Duapuluh

566 17 0
                                    

Selamat Datang Di Duniaku!

Jangan lupa Vote dan komen.

Selamat membaca.

.

.

.



Arun mengedipkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk melalui jendela kamarnya. Saat ini tubuh Arun masih terasa lemas meski sudah tidur semalaman.

Kejadian semalam kembali berputar di dalam kepala Arun. Dimana Bio memeluknya hingga berusaha menyuapi Arun dan membantu Arun meminum obat. Bahkan Bio sampai membantu Arun menarik selimutnya untuk beristirahat malam itu.

Namun pagi ini tidak terlihat Bio didalam kamar Arun. Mungkin Bio sudah kembali ke kamarnya saat Arun sudah tertidur pulas.

"Hari ini gue izin dulu aja deh" monolog Arun.

Tangan Arun mencoba mencari ponselnya di atas meja di samping ranjang tersebut. Saat mendapatkannya Arun langsung mencari nomor kontak Tia dan segera memekan menu panggil di layar ponselnya.

"Hallo Ti" sapa Arun sambil mencoba menarik tubuhnya agar bisa bersandar di sandaran ranjang tersebut.

"Lemes amat lo, sakit?" tanya Tia.

"Heem, tolong izinin gue ya? Badan gue masih lemes banget, gak sanggup kalo harus ke kampus".

"Abis diapain lo sama si Bio?".

"Diapain apa sih?!!, gue demam semalem gara-gara kemarin kehujanan waktu pulang" jelas Arun agar Tia tidak salah paham nantinya.

"Ohh, kirain. Ya udah iya nanti gue izinin. Nanti selesai kelas gue kesitu deh"

"Okee, thanks ya" ujar Arun lalu menutup panggilan telponnya.

Arun meletakan kembali ponselnya lalu memejamkan sebentar matanya. Hanya lima menit Arun kembali membuka matanya dan berniat untuk keluar. Arun cukup tahu diri saat ini, meski dirinya sakit bukan berarti Arun menghindar dari tugasnya untuk membereskan rumah ini.

Arun langsung membuka pintu kamarnya dan pemandangan yang pertama dilihat adalah sepi. Tidak ada siapa-siapa, begitu pun dengan lantai atas tidak ada aktifitas apapun.

"Udah pergi ke cafe kayaknya" monolog Arun.

Arun memilih melangkahkan kakinya menuju dapur terlebih dahulu. Benar saja saat sampai di dapur terlihat beberapa piring dan gelas kotor bekas mereka semalam. Arun mengambil asal karet yang terdapat di atas meja lalu ia gunakan untuk mengikat rambutnya dengan cepol asal.

Setelah itu, Arun mulai menghidupkan kran dan mencuci piring dan gelas tersebut. Tidak berhenti sampai disitu Arun pulang langsung menyapu, mengepel dan mencui baju. Untungnya badan Arun bisa diajak kompromi tidak terasa lemas saat dirinya melakukan pekerjaan rumah tersebut.

Mulai pukul setengah sembilan dan Arun tepat menyelesaikan semua pekerjaan rumah pada jam menunjukan angka dua belas pas. Arun sudah mandi dan membasahi rambutnya karena terasa lengket akibat keringat yang keluar saat dirinya melakukan pekerjaan rumah tadi.

WHY ME?//WHY NOT?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang