part 5

18.8K 1.3K 42
                                    

"El hari ini kerja ngak?" Tanya Ardy.

"Iya, Napa?"

"Sampe jam?"

"Kayaknya jam sembilan atau 10 deh, kata bang Rio tadi ada yang nganterin mobil tapi belum di periskanya, dia nyuruh gua" ujar El.

"Yah terus nanti lu ngak bisa ikut donk" ucap Ken.

"Lah emang mau kemana?"

"Ck ini nih jadinya kalo banyak makan micin belum tua udah lupa, baru aja tadi istirahat gua bilang"

"Oooh iya heheh lupa gua" cengir El

"Iiii iyi hihihi lipi gii"

El hanya menyengir, karena memang ia lupa. El bukan anak yang selalu keluar untuk guru hara sana sini, karena waktunya lebih banyak di habiskan untuk belajar dan bekerja.

Walau begitupun ia tetap punya waktu untuk bermain.
Ia ingin membuktikan kepada orang orang yang dulu membuangnya bawah dirinya bisa bangkit dan besar tanpa mereka.
Dan ia akan wujudkan itu.

Setelah berunding tentang rencana kumpul kumpul mereka yang memutuskan akan berkumpul jam 11 nanti sehabis El pulang kerja.

Tak ada yang penting sebenarnya, namun bagi anak anak muda seperti mereka berkumpul itu mempunyai kesenangan tertentu.

Aktivitas pelajaran berakhir pada jam 3 sore, maklum selama 2 tahun pandemi ini yang mereka lakukan adalah pembelajaran secara daring, dan waktu belajar pun cukup singkat. Dan sekarang sudah kembali pada masa normal lagi.
Sebenarnya agak susah untuk kembali menyesuaikan diri dengan aturan aturan baru, apalagi pembelajaran yang biasa kita lengah kini hampir seharian ada di sekolah.

Jujur kalian suka offline atau online?

Teman teman El sudah pada pulang, begitu juga dengan dirinya yang akanq menuju kost an untuk mengganti seragam serta makan dulu untuk isi energi.

Ditengah perjalan ia melihat seorang anak laki laki yang mungkin kisaran umur 8 atau 9 tahun yang tengah berjualan kerupuk.
El memberhentikan motornya dan berjalan menuju anak itu.

"Dek" sapa El.

"Eh iya, mau beli kerupuk bang" tawar boca itu dengan wajah penuh harap.

El tersenyum lalu mengangguk " Abang beli 3 yah"

Anak itu tersenyum bahagia " wah beneran bang?"

El mengangguk  membenarkan ucapan ucap itu, ia duduk di samping anak itu sembari memperhatikan anak itu.

"Kamu enggak sekolah?" Tanyanya

"Enggak bang" jawab anak itu menunduk.

"Kenapa?" Tanya El lagi.

"Aldo enggak punya uang buat sekolah" lirih anak itu.

"Orang tuanya mana?"

"Aldo punya ibu tapi enggak punya ayah"

"Terus ibunya dimana"

"Ibu dirumah"

"Kenapa enggak ibu yang jualan? Dia sehat kan?"

Anak itu mengangguk.

"Ibu nyuruh Aldo buat jualan,  jualan Aldo harus habis.Nanti uangnya di kasih sama ibu, kalo jualannya ngak habis Aldo bakal kena marah" jelas anak itu.

"Aldo pengen sekolah tapi ibu bilang, kalo Aldo sekolah bakal susahin ibu jadi Aldo enggak sekolah."

El meringis pelan mendengar cerita anak itu, dia masih sangat kecil untuk merasakan itu semua.
Ia memang juga kena marah, tapi setidaknya dia masih di biayai saat itu.

Elgara Bramasta  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang