part 22

12.2K 1K 96
                                    

El mengendarai motornya hingga sampai ke kostan nya, setelah memarkirkan motor ia langsung masuk kedalam.

El membuang tasnya sembarangan lalu mendudukkan dirinya di atas kursi, emosinya masih belum reda bahkan jika tadi ia tidak memutuskan untuk pergi maka bisa di pastikan Abian akan pulang dalam keadaan cacat, ingat ia bisa sabar namun jika sudah kehabisan maka ia akan membabi buta seperti iblis, tak peduli itu siapapun.

El memejamkan matanya, ia mendengar beberapa bunyi motor yang berhenti di depan kostannya, dan dapat ia tebak itu adalah teman temannya yang mengikuti dirinya.

Satu hal yang El pikirkan saat ini, siapa dirinya telah terungkap pada teman temannya.
Bukannya ingin menipu atau apapun, hanya saja dirinya tidak ingin mereka tahu tentang masa lalu kelamnya, ia tidak ingin dilihat dengan kasihan karena ia benci itu, dia Seperti dianggap seolah olah orang yang paling menyedihkan dan ia benci itu.

Satu persatu temannya masuk, mereka menatap El namun El tidak menatap balik, anak itu hanya tetap memejamkan matanya.

Mereka duduk di samping dirinya, tak mengatakan apa apa hanya diam.
Sampai El bangkit dari duduknya dan hanya mengatakan "gua mau istirahat" hanya itu yang El ucapkan lalu masuk ke dalam kamarnya.

El tidak peduli apakah temannya merespon atau tidak, yang jelas ia hanya membutuhkan tempat istirahat sekarang.

Mungkin sekitar 2 atau 3 jam ia terlelap, kini matanya telah terbuka sempurna ia mengusap wajahnya lalu beralih ke kamar mandi, tubuhnya cukup lengket saat ini.

Sehabis mandi El membersihkan kamarnya sebentar lalu keluar kamar, yang membuat sedikit kaget adalah ia tidak tahu bahwa teman temannya masih disini, ia berpikir bahwa teman temannya pasti sudah pergi ketika ia masuk kamar tadi, namun ternyata tidak sekadar mereka ada di depan tv sedang menonton kartun dua botak kembar itu.

"El dah bangun" sapa erlino yang baru saja dari dapur, El hanya mengangguk lalu ikut duduk di samping ardy.

Dirinya masih diam, ikut memperhatikan tayangan televisi meski pikirannya tak disana.

"Ah elah kok pada diem sih, ngomong ngapa ngomong" decak bintang karena rasanya tidak nyaman jika mereka terdiam seperti ini, biasanya akan ada percakapan tidak bermanfaat serta keributan keributan kecil penambah Susana namun kini hanya sunyi saja.

"Tau Napa pada diem dah" sahut ken.

"Sorry" ucap El.

Para teman temannya serentak menatap dirinya.

"Buat" lanjut Ardy.

"Sorry gua ngak pernah cerita tentang keluarga gua, gua ngak bermaksud"

"Ah udahlah El, biasa aja lagian setiap orang punya pilihan masing masing lah"

"Ya tapi kalian harus liat yang kayak tadi"

"El cekcok itu biasa, apalagi buat remaja seumuran kita" ucap Ardy.

"Enggak sekarang gua bakal ceritain, gua ngak mau nutup nutupin lagi dari kalian, kalian selalu terbuka sama gua tapi gua yang selalu mendem hal hal gua sendiri"

"El kalo ngak bisa ngak usah dipaksa kita juga ngerti kok" ujar erlino.

"Hmm betul tuh" sahut ken.

"Enggak gua yakin, kalian cuma perlu dengerin" jawab el dan ya itu adalah pilihan El jadi mereka akan mendengarkan.

"Kayak yang kalian tahu Abian sama ayahnya David, David Adalah ayah kandung gua, atau bisa di bilang gua bagian dari keluarga mereka. Tapi ada suatu kejadian dimana gua dibuang dari sana setelah mendapatkan beberapa luka fisik, itu terjadi saat gua umur 14 tahun, malam itu gua nemuin ayah buat bicara tapi ternyata kenyataan ngak sesuai ekspektasi gua, malam itu gua di pukul sama ayah habis habisan sampe gua di seret keluar, gua ngak bisa inget apa apa setelah itu karena gua ngak sadarkan diri lagi, yang jelas saat gua buka mata gua udah ada di kota orang yang ngak gua tahu sama sekali, disitu kehidupan gua di mulai lagi, gua bangkit dari semua keterpurukan gua, gua berusaha dan yakinin kalo gua bisa sukses nantinya dan akhirnya gua bisa. Tempat pertama yang bisa Nerima gua adalah bengkel bang Rio, gua kesana dan bang Rio ngajarin gua tentang mesin disana, akhirnya gua bisa itu berlangsung mungkin sekitar 2 atau 4 bulan gua udah lihai kerja, bang Rio akhirnya mutusin buat sekolahin gua lagi awalny gua nolak karena itu bakal repotin dia tapi bang Rio ngancem kalo gua ngak mau sekolah dia bakal pecat gua dan akhirnya gua mau, gua di perlakukan sama kayak karyawan lain gua juga digaji sama, pagi sampe siang gua belajar dan pulang sekolah gua bakal di bengkel. Satu tahun gua tinggal sama bang Rio dan gua mutusin buat ngekost aja karena udah cukup gua ngerepotin dia dan yah sampe gua ketemu kalian di SMA dan sampe sekarang. Awalnya gua kaget karena gua pikir ngak bakal ketemu sama keluarga gua lagi, gua juga ngak berharap, tapi nyatanya tuhan mutusin yang lain. Dia temuin lagi sama mereka, jujur dalam hati gua masih ada sakit ketika ngeliat mereka gua ngak mau terlibat lagi sama mereka"

"Terus Abian?" Tanya Ardy.

"Dia anak angkat, sekitar gua umur 5 atau 4 tahun ayah bawa dia pulang kerumah, dan bilang kalo Abian adalah saudara gua saat itu, gua seneng karena ada temen main yang seumuran sama gua. Tapi kesenangan  itu ngak berlangsung lama, anak itu terus ngelunjak dan mulai nuduh gua dengan hal yang enggak enggak, gua selalu bantah tapi sayangnya ngak ada satupun yang percaya sama gya, mereka lebih percaya Abian dengan segala dramanya, bahkan dia sampe nuduh gua dorong dia dari tangga padahal gua ngak pernah lakuin itu, dan ya bisa kalian lihat sendiri gimana sifatnya kan"

"So tadi itu gimana ceritanya?"

"Ya belakangan ini ayah sama Abang gua mulai deketin gua lagi dan beberapa kali juga ketemu sama gua, dan gua rasa dia berpikir kalo gua bakal rebut lagi keluarga gua dari dia, apa lagi katanya pagi tadi dia minta anterin sekolah sama bang Ravin tadi bang Ravin ngak mau dan bilang mau ke kost gua, dia Dateng pagi tadi sambil bawa sarapan ya gua fine aja karena pagi tadi gua juga butuh buru, Lo juga liat kan mobil hitam yang ngikutin gua tadi? Itu mobil dia" jelas El panjang lebar, ia merasa sangat lega karena sudah menceritakan ini pada teman temannya.

"Wahhh sumpah gua ngak habis pikir tuh sama Abian, bisa bisanya dia ngelakuin itu jelas jelas yang berhak di keluarga Lo kan Lo tapi tu anak beuh bikin gua darah tinggi sama kayak para readers" ucap Ken.

"Betul dan tentang masalah Lo disekolah waktu itu juga dia yang buat kan, mau di apa sih ajg" ujar bintang.

"Wait El seinget gua waktu itu ayah Lo juga Dateng kan pas masalah itu, terus kenapa dia ngak belain Lo?"

"Tu orang kan memang ngak guna, dia cuma liatin" jawab El.

"readers ada rencana ngak buat musnahin Abian?" Ujar Ardy.

Halooo guysss Mimin comeback lagi nihh

Jangan lupa votmen ya

Semoga suka

Pay pay

Elgara Bramasta  (END)Where stories live. Discover now