Sembilan

628 16 0
                                    

Selamat datang di duniaku!!

Jangan lupa vote dan komen

Selamat membaca!

.
.
.

Seperti pagi biasanya. Setiap rumah memiliki dapur yang terkepul asap, akibat kegiatan memasak untuk sarapan.

Nenek Salma memindahkan kacang panjang yang sudah dipotong-potong ke dalam wajan berukuran sedang tersebut. Sedangkan Arun masih sibuk dengan cucian piringnya.

Begitu Arun selesai membereskan piring-piringnya, tak lama masakan nenek Salma pun siap untuk dihidangkan.

"Run, sini makan dulu" ajak nenek Salma.

Arun berjalan sambil membetulkan cepolan rambutnya menghampiri sang nenek, "iya nek" balas Arun.

Mereka sarapan dengan tenang, hanya suara sendok dan piring yang saling bersahutan.

"Kuliah kamu teh, kapan selesainya?" tanya sang nenek saat mereka selesai sarapan.

"Bentar lagi kok nek" ucap Arun.

Salma bangun dari duduknya, tangannya mulai membawa piring kosong untuk ditumpuk tepat dihadapannya. Namun tiba-tiba sebuah tangan lebih dulu mengambilnya.

"Nenek duduk aja, biar Arun yang beresin" ujar Arun sambil membawa tumpukan piring tersebut.

"Nenek tunggu di depan ya Run?" ucap Salma.

"IYA NEK" balas Arun dari belakang sana, tempat mencuci piring.

Sederhana. Mungkin itu kata yang tepat untuk keadaan tadi, namun berbeda dengan suasana di rumah ini.

"Ilham jawab jujur pertanyaan papah!" ucap Broto setelah mereka selesai sarapan.

Ilham dibuat bingung saat mendengar perkataan papanya, "Soal apa ya pah?" ucap Ilham sambil membersihkan mulutnya dengan tisu.

"Bio"

"Heem, kenapa sama dia pah?" tanya Ilham.

"Harusnya papah yang tanya, kenapa dia itu? Cuma suruh bawa Arun kembali ke cafe aja gak bisa!" Ucap Broto kesal.

"Mas jangan marah-marah" nasehat sang istri, Nita.

"Kalo soal itu, Ilham juga gak tau pah. Bio bilang dia udah berusaha bujuk Arun tapi emang cewek itu aja yang keras kepala" jelas Ilham.

"Siapa Arun?" tanya Adit yang sedari tadi hanya diam.

"Karyawan di cafe" balas Ilham.

"Cucu nenek Salma, kamu taukan Adit?" Ujar Broto.

"Cewek?" ujar Adit.

"Iyalah bang! Lo ngeselin banget sih sekalinya ngomong" balas Ilham.

Adit memang terkenal dengan sikap nya yang dingin dan cuek pada sekitarnya.
Jika bukan masalah kantor Adit akan tetap santai tak ingin ikut campur ke dalamnya.

WHY ME?//WHY NOT?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang