part 36

13.1K 993 56
                                    

Malam ini El bekerja dari jam empat sore hingga jam dua belas nanti, dan sekarang masih jam sembilan artinya masih ada waktu tiga jam lagi untuk dirinya di bengkel.
Entahlah El merasa ingin cepat pulang, mungkin karena lelah akibat pelanggan yang cukup banyak dari tadi, bahkan saat ia sampai di bengkel sudah ada tiga mobil yang menunggu dirinya, bukan untuk di naiki tapi di perbaiki.
Hal itu sontak membuatnya lelah di tengah memperbaiki satu mobil dua mobil datang kembali, itu cukup memakan waktu karena mobil itu memiliki masalah ya g berbeda beda.
Juga hari ini ia hanya berdua di bengkel dengan bg Rio itu pun bang Rio harus pulang jam tujuh tadi dan akhirnya ia harus sendirian sekarang, sebenarnya bisa saja ia menutup bengkel sekarang dan bang Rio pun tidak akan masalah dengan itu semua, namun itu juga tergantung pada dirinya.

Saat tengah sendiri dan lengah dengan handphonenya El mendengar suara mobil yang berhenti di depan bengkel, sontak ia langsung keluar untuk Melihat siapa yang datang karena itu adalah pelanggan, namun ternyata tidak di luar pemikirannya orang itu adalah Ravin. Ya benar Ravin pemuda itu datang dengan setelan kantor yang masih melekat di tubuhnya, ia menatap El dengan senyum sembari mengangkat sebuah plastik hitam yang El tebak isinya adalah makanan.
Merekapun masuk ke dalam tempat El istirahat tadi.

"Kok bisa kesini?" Tanya El.

"Ya bisa lah, tadi Abang baru pulang kantor di tengah jalan Abang liat orang jual seblak, bakso, siomay, batagor jadi Abang inget kamu suka makanan itu makanya Abang beli, awalnya mau Abang anterin ke kost kamu aja terus Abang inget kalo kamu lagi kerja, yaudah deh Abang ke sini aja" jelas Ravin pada El.

"Lah tumben inget" ucap El sembari membuka bungkusan bungkusan di depannya.

"Bukan tumben memang pengen El, cuma ngak sempet aja"

"Mau ngak" tunjuk El pada seblak yang ia makan.

"Boleh deh" jawab Ravin.

"Eeeet tunggu dulu, emangnya Abang pernah makan makanan ini gitu?"

Ravin langsung menjawab "pernah lah, orang Abang lewat jalan itu terus pas pulang jadi kalo mau bang beli lagian rasanya ngak kalah enak sama makanan restoran "

"Ya bisa jadi kan, bisanya orang holkay ngak makan makanan di jalan gitu"

Ravin memasang wajah masam pada adiknya "holkay amat yang namanya makanan mah tergantung selera Juda dek, lagian rasanya juga enak ko dan lagi pula mereka buatnya juga bersih lah kecuali tempatnya kotor atau segala macem baru Abang ngak mau"

"Ooooo" jawab El memonyongkan bibirnya.

Ravin pun ikutan memakan seblak serta makanan lain yang ia beli tadi, mereka menghabiskan waktu bersama di selingi dengan tawa.

"Aduhh kenyang banget" ujar El menyandarkan tubuhnya di kursi

"Gimana ngak kenyang lah satu plastik semua ini kamu habisin" sahut Ravin.

"Eh jangan fitnah yah, aku ngak habisin itu semua Abang juga ikutan jangan pikun" jawab El.

"Hahahah iya iya, terus kamu mau tutup jam berapa ini, ini dah jam sebelas loh" Ravin menunjukkan jam di ponselnya pada El.

"Bentar lagi El tutup jam dua belas nanti"

"Kok lama banget, kamu besok sekolah loh lagian ini kok cuma kamu sendiri juga yang lainnya mana?" Tanya Ravin.

"Oh bang Rio tadi pulang, bang atenga sama atong cuti karyawan lain juga dah pada pulang tadi sore" jelas El.

"Terus ngak apa apa gitu kamu tinggal sendiri, ngak takut gitu"

"Lah ngapain takut orang dah biasa juga"

"Yaudah Abang temenin deh kamu disini" ujar Ravin ikut menyandarkan tubuhnya.

"Ngak usah, pulang aja lagian Abang pasti capek pulang kantor malah kesini istirahat juga ngak nyaman lagian El juga mau beres beres abis itu pulang lagi"

"Enggak Abang nunggu kamu aja deh" putus Ravin

"Enggak usah, disuruh pulang juga pergi aja ngak papa orang El juga mau pulang sana ini dah malem nanti Abang malah ngantuk bawa mobilnya bahaya" nasihat El.

