Empatpuluhlima

111 9 1
                                    

Selamat Datang Di Duniaku.

Jangan Lupa Vote dan Komen.

Selamat Membaca!

.

.

.

"Jangan nangis. Saya cuma butuh penjelasan" ucap Bio dengan wajah datar.

Sedangkan Arun langsung menengadahkan wajahnya ke atas, hal itu dilakukan supaya air mata Arun tidak turun alias dia tidak menangis dihadapan Bio.

"Gak.perlu.ada.yang.dijelaskan!" balas Arun penuh penekanan.

Bio ikut menatapnya saat Arun juga menatap matanya kali ini, "kenapa dari semalam telpon saya gak kamu jawab?" tanya Bio.

"Saya lagi sibuk. Semalem saya ada tamu" balas Arun.

Jika terus beradu pandangan dengan Bio, bisa-bisa Arun ketahuan berbohong. Arun memutuskan untuk kembali ke samping ranjangnya dan merapihkan tempat tidurnya.

"Tia?".

"Itu tau".

Bio menghela napasnya, "dia bertamu atau kamu yang minta untuk ditemani karena kamu sedang galau" Bio terus berusaha mengorek informasi dari sang pelaku.

"Bukan urusan lo!" sentak Arun.

Mendengar kata-kata Arun membuat Bio kembali tersulut emosinya.

"Arun! Sebenarnya kamu ini kenapa sih? Kalo saya ada salah bilang salah saya apa!" ujar Bio.

Arun tidak langsung menjawab malah sibuk membersihkan kasur menggunkan sapu lidi ditangannya, "lo aja bilang itu gak salah, terus apa hak gue kalo bilang itu sesuatu yang salah" ucap Arun dengan menohok.

"Sekarang gini aja deh. Jujur gue capek. Diantara kita kembali aja kayak awal dulu, gak usah minta hormat di hormati. Jalanin hidup masing-masing, lo mau dekat sama cewek manapun dan siapapun terserah begitu juga dengan gue. Lo gak boleh ikut campur" Arun menggunakan telunjuknya untuk menunjuk Bio.

"Cewek manapun?" tanya Bio heran.

"Soal cerai. Lo tenang aja gue gak akan ungkit dulu karena gue cukup malu dan tau diri. Baru beberapa hari yang lalu didepan pak Broto kita baikan dan yahh endingnya tetap sama. Gue juga punya prinsip" jelas Arun.

"Kamu ..."

"Satu lagi, gak usah pake sebutan 'aku-kamu' ganti aja itu. Ganti lo sama gue, oke" Arun bukan meminta persetujuan melainkan memaksakan keinginan.

"Udah?" tanya Bio sambil mendekat kearah Arun yang sedang duduk dipinggiran kasur miliknya.

Arun hanya menatap penuh selidik pada Bio karena tiba-tiba berjalan mendekatinya, "kamu cemburu liat saya sama Keisya?" tanya Bio.

Setelah mendengar penuturan Arun, Bio bisa mengambil kesimpulan kalau istrinya saat ini tengah galau dan sejak tadi menyuruh dirinya untuk mendekati wanita lain.

"Gak!".

Bio tersenyum bukannya Arun memberikan penjelasan malah sebaliknya seolah Bio dapat menebak dengan tepat inti permasalahannya.

WHY ME?//WHY NOT?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang