Bab 33 - Kebenaran Di Atas Kertas

47 17 1
                                    

"Eomma?"

Tidak ada satupun suara yang menyahut.

"Eomma?"

Sudah dua kali dia memanggil lalu menyusuri setiap ruangan yang ada. Namun, Seo Mi tak kunjung terlihat batang hidungnya.

Joshua bertanya-tanya, kemana ibunya itu pergi? Apalagi tanpa memberitahu lebih dulu yang justru membuat cemas setengah hati.

Untuk keadaan ini, dia dapat menarik kesimpulan mungkin saja sang ibu pergi bekerja atau mungkin pergi ke suatu tempat untuk menghibur diri setelah kekisruhan kecil di antara mereka yang terjadi pagi buta tadi.

Ketika Joshua berjalan menuju ruang keluarga, tanpa sengaja dia menemukan selembar sticky notes berwarna kuning tertempel di atas meja.

Di lembaran kecil itu terdapat pesan singkat dengan aksara korea, jika diartikan kira-kira begini bunyinya.

Ibu ingin keluar sebentar, ada kerjaan yang mau diurus. Kalau kamu mau makan sesuatu, ambil saja camilan-camilan yang sudah ibu sediakan di kulkas.

Satu lagi, tolong jangan lupa buang sampah yang ada di dapur ya? Ibu tak akan lama. Jadi lakukan saja seperti yang ibu suruh.

Salam hangat,
Ibumu, Lim Seo Mi

Joshua mendesah pelan. Mengumukkan kertas kecil itu di genggaman.

Lantas berjalan menuju dapur lalu membuka pintu kulkas dan mengambil seporsi onigiri instan di dalamnya, secara kebetulan pula dia memang ingin mengemil sesuatu di pagi seperti ini.

Meskipun ibunya sesosok yang seperti itu, ada hal yang menurutnya paling berkesan yang jarang dia temukan dalam kepribadian sang ayah.

Yaitu rasa peka.

Dan itu yang justru membuat Joshua masih memiliki hati terhadap sang ibu yang lumayan abusif, tapi tidak tergolong kepada abusif akut.

Contohnya hal-hal kecil seperti ini, untuk urusan makanan dan cemilan sehari-hari saja masih diperhatikan. Apalagi untuk urusan lainnya yang sebetulnya cenderung ke arah yang lebih manipulatif.

Namun, ada hal aneh yang terjadi di antara kedua orang tuanya sehingga Joshua berasumsi bahwa kedua orang tuanya seperti tengah menyembunyikan sesuatu.

Ada lubang yang menganga lebar di tengah keluarga mereka.

Hingga Joshua teringat sesuatu.

Sebenarnya hal penting apa yang mau ibunya sampaikan hingga harus membuatnya pulang seperti ini?

Usai melumat seporsi onigiri, dia berjalan mendekati tong yang berada di sudut dapur kemudian membuang bungkus plastik beserta kertas kuning itu ke lubang yang berbeda.

Begitu meraih beberapa kantung plastik pembungkus tong sampah yang isinya sudah dipilah-pilah antara sampah kertas, plastik, dan kaleng.

Dia tak sengaja menjatuhkan salah satu kantung begitu berada di depan pintu rumah.

Sampah kertas bertaburan di mana-mana.

Joshua memicingkan mata, langsung berjongkok, mengambil sebuah amplop yang sudah robek dan bagian ujung kanan atas terdapat sebuah nama yang tak asing lagi baginya.

Bukan menggunakan aksara korea melainkan aksara indonesia. Hal itu memacu Joshua untuk mencari tahu lebih lanjut.

Jika amplopnya ada pasti suratnya juga ikut terbuang bersama kertas-kertas lainnya bukan?

Jendela Joshua (End)Where stories live. Discover now