"Kamu maksa mah" ucap Ravin.

"Bukan maksa tapi nyuruh yah, dari pada Abang disini yang ada malah tambah capek jadi pulang aja yah" El membantu Ravin berdiri memberikan jas serta kunci mobilnya lalu mengiring Ravin kembali ke mobilnya hingga pemuda itu memasuki mobil.
Ravin pun menjalankan mobilnya meninggalkan bengkel El, begitu juga El yang kembali masuk ke dalam dan membersihkan bengkel Seperti yang ia katakan tadi.

Ravin yang tengah mengendarai mobilnya itu seketika membelokkan mobilnya kembali ke bengkel El karena ia ingat meninggalkan ponselnya di sofa tempat mereka makan tadi.
Namun tak jauh dari bengkel El ia melihat mobil hitam yang sejak ia sampai tadi berada disana, bagi orang biasa mungkin itu tidak masalah namun baginya masalah karena ia ingat sekali mobil itu serta plat mobilnya. Itu Adalah mobil yang hampir menabrak El, seakan tahu jika ia memperhatikan mobil itu orang yang berada di dalam sana segera menyalakan mobil dan pergi sontak Ravin langsung mengikuti mobil itu karena feeling-nya tidak baik.
Ia terus mengikuti mobil yang semakin menambah kecepatan tentu saja Ravin ikut, mereka bahkan berpacu di jalan yang cukup lenggang itu.
Namun naas yang terjadi saat tengah mengejar mobil itu Ravin tidak memperhatikan jalan yang ada di depannya, sehingga tanpa terelakkan sebuah mobil dari arah berlawan menabrak mobilnya.
Kejadian itu berlangsung sangat cepat namun memberikan hasil yang sangat mengerikan, bagian depan mobil Ravin hampir hancur karena tabrakan itu, begitu juga dengan mobil yang menabraknya mereka sama sama dalam keadaan parah.
Para pengendara serta warga yang ada di sekitar langsung berbondong bondong untuk membantu Ravin serta orang itu.
Mereka segera mengeluarkan Ravin dari mobil, sedikit susah namun mereka berhasil. Mereka membawa Ravin ke tepi jalan di saat yang bersamaan pula mobil Ravin seketika meledak, untung saja mereka sudah menyelamatkan Ravin.

"Pak telefon ambulan" ucap salah satu warga disana.

Kondisi Ravin tidak bisa di katakan baik baik saja, darah keluar dari kepalanya, kemungkinan kakinya retak.
Hal itu tak jauh berbeda dari pengendara mobil lainnya yang juga terluka, namun kondisinya sedikit lebih baik dari pada Ravin.

Kita tinggalkan Ravin terlebih dahulu dan kembali pada El yang sudah siap untuk pulang, setelah membereskan bengkel dan mengganti bajunya ia pun mengunci bengkel dan menaiki motornya.
Namun perasaannya sedikit resah, entah kenapa ia memikirkan Ravin sedari tadi. Ia berencana untuk menghubungi Ravin setelah sampai di kost nanti.

El pun menjalankan motornya untuk pulang.

Selama perjalanan El terus memperhatikan motor yang ada di belakangnya, motor itu terus mengikuti dirinya di mulai saat ia keluar dari bengkel.
El menambah kecepatan motornya untuk menghindari orang itu, namun bukannya tertinggal orang itu juga semakin menambah kecepatannya.
El memperhatikan orang itu, postur tubuhnya ia mengelani itu ia tahu siapa itu, ia tidak tahu apa yang orang itu inginkan namun yang jelas satu orang itu sedari tadi berusaha untuk menjatuhkan dirinya.

Semakin tinggi laju kendaraan yang mereka bawa hingga mereka tidak menyadari lampu mereka yang jelas jelas ada di depan mata, Kendaraan itu terus melaju pada perempatan jalan hingga.

Brakk

Truk besar itu berhenti ketika dua pengendara bermotor terpental jauh, motor itu hancur, dua pemuda itu tergeletak di tengah jalan yang ramai.
Darah merembes dari tubuh.

"B bang r ra Ravin" lirih El sebelum mata yang indah itu tertutup rapat.

Guysss Mimin comeback lagi nihh

Votmen  ya

Kita sedang menuju akhir

Elgara Bramasta  (END)Where stories live. Discover now