Duapuluhsatu

528 16 0
                                    

Selamat Datang Di Duniaku!

Jangan Lupa Vote dan Komen.

Selamat Membaca.

.

.

.

.




"Shuttt, suami lo tuh!"

Tia menyenggol lengan Arun saat mereks sedang berdiri di wastafel sambil mencuci tangan dan beberapa alat makan yang sebenarnya tidak kotor itu.

"Apasih! Biarin aja lah" balas Arun dengan nada tidak suka.

"Arun?" panggil Bio.

Arun yang mendengar itu harus menarik napasnya dulu baru menghadap ke arah Bio yang berada di bekangnya, "iya, kenapa?" balas Arun.

"Udah gue bilangin juga, ngeyel sih!" gumam Tia yang masih bisa di dengan oleh Arun.

Saat mencuci tangan tadi Tia memang sesekali melihat ke arah Bio yang berdiri sambil menatap Arun. Tidak ada maksud apapun hanya Tia merasa sedikit aneh dengan perilaku Bio.

"Saya mau balik ke cafe lagi" ucap Bio yang bermaksud berpamitan pada istrinya tersebut.

"Lah tumben?" ucap Arun sambil mengerutkan keningnya.

Mendengar jawaban Arun membuat Bio memberi isyarat dengan matanya seolah menunjukan pada Arun siapa yang berada di sampingnya. Arun yang mengerti langsung melihat ke arah Arun sekilas, "Ohhh, iya mas. Hati-hati ya" ucap Arun sambil menggaruk kepala bagian belakangnya.

Bio yang mendengar panggilan 'Mas' langsung terdiam tanpa membalas kembali perkataan Arun hingga lama. Namun saat sadar, Bio langsung menggelengkan kepalanya.

"Tia?" panggil Bio.

Tia yang sedang fokus menguping seketika tersentak dan mematikan keran air tersebut lalu menatap Bio dengan salah tingkah, "iya p--ak" jawab Tia dengan ragu sambil melihat ke arah Arun dan Bio secara bergantian.

"Panggil aja Bio, saya titip Arun ya" ucap Bio menitipkan istrinya.

Tia tidak lagi menjawab hanya menganggukan kepala menyetujui perkataan Bio karena setelah itu ia langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

"Suami lo pulang cuma mau nganterin makanan doang buat lo? Perfect banget sihh" puji Tia masih dengan menatap tempat dimana Bio tadi berdiri meski orangnya sudah pergi.

Arun yang masih dibuat bingung dengan kelakuan Bio pun hanya bisa terdiam sambil memutar-mutar piring yang ada ditangannya.

Merasa tidak mendapat jawaban dari Arun, Tia langsung melihat dan menatap kesampingnya sambil menggerakan tangannya didepan wajah Arun, "piring lo jatoh jangan salahin gue ya Run" ucap Tia tepat di telinga Arun namun dengan nada yang sangat kecil seolah berbisik.

Arun langsung mengembalikan kesadarannya sambil menggelengkan kepalanya secara cepat dan kembali menghadap wastafel tersebut melanjutkan kegiatannya. Tia yang melihat itu langsung kembali mengikuti Arun dan senyuman jailnya mulai menghiasai wajah, "ciee, baper ya lo?" ledek Tia.

WHY ME?//WHY NOT?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang