa hanya berguling guling dengan bantal guling yang tak lepas dari pelukannya.
Ya El adalah salah satu jenis manusia yang tidak bisa tidur tanpa guling.

Hayoo siapa yang gitu juga??

"Akhh anjir kalo aja enggak ujian ngak mau berangkat gua" decak El berdiri setelah mengumpulkan niatnya.
Bahkan ketika menatap pintu kamar mandi saja rasanya sudah lelah, tapi mau bagaimana lagi ini adalah ujian  semester jadi ia tidak bisa tidak mengikuti, kecuali jika dirinya tak ingin lulus nanti.

Setelah memakai seragam, sepatu dan sarapan El langsung meleset menuju sekolahnya.
Sebenarnya tidak biasa ia sarapan pagi di kost, namun mungkin karena beberapa hari Ravin selalu membawakan sarapan untuknya ia mulai sedikit menikmatinya.

Ngomong ngomong tentang Ravin manusia itu tidak memunculkan dirinya sejak pergi kemaren tumben sekali, biasanya dia akan datang pagi dan malamnya pasti ada saja camilan yang di berikan oleh tetangganya, katanya itu pemberian Ravin.

Jujur di antara semua keluarganya mungkin hanya kepada Ravin lah El yang bersikap lebih lembut dan tenang, saat berbicara dengan Ravin pun ia tidak merasa emosi, marah ataupun sebagainya.
Walaupun dulu Ravin tidak pernah membela ataupun membantu dirinya, namun dalam otaknya berpikir paling tidak Ravin tidak mengikuti ayah serta keluarganya yang lain, yang memberikan kekerasan kepada dirinya.

Baik sekarang El sudah berada di sekolah, suasana tampak ramai namun yang paling banyak ia lihat adalah murid murid yang entah itu berjalan ataupun duduk pasti memegang buku ditangannya, ya tentu itu pasti mereka ingin mendapatkan nilai yang terbaik dalam ujian.

El memasuki ruang kelas yang sudah di susun dengan kertas nomor ujian yang tertempel di meja, El mencari meja yang ada namanya dan akhirnya ia menemukan itu di barisan nomor dua tengah, lebih detailnya depan guru juga waww.

Semalam ia sudah belajar dan ia pikir itu sudah tertinggal di otaknya, El bukan orang yang selalu membawa buku kemana mana saat ujian berlangsung, baginya jika menghafal terlalu keras yang ada hafalan itu akan hilang dari otaknya lebih baik membaca sekali namun dapat memahami jadi kita bisa mengingatnya.

Jam tujuh tiga puluh bel masuk sudah berbunyi, para murid murid juga sudah duduk di tempatnya masing masing, menunggu guru membagikan soal ujian.

"Baik anak anak kertas jawaban dan  soal sudah di tangan kalian masing masing, dan sekarang kerjakan dengan benar, jangan tergesa gesa waktu kalian 120 menit silahkan di mulai" ucap guru pengawas.
Para siswa pun mulai membaca soal persoal dan menjawabnya.
Begitu juga dengan El yang lihai membaca dan mengisi lembar jawabannya.

Kelas tampak sunyi, mereka fokus dengan soal masing masing jika kalian pikir mereka akan saling mengode untuk meminta jawaban kalian salah, mereka memang akan saling menyontek namun itu berlaku saat hari hari biasa berbeda dengan waktu ujian mereka akan mengandalkan kemampuan masing masing semampu mereka.

Baik sesi pertama ujian telah selesai, para siswa mendapatkan jam istirahatnya El beserta teman-temanya juga pergi ke kantin untuk makan.

"Wah sumpah untung banget soalnya kagak susah, gua kira Bu Yuli bakal bikin soal sulit ternyata kagak" ujar Ken.

"Ho oh anjir gua harus berterimakasih dengan Bu Yuli tersayang ini" sahut bintang.

Saat tengah asik menikmati makanan mereka, sekilas El melihat Abian berjalan menuju salah satu meja pojok dapat ia lihat wajah anak itu memar jelas tercetak, El mengalihkan pandangan lagian apa peduli dia mau anak itu mati sekalipun tak ada hubungannya dengan dia, dan lagipula anak itu juga pantas mendapatkan itu.

Elgara Bramasta  (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt