Delapanbelas

505 13 0
                                    

Selamat Datang Di Duniaku!

Jangan lupa vote dan komen.

Selamat membaca.

.

.

.




"Ehmm, gue ada kelas pagi. Gue siap-siap dulu".

Arun langsung masuk ke dalam kamarnya. Enggan menjawab maupun menanggapi pertanyaan Ilham yang memang benar adanya. Akan kacau jika nanti Ilham tahu kebenarannya dan memberitahukan pada papanya.

"Gue? Lo berdua ngomong pake lo-gue?" Pertanyaan kembali terlontar dari mulur Ilham.

Bio yang sudah mulai terserang langsung bangun dari kursinya, "mending lo pergi deh bang, ke vila atau kemana kek!" usir Bio.

"Jawab gue dulu, baru gue mau pergi dari sini".

"Lo mau aduin sama bokap?" tanya Bio dengan wajah seriusnya.

"Tergantung".

Bio menggaruk kepalanya yang tidak gatal tersebut. Bio percaya jika Ilham bukan tipe orang yang akan mengadu domba namun entah mengapa terasa sulit bagi Bio untuk mengungkapkan fakta yang sebenarnya.

"Gue sama Arun, belum bisa kalo harus sama-sama bang. Benar, kita berdua pisah kamar dan panggilan kita orang satu sama lain itu Lo-Gue" Bio memberiakan jawaban bahwa semua perkataan dan pertanyaan Ilham adalah benar itu yang terjadi.

Ilham tidak langsung menyalah mereka berdua atas apa yang terjadi saat ini. Bagaimanapun juga pasti akan berat, Ilham mengandaikan posisinya yang ada di Bio saat ini mungkin akan melakukan hal yang sama.

"Gue gak akan bilang sama papa soal ini, tapi satu hal gue minta sama lo" ujar Ilham sambil menjeda perkataannya.

Bio menatap dengan serius apa yang akan menjadi permintaan Ilham kali ini, "lo tetap harus punya tanggung jawab atas Arun, mau gimanapun lo tetap suaminya menurut status. Papa ngelakuin ini pasti ada tujuannya" ujar Ilham.

Bio menganggukan kepala, "ya jelas lah tujuannya buang gue dari keluarga!".

"Enggak lo salah, semenjak gak ada lo di rumah. Sekarang gue yang kena kultum papa" keluh Ilham dengan wajah lesu.

Bio tersenyum, akhirnya dia mendengar keluhan dari kakaknya. Memang selama ini kesalahan seolah nampak pada Bio apapun itu. Padahal jika dilihat lagi kesalahan Ilham lah yang sebenarnya yang harus tepat mendapatka ocehan dari Broto. Namun saat ada Bio, Ilham masih bisa menghindar namun sekarang terkuaklah semua sifat asli dari Ilham.

Ilham mengambil satu roti dari piring dan langsung melapnya, "gue ke Vila dulu" pamit Ilham sambil berjalan keluar dari rumah Bio.

"Okehh, hati-hati" balas Bio.

Setelah kepergian Ilham, Bio kembali menarik kursi untuk duduk sambil menikmati roti yang masih hangat tersebut.

Krek!

Pintu kamar Arun terbuka, anehnya hanya kepala Arun yang nongol dari celah pintu tersebut, "lo ngapain?" tanya Bio sambil mengunyah roti di dalam mulutnya.

"Bang Ilham .. udah pulang?" tanya Arun ragu-ragu.

"Udah, dia ke Vila. Lo mending pake baju dulu deh" ujar Bio.

WHY ME?//WHY NOT?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang