Empatpuluhtujuh

184 13 1
                                    

Selamat Datang Di Duniaku.

Jangan Lupa Vote dan Komen.














Selamat Membaca!

.

.

.












Setelah selesai dengan urusan di kampus, Arun saat ini sudah kembali berada di Cafe untuk bekerja.

Sejak pertama kali datang di Cafe Arun tidak banyak bicara bahkan tersenyum pun hanya pada pelanggan yang datang. Dan sejak tadi Arun pun belum bertemu dengan Bio. Entah kemana laki-laki itu karena Arun pun tidak mungkin masuk sesuka hati kedalam ruangan Bio.

"Sariawan lo?" tanya Haikal sambil membawa kertas struk pemesanan.

"Gak" balas Arun.

"Lo diem mulu dari tadi, ngirit lo?" lagi-lagi Haikal mencoba memancing Arun untuk berbicara.

"Gue lagi gak mood, jangan ganggu deh!" ucap Arun dengan wajah kesalnya.

"Kenapa nih?" tanya Dimas yang baru saja bergabung dengan mereka.

Haikal langsung menunjuk Arun dengan mulutnya pada Dimas. Sedangkan ekspresi Arun saat ini terlihat sangat bete.

"Ide lo kayaknya berhasil Run buat ni Cafe jadi balik kayak dulu lagi" ucap Dimas dengan santai.

Arun langsung melihat ke arah Dimas, "masih perlu satu bulan bang buat mastiinnya" balas Arun.

"Tapi kan ini juga termasuk awal yang bagus Run" ucap Dimas.

Renovasi Cafe memang sudah selesai dan bisa dilihat saat ini beberapa orang mulai memasuki Area Cafe. Namun sesekali ternyata mereka berhenti untuk berfoto di tempat yang aesthetic untuk di post di akun sosial media mereka masing-masing.

"Tau, udah mulai bagus nihh. Muka lo jangan begitu Run, nanti orang-orang malah pada kabur" Haikal memperingati Arun.

Arun langsung menarik napas dan membuangnya secara perlahan. Arun langsung menarik sudut bibirnya secara paksa hingga membentuk senyuman.

"Udah" ucap Arun.

Haikal langsung menunjukan ibu jari tangannya pada Arun, "baguss" ujar Haikal.

"Udah lah Kal jangan gangguin Arun terus. Sana balik kerja lagi" usir Dimas sambil menepuk pundak Haikal.

"Iya elah, ini juga mau!" Haikal langsung melangkah pergi meninggalkan mereka berdua menuju meja yang baru saja di isi oleh dua wanita.

Tringg

Telpon dihadapan Arun berbunyi, "Hallo" jawab Arun setelah mengangkat gagang telpon tersebut.

"Keruangan saya sekarang" ujar Bio.

Arun terdiam. Sedangkan Dimas masih menatapnya sambil mengangkat kedua alisnya, "kenapa?" tanya Dimas.

"Baik pak" Arun langsung menutup panggilan tersebut.

"Pak Bio?" tanya Dimas.

WHY ME?//WHY NOT?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang