part 7

16.7K 1.2K 17
                                    

Seperti sebelumnya ini adalah hari Minggu di mana hari libur bagi para pekerja dan siswa.
Termasuk juga El yang sudah bangun dari pagi tadi.
Seperti kebanyakan orang yang biasanya olahraga pagi, El pun juga melakukan itu.
Hari ini ia memilih untuk lari pagi di taman yang tak jauh dari kost an nya, dan ya taman cukup ramai dengan para muda mudi juga bapak 2 dan ibuk 2 yang ikut olahraga.

Setelah melakukan sedikit peregangan pada otot ototnya el memutuskan untuk duduk di salah satu kursi taman sembari meminum air mineral yang sempat ia beli tadi.

El memperhatikan sekitar taman yang juga cukup banyak para bocil bocil yang berkeliaran, namun entah kenapa sedari tadi perasaan El tidak tenang. Ia merasa ada yang mengawasi dirinya sejak tadi tapi ia tidak tahu siapa dan dimana.

Ia menengok Kanan kiri melihat apakah ada sesuatu yang aneh, namun nihil tidak apa apapun.
Ia berusaha positif thinking mungkin ini hanya perasaanya saja.
Setelah merasa cukup mengistirahatkan tubuhnya El kembali melanjutkan olahraga sebentar seperti push up, sit up, pull up dan lain lainnya dan sehabis itu ia memutuskan untuk kembali ke kots annya

Selama perjalanan  El selalu menengok ke belakang memperhatikan mobil hitam yang ia rasa sedari tadi mengikuti dirinya, sebenarnya bukan gr atau gimana. Namun tentu jelas mana orang yang lewat dan mana yang mengikuti.
El mempercepat langkahnya sedikit berlari kecil, supaya tidak terlalu terlihat jika ia kabur.
Sesampainya di perempatan jalan  ia langsung berlari kencang.

"Hosh hosh hosh" El berusaha mengatur nafasnya yang ngos ngosan akibat berlari tadi.
Ia melihat jalanan sudah tak ada mobil yang tadi, berarti ia aman.

"Siapa sih" pikir el, setelah sekali lagi memastikan bahwa tidak ada orang El memutuskan untuk masuk dan membersihkan dirinya.

Tanpa ia sadari bahwa ada seseorang yang memperhatikan dirinya sejak tadi.

"Lapor tuan kami sudah menemukan lokasinya"

"......."

"Dia tampak sehat tuan"

"Awasi dia terus"

"Baik tuan"

Sekilas itulah percakapan mereka.

El keluar dari kamar mandi dengan wajah yang tampak lebih segar, ia memakai pakaiannya setelah itu ia merapikan kamarnya yang tampak sedikit berantakan, maklum lh kamar cowo.

Saat tengah merapikan kamar ia mendengar suara ketokan pintu di depan, awalnya ia biarkan karena mengira itu tetangga nya mungkin.
Tapi ketika itu tidak berhenti akhirnya ia memutuskan untuk ke depan.
Sebelum membuka pintu ia mengintip dulu dari balik jendela untuk melihat siapa yang datang, karena ia sedikit curiga pasalnya tak ada orang yang tahu kostannya selain teman-temannya.

El terbelalak ketika melihat orang di luar itu, mereka berjumlah sekitar lima orang. Dengan postur tubuh yang tidak bisa di bilang kecil, pakaiannya serba hitam.

"Anjir ada dukun" refleks El, ia segera menutup multnya karena suara yang ia keluarkan cukup besar sehingga membuat orang diluar sana mengalihkan perhatiannya.

El segera bersembunyi di belakang pintu ketika orang orang itu mengintip dari jendela luar.

"Anjir tu orang siapa, pake ngintip segala lagi. Mana kost an pada kosong lagi" gumam El sedikit khawatir pasalnya memang ia sendiri di kostan tetangganya pun juga tidak ada, tidak tahu kemana.

Orang itu terus mengetuk pintu, El memilih untuk tetap diam hingga hampir setengah jam orang itu tetap berada di depan rumahnya.

