Tigapuluhenam ⚠️⚠️

978 18 0
                                    

Selamat Datang di Duniaku.

Jangan Lupa Vote dan Komen.




Selamat Membaca!

.

.

.










Eitsss! Bagi yang belum cukup umur ..
Cukupin dulu umurnya yaa.

Sekedar mengingatkan, author sangat cukup umur yaa 😆.

Kalo gak suka bisa di skip ya.












"Kamu maafin saya?" tanya Bio saat Arun sudah merasa sedikit tenang.

Arun langsung menganggukan kepala. Hidungnya memerah akibat menangis, bagaimana Arun tidak langsung memaafkan Bio langsung memeluknya saat air mata sebelah kirinya baru saja keluar.

"Coba panggil aku" ujar Bio.

"Ngapain minta dipanggil? Kan ini ..."

Perkataan Arun terhenti saat Bio berekspresi dengan menaikan sebelah alisnya, "oke. Kak Bio" ucap Arun pasrah.

Bio langsung tersenyum lalu mengacak rambut Arun, "jangan diacak-acak!" protes Arun.

"Engga, masih rapi kok. Gak ada yang berantakan" jelas Bio.

"Ada tau".

"Engga ada".

Bio memperhatikan rambut Arun mencoba mencari apa yang berantakan.

"Hati aku" balas Arun pelan sambil membenarkan posisi duduknya untuk menghadap jalan.

Bio tersenyum, saat ini Bio langsung menjalankan mobilnya kembali dengan masih dengan salah tingkahnya.

Arun yang mengetahui hal itu juga hanya bisa tersenyum sambil sesekali mengamati Bio melalui ekor matanya.

"Eh, ini kita mau kemana?" tanya Arun dengan kebingungannya.

Arun kebingungan saat menyadari laju mobil mereka tidak menuju ke arah rumah, "saya mau nunjukin sesuatu buat kamu" balas Bio.

Sepanjang perjalanan yang mereka lalui. Arun disuguhi oleh pemandangan kebun teh yang luas dan begitu indah. Ada beberapa tempat yang terlihat indah karena dihiasi lampu-lampu kecil, sepertinya itu merupakan tempat wisata didaerah tersebut.

Perjalanan yang cukup lama hingga saat ini tepat pukul delapan malam. Namun sepuluh menit kemudian barulah mobil mereka berhenti.

Arun memandang sebuah rumah yang cukup mewah tepat berada di depannya. Tak kalah indah dengan pemandangan yang ada di hadapan rumah tersebut.

"Ini ... rumah siapa?" tanya Arun dengan hati-hati.

Bio yang sedang berusaha membuka sabuk pengamannya, "ini vila sayang" balas Bio.

Arun yang mendengar hal tersebut langsung memutar matanya dengan malas, "ngapain sih kak kita ke sini?" tanya Arun.

"Udah sekarang kita turun dulu" ujar Bio.

WHY ME?//WHY NOT?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang