part 9

16.2K 1.2K 46
                                    

El di paksa masuk ke dalam mobil Van hitam tersebut, El terus berontak berusaha melepaskan cengkraman erat para anak buah Revan itu.

"Revan anjing lepasin gua bangsat" teriaknya emosi.

Bahkan tangannya kini sudah memerah karena cengkraman yang sangat kuat itu.

"Diamlah" ucap Revan.

"Gua bakal diem, jadi lepasin gua"

"Tidak akan, kau pikir mudah untuk menemukanmu?"

"Gua enggak peduli dan enggak akan pernha, mau Lo susah kek mau mati kek gua enggak peduli njing, lepasin gua" teriak El lagi.

"Jangan banyak tingkah, diam lah sebelum aku berbuat kasar"

"Heh Lo pikir gua takut, enggak! Memangnya Lo siapa paksa paksa gua kayak gini ha"

"Kau adikku"

"Bacot anjing"

"ELGARA" bentak Revan.

"APA" balas El tidak kalah keras.

"Mau apa Lo ha, mau Lo apa!" Teriak El lagi.

"Kau hanya perlu menurut, apa begitu susah"

"Ngapain gua harus nurut, Lo siapa? Ini hidup gua jadi Lo enggak berhak untuk ngatur"

"Camkan baik baik Elgara, aku adalah kakaku jadi berhak atas dirimu"

"Sejak kapan Lo jadi kakak gua, gua enggak punya pernah kakak" sela El sinis.
Dirinya ingin sekali menghajar habis habisan orang ini.

"Ikat dia" perintah Revan yang langsung di turuti oleh anak buahnya itu, salah satu dari mereka mengambil tali dari kursi belakang.

El yang melihat itu langsung grasak grusuk memukul dan menendang para bodyguard yang memegangnya dengan kemampuan yang ia bisa.
Namun nyatanya satu lawan empat tetap yang satu akan kalah bukan, El tidak bisa bergerak ketika ketiga bodyguard itu memegang dirinya, dan satu lagi mengikat tangannya di belakang.

Ini lebih tepat seperti penculikan rasanya.

"Buat apa Lo bawa gua" lirih El karena letih rasanya berontak sejak tadi.

"Kau akan pulang" jawab Revan yang membuat El melotot kaget.

"Maksud Lo apa anjing, gua enggak mau. Lo bukan keluarga gua Lo bukan kakak gua kita enggak punya hubungan apa apa minggir Lo" El menendang nendang kursi depan tempat Revan duduk sehingga membuat Revan beberapa agak terdorong ke depan.
Namun El tidak memperdulikan itu bahkan seharusnya tidak terdorong saja lebih baik membentur dasbor mobil itu.

"Hentikan dia, kalo perlu kalian ikat kakinya sekalian supaya tidak bergerak sama sekali" ucap Revan karena sedikit risih dengan gerakan aktif El.

Dan ya para bodyguard itu mengikuti perintah revan, sekarang El benar benar seperti diculik tak dapat bergerak sama sekali, kesal sungguh kesal dan marah. Jika saja tangan dan kakinya tidak di ikat sudah di pastikan ia membogem orang orang ini.

El lebih memilih untuk menutup matanya saat ini, ia tak tahu mau di bawa kemana setahunya dulu Revan dan mantan keluarganya itu tak mempunyai rumah ataupun hotel di Surabaya tapi itu dulu bukan, banyak yang berubah setelah tiga tahun itu pastinya.

Apakah mereka sangat bahagia tanpa dirinya?

Bagi El mereka melalui perjalanan cukup lama, hingga mobil itu berhenti di sebuah rumah megah di kawasan yang tak ia ketahui alamatnya.

Awalnya El tetap menutup matanya, hingga ia merasakan sebuah tangan akan mengangkat dirinya, El langsung membuka mata dan mendorong orang itu yang tak lain adalah Revan sendiri.

"Jangan pernah Lo sentuh gua" tekan El.

"Khe dalam keadaan terikat seperti ini kau masih bisa berontak"

"Kenapa enggak, gua bakal berontak dan pergi dari sini Lo bukan siapa siapa jadi berhenti ganggu gua. Lo kan kemarin yang suruh orang orang itu buat ngerusuh di kost gua,  rencana Lo itu enggak ada otak tahu ngak" emosi El ketika teringat dengan kejadian dimana ia harus berlari panik saat orang orang itu datang ke kostnya.

"Mereka datang dengan baik baik untuk membawamu pulang, tapi kau yang membuat kacau dengan melempar mereka dengan kursi serta kabur dari kostan mu"

"Itu gara gara lo bangsat, ngapain Lo nyuruh mereka, ngapain Lo nyari gua? Ngapain Lo bawa gua, ngapain Lo ganggu hidup gua lagi anjing" teriak El penuh emosi

Karena teriakkan El yang cukup keras membuat beberapa orang yang berada dalam rumah keluar.

"El"ujar mereka secara bersamaan.

El tidak menggubris masih menatap Revan dengan tatapan marahnya.

"Revan apa yang kau lakukan, kenapa kau mengikat adikmu seperti itu" ucap David menghampiri Revan dan El yang masih didalam mobil sedangkan Revan berdiri di pintu mobil.

David melepaskan ikatan pada tangan dan kaki El, melihat tak ada respon dari anaknya David  ingin memegang tangan anaknya namun belum tangannya menggapai dia sudah didorong lebih dulu oleh El hingga laki laki itu terhempas kebelakang.
Untung ada Revan yang menahan ayahnya itu.

"Mau apa Lo bawa gua kesini" ucap El sembari menarik kerah baju yang menjabat sebagai abangnya dulu

"Bukankah sudah Abang katakan jika membawamu kesini, dan hidup disini lagi" jawab Revan dengan tenang.
Emosi El benar benar menumpuk hingga ia melayangkan pukulan yang cukup keras kepada Revan, hingga pemuda itu terjatuh.

"Inget kata kata gua, Lo bukan keluarga gua, dan gua bukan keluarga lo gua dan Lo enggak pernah ada hubungan"  tekan El pada kalimatnya.

"El ayo masuk nak, kita bicara di dalam" ucap David.

"Dan Lo juga, Lo udah usir gua! Apa masih kurang penderitaan yang Lo kasih"

"El tidak begitu nak, ayah minta maaf oke ayah salah ayah benar benar minta maaf. ayah bodoh telah melakukan itu kepadamu ayah mohon nak"

"Bahkan jika ada kata lebih buruk dari bajingan, maka kata itu adalah kata yang sangat pantas untuk anda tuan David yang terhormat"

"El" panggil seorang wanita yang baru saja keluar dari rumah itu.

"Nak bunda rindu sayang, akhirnya kamu pulang nak hiks" wanita itu terisak mendekati El yang tidak paham dengan kondisi El yang siap meledak ini.

Selangkah Zora mendekati el, selangkah juga El menjauh dari wanita itu.

"Hiks El bunda rindu"

"Saya pikir anda salah nyonya Zora, saya El bukan bian anak anda"

"Tidak sayang hiks, bunda benar merindukanmu. Maafkan bunda nak" wanita itu semakin nekat mendekati El dan memeluknya.

Yang nyatanya El masih dalam emosi itu dengan kasar melepas pelukannya.

"Saya sudah mengatakan dari awal bahwa kalian bukan siapa siap saya, tiga tahun lalu apakah kalian tidak ingat? Seorang anak yang merintih meminta tolong untuk tidak disakiti lagi, meminta belas kasihan dengan tenaganya yang tersisa, tapi apa enggak ada dari satupun kalian yang dengerin kan. Bahkan sampai anak itu masuk rumah sakit sekedar melihatnya saja kalian tidak"

"Nak bukan be-"

"APANYA?, ENGGAK APA. LO SEMUA ADALAH ORANG YANG PALING GUA BENCI  DI DUNIA INI"

Bugh

Bugh

Haiiiiii guyssss Mimin comeback lagiiii

Semoga suka ya, jangan lupa votmen ya bay bay


Elgara Bramasta  (END)Where stories live. Discover now