Dengan keberanian yang di berani beranikan El secara perlahan membuka pintu, dan lihat orang itu dengan tegapnya berdiri disana.

"Maaf cari siapa ya Mbah, eh mbak, eh mas maksudnya typo saya hehe" cengir El canggung.

"Tuan mari ikut kami" ucap salah satu dari mereka yang sepertinya adalah ketua disana.

"Eh eh ngapain, kalian siapa"  El was was karena mereka bergerak maju.

"Kami hanya mengikuti perintah"

"Heh perintah siape, lagian kita enggak kenal ye. Main bawa bawa aja saya siapa anda siapa?" Ucap El.

"Menurut lah tuan sebelum kami bermain kasar"

"Enggak gua bilang ya" namun sepertinya orang itu tak mendengarkan dirinya, mereka tetap memaksa El hingga menarik narik tangannya.

Dengan sekuat tenaga El melepaskan pegangan tangan orang itu, ia melemparkan kursi yang  ada di dekat pintu, lalu masuk dan berusaha menutup pintu namun orang itu lebih cepat darinya sebelum El mengunci pintu orang itu lebih dahulu mendorongnya.

"Bangsat lu siapa, jangan ganggu gua" teriak El frustasi.

El berhasil mengunci pintu, lalu menarik meja serta kursi untuk menahan pintu tersebut.
Lalu ia berlari menuju pintu belakang ,memakai sendal lalu kabur dari sana.
Untung kostnya ini terletak di pinggir jalan, sehingga itu memudahkan dirinya untuk kabur.

El mengstop salah satu taksi, " pak jalan kemangi no 4 ya" ucap El  "cepet pak" desaknya pada sang sopir.

Selama perjalanan ia selalu melihat kebelakang takut takut orang tadi mengikuti dirinya.

"Sudah sampai mas" ucap sopir taksi, El merogoh saku nya namun langsung panik karena tidak menemukan uang sepeserpun di sakunya.

"Emm pak tunggu disini bentar ya, bentarrr banget, Saya mau kerumah itu bentar" tunjuk El pada rumah yang ada di depan mereka.

"Iya mas" jawab sopir taksi

El segara masuk kedalam rumah itu tanpa permisi, memasuki salah satu kamar.

"Ar bangun pinjemin gua uang cepet" ujarnya sembari menarik narik tangan temannya itu.

"Astaghfirullah El, lu ganggu njir gua mau tidur" jawab Ardy.

"Cepetan bego, darurat"

Karena desakan el, ardy pun bangun

"Apaan?"

"Pinjemin gua duit 100" ucapnya sembari mengadakan tangannya.

Ardy mengambil dompet di atas meja lalu memberikan uang seratus ribu kepada El.

El pun segera keluar menghampiri supir taksi yang sudah menunggunya.

"Pak ini uangnya, makasih ya pak"

"Sama sama mas"

Lalu El kembali masuk ke dalam, disana sudah ada Ardy yang duduk di sofa menunggunya.

"Lu kenapa?" Tanya Ardy.

"Di kost gua ada dukun"

"Dukun? Ngapain jangan jangan lu mau santet orang ya" tuduh Ardy.

"Ck bukan bego, salah bukan dukun tapi gua enggak tahu siapa. Badannya besar bajunya item item, mereka mau nyulik gua anjir"

"Yang bener bego"

"Beneran ngapain gua boong, gua tahu mereka siapa. Cuma mereka malah manggil gua tuan"

Baik Ardy sudah mulai berpikir serius.

"Mereka ngak ngapa ngapain Lo kan?"

" Mereka sempet mau bawa gua, untung gua bisa kabur tadi lewat pintu belakang" ceritanya

"Jadi lu kesini naik apa?"

"Taksi, makanya gua minta sama lu soalnya gua enggak bawa uang"

" Yaudah Lo disini dulu aja, nanti kita kabarin anak anak"

Hayy guyssss Mimin combcak lagi nihhh.

Maaf ya kemaren enggak sempet update soalnya Mimin ketiduran.

Maaf ya kalo part-nya kurang feel.

Jangan lupa votmen ya

Pay pay

Elgara Bramasta  (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora