part 14

13.6K 1.1K 45
                                    

El keluar dari sana dengan nafas memburu tangannya mengepal erat matanya memerah.

"Arghhh" teriaknya meninju tembok di sampingnya.

"Hahaha gimana rasanya?" Ucap seseorang yang berada di belakang El, siapa lagi kalau bukan Abian.

" Seharusnya Lo ngak main main sama gua, jadi kita ngak perlu kayak gini kan! Hmm tapi seru juga sih hahaha, ishh tapi kasian ya yang ngk bisa panggil orang tuanya, katanya udah ngak ada aduh duh duh du kasian banget" ejek Abian dengan wajah sombongnya.

El menatap Abian tajam

Bugh

Bugh

Dua pukulan mendarat di wajah Abian.

"Akh anjing" umpat Abian.

"Gimana enak ngak? Lo bilang gua pukul Lo kan, sekarang udah gua pukul gimana rasanya" ucap El dengan nafas yang masih memburu.

El menginjak dada Abian lantaran terlalu emosi, ia tak peduli jika ini di sekolah tak peduli jika ada orang yang melihatnya.

"Untuk uhuk lepas" ujar bian berusaha menyingkirkan kaki El yang menginjak dadanya.

"Elgara nak" teriak David yang baru saja keluar dari ruang kepala sekolah itu. Ia menarik El menjauh dari Abian  sehingga Abian bisa bebas.

"Uhuk uhuk" Abian terbatuk dan langsung berdiri.

"Ayah lihat kan, Abian ngak ngapa ngapain tapi dia malah mukul bian lagi" adu anak itu pada Sanga ayahnya yang masih memegang El.

El mendorong David menjauh dari dirinya " jangan sentuh gua" peringatnya.

"Abian kembali ke mobil, tunggu ayah disana" ucap David

"Tapi yah dia"

"Abian" suara itu sedikit meninggi pertanda tak ingin di bantah, Abian yang tak ingin mendapatkan kemarahan pun pergi karena melihat dari wajah ayahnya seperti tak bisa di ajak main main.

David memastikan Abian benar benar pergi lalu kembali menatap El, ia menatap anak bungsunya itu tangan anak itu masih terkepal kuat.
Ia mengambil tangan itu dan menggenggamnya namun di tepis oleh sang pemilik.

"Gua udah bilang jangan sentuh, masih punya telinga kan" ucapnya.

"El ayah mohon"

"Apa? Kenapa ha? Udah puas liat dramanya udah puas liat gua lemah tertindas dan ngak bisa ngelawan kayak tadi? Udah puas Lo"

"Nak ayah awalanya tak yakin, tapi melihat itu bagaimana luka Abian dan saksi kenapa kamu melakukanya? Apakah benar karena bian melempar bola itu?"

El terkekeh miris " gua bahkan ngak punya waktu sekedar buat natap anak Lo itu, buat apa gua ngotorin tangan gua sama  kuman kayak dia?"

"Dan bahkan kalo iya pun gua ngelakuin itu, gua bahkan bakal lakuin lebih dari itu, paling ngak buat wajah dia sampe enggak berbentuk mungkin cukup karena gua muak liat muka dia"

"Nak ayah memasukkan Abian kesini karena ingin kalian akur lagi nak"

"Rencana Lo bullshit bangsat, apa kata Lo? Akur? Bahkan sampe gua mati pun gua ngak akan pernah akur sama dia ngerti Lo. Dia penyebab hidup gua menderita dan Lo adalah orang yang ikut serta membuat hidup gua berantakan.  Hidup gua udah damai di kota orang, gua bisa cari makan sendiri gua bisa hidup sendiri dan gua ngak butuh dan ngak mau juga liat wajah wajah munafik kayak kalian."

David tertohok dengan ucapan anaknya.

"Selama gua sekolah disini gua ngak pernah sekalipun buat masalah, tapi dengan datengnya anak Lo itu buat hidup gua banyak masalah tau ga, dan Sekaranh liat anak Lo nuduh gua mukul dia sampe gua di skors dari sekolah waww luar biasa banget dia nujukkin kalo dia berkuasa, bahkan kerjaan gua lebih penting dari pada ngurusin anak Lo itu"

"El ayah hanya bertanya itu benar atau tidak, tidak usah memperpanjang masalah"

"Memperpanjang apa? Semua yang gua bilang fakta dan kenyataan kok. Dan kalo Lo anggep gua anak Lo, seharusnya Lo ngomong kan, seharusnya Lo bela gua kan, seharusnya Lo bicara paling ngak nyatain Lo orang tua gua anjing, yang Lo lakuin cuma duduk liat semuanya kan, cuma merhatiin kan bahkan secuil pun Lo enggak bicara. Selama ini pihak sekolah enggak pernah tanya tentang orang tua gua, mereka diam karena gua ngak ngapa ngapain tapi liat kelakuan anak Lo. Lo pikir apa yang harus gua jawab ha? Jawab kalo orang tua gua lagi duduk di depan gua belain anak yang jelas jelas hanya anak pungut dan buang anak kandungnya demi anak pungut itu yang Lo mau, iya?"

"El ayah tahu Ayah salah, tapi kamu liat kan bagaimana luka diwajahnya untuk apa dia berdrama dan melukai wajahnya hanya karena ingin menjelekkan dirimu?"

"Karena memang itu yang dia mau, Lo cuma liat bagaimana sisi baik yang di tunjukkin ke Lo dan ngak pernah tahu sisi licik dia"

"Bilang sama baja Lo buat jangan ganggu gua lagi, kalo bisa jangan tunjukkin wajahnya depan gua siapa tahu gua mukul dia lagi kan, kalo gua pukul bakal gua buat sampe dia kehilangan nyawa"

Plak

"Jangan pernah melukai Abian lagi Elgara, jika kamu melakukanya lagi ayah tak akan segan meghukummu"

Jelas sekali jejak kemerahan di pipi putih El, remaja itu tak bereaksi apapun.

"Haha sudah senang tuan, bagaimana rasanya kembali bisa memukul saya. Bahagia kah, atau ingin lagi? Bagaimana jika menendang saya sekalian mungkin anda akan tambah senang"

Deg

David tertegun baru menyadari apa yang baru saja ia lakukan,  ia kembali memukul anaknya.
Tak sengaja sungguh, ia tak berniat melakukan itu dirinya hanya tak suka ketika El berbicara seperti itu tentang Abian, ia tidak ingin Abian terluka .

"Saya pikir pergi menjauh hidup dari keluarga anda akan membuat saya tenang dan damai, nyatanya saya tetap harus bertemu orang brengsek seperti anda tuan David"

El melenggang pergi, sembari meraba pipinya yang masih terasa panas itu.

Sudah biasa ya, ini sudah biasa bukan dari dulu tindakan kekerasan akan ia dapatkan jika Abian terluka sekalipun bukan dirinya yang berbuat.

Kalian tahu mengapa ia hanya menurut saat disuruh minta maaf tanpa perlawanan dan pembelaan lagi, karena dirinya kalut akan situasi, nyatanya ia tak bisa berbuat apa apa Jiak menyangkut orang tua, dirinya tak punya itu apa yang harus dia lakukan bahkan orang yang menjabat sebagai ayahnya sendiri pun hanya diam, lantas untuk apa dia berharap ada orang tua....


Guyssss jadi nih kitanya double uppp

Maaf kalo kurang yaaa

Semoga suka

Pay pay

Elgara Bramasta  (END)Where stories live. Discover now