sepuluh

612 18 2
                                    

Selamat datang di duniaku!!

Jangan lupa vote dan komen.

Selamat membaca!












"BERHENTI RUN!!!" ucap Tia sambil menepuk-nepuk pundak Arun.

Saat ini Arun dan Tia sedang menuju suatu lokasi melalui google maps di handphone Tia.

"TI, ini udah yang ke delapan ya lo nyuruh gue berhenti. Tapi apa?! Tempatnya bukan juga" geram Arun dari balik helm.

"Yakan gue juga cuma ikutin maps, ya lo salahin lah si mba googlenya ini!" ujar Tia.

"Bukan salah dia, lo nya aja yang bodoh gak bisa baca maps" singut Arun.

"Ya udah kalo gitu, nih!" sahut Tia sambil menyodorkan hp nya ke hadapan Arun.

"Apaan lagi?!!" tanya Arun heran.

"Ya ini lo yang baca maps nya!" jawab Tia.

Arun membuka kaca helmnya, "Lo lupa kita sejenis?" Sambil mendorong kembali hpnya pada Tia.

Emang garis keras. Valid no debat.

Kalo cewek itu gak bisa baca maps.

"Ya udah, ayok turun" ajak Tia pada Arun.

"Yakin ya? Kali ini bener" ucap Arun sambil melepas helm dari kepalanya.

"ALLAHUAKBARR! iya Arun sayang, cantik, anak baik. Ini bener tempatnya kok. Toko Roti" ucap Tia.

Mereka melangkah menuju sebuah ruko berwarna biru muda dengan plang bertuliskan huruf V sebagai lambang roti tersebut.

"Permisi" ucap Tia saat masuk kedalam ruko tersebut.

"Iya, silahkan masuk kak" sahut seorang karyawan, kasir toko roti tersebut.

Tia berjalan lebih dulu untuk masuk, sedangkan Arun baru akan melangkahkan kakinya mengikuti Tia. Tiba-tiba handphone Arun bergetar menandakan panggilan masuk.

Akbar

Satu nama tertera di layar hpnya, "Ngapain sih ni orang?" Gumam Arun.

Arun berasiap untuk menjawab panggilan tersebut namun ter urung saat sebuah suaran memanggilnya.

"ARUN!" ucap Tia setengah teriak.

Semua mata karyawan tertuju pada Tia, "Maaf kak, i--tu soalnya temen saya agak kurang pendengarannya" ucap Tia dengan pelan.

Arun pun langsung memasukan hpnya kembali, lalu berjalan menghampiri Tia.

"Maaf kak" ucap Arun sambil sedikit menundukan badannya.

Plak!

Arun memukul lengan Tia, "Suara lo ya!" ucap Arun tepat ditelinga Tia, hanya mereka yang bisa mendengarnya.

"Silahkan kak masuk ke ruangan ini" ujar salah satu karyawan setelah keluar dari ruangan tersebut.

WHY ME?//WHY NOT?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang