Empatpuluhsatu

368 20 0
                                    

Selamat Datang Di Duniaku.

Jangan Lupa Vote dan Komen.














Selamat Membaca!




.



.


.












"Kak?" panggil Arun.

"Hmm" balas Bio sambil melihat ke arah Arun yang sedang mengupas jagung tersebut.

"Orang bisa bilang cinta dan sayang tanpa perasaan kan?" tanya Arun.

Mendengar itu seketika tangan Bio berhenti bergerak.

Kembali mengarahkan kipas kecil untuk menghidupkan arang. Jangan kaget tempat untuk membakar jagung mereka merupakan alat seperti alat bakaran sate yang memiliki ruang panjang untuk arang.

"Bukannya banyak juga orang yang punya rasa cinta dan sayang, tapi mereka memilih untuk enggak mau mengakui itu dengan alasan masing-masing, ya kan?" Bio membalas dengan pertanyaan kembali.

"Iya sih. Tapi kan ..." Arun menjeda perkataannya sambil mendorong tusukan bambu ditangannya pada jagung.

"Jagungnya udah?" tanya Bio yang saat ini sudah duduk berjongkok dihadapan Arun.

Arun memberikan empat jagung yang sudah siap pada Bio lalu Bio menerimanya, "jangan terlalu dipikirin, hal yang buat kamu gak nyaman".

Bio mencolek hidung Arun yang sedang menatap Bio, "ihh, tangan kak Bio bekas arang, pasti item!" keluh Arun.

Namun Bio yang sudah bangun dari hadapan Arun hanya tersenyum. Apalagi saat ini Arun langsung berlari menuju wastafel untuk melihat dirinya dicermin. Siapatahu Bio meninggalkan jejak hitam untuk mengerjainya.

Karena bara api yang stabil membuat jagung matang dengan sempurna. Untuk olesan kulkas di Villa ini ternyata menyiapkan banyak perbumbuan. Mungkin karena mereka laki-laki sehingga ada beberapa makanan dan bunbu instan pun sudah tersedia.

"Gak ada kan?" ujar Bio saat Arun sudah berdiri disampingnya.

Bugh.

Arun memukul lengan Bio, "iseng banget sih!" Arun masih dengan mode kesalnya.

Bio hanya tersenyum meski tidak mengeluh kesakitan karena memang tenaga Arun tidak begitu keras bagi Bio, "aku mau dong, bolak-balik jagungnya" pinta Arun sambil menyodorkan tangannya.

"Enggak! Mending kamu duduk aja" tolak Bio.

"Kak, aku bisa kok. Itu kan ada empat jagungnya kita dua-dua. Sini ah" Arun berusaha merebut jagung dari kedua tangan Bio.

"Bahaya Run, ini api".

"Itu cuma bara aja kak".

"Enggak!"

Arun memutar bola matanya malas, "ishh, asal kakak tau ya! Aku tuh bisa sendiri tau gak kalo cuma bakar jagung kayak gini mah" ucap Arun.

WHY ME?//WHY NOT?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang