Chapter Nine

4.6K 424 3
                                    

Bulan semakin beranjak tinggi, udara malam yang dingin mulai menusuk hingga terasa ke tulang. Para penduduk Osellia masih saja bersemangat ria untuk penyambutan pernikahan sang putra mahkota dengan calon putri mahkota—Lady Marine—esok hari. Sejak dua hari lalu, bendera dan lampion-lampion sudah terpasang rapih di sepanjang jalan dari kota hingga ke pusat—Kerajaan Kaisar Osellia.

Para bangsawan juga sudah menyiapkan pakaian terbaik mereka dari penjahit langganan dan meminta agar baju yang mereka pesan hanya satu-satunya untuk mereka.

Dukdeom dari keluarga Duke Forester tak nampak heboh dibandingkan kediaman-kediaman bangsawan lain yang sibuk dengan hadiah dan persiapan esok hari. Ada Ellya yang tengah duduk berhadapan dengan kedua orang tuanya.

"Apa kau yakin? Maksud papa tidakkah ini terlalu cepat? Kaisar Hendry berkata jika kau setuju dengan pernikahan ini maka besar kemungkinan pernikahan kalian hanya berjarak beberapa minggu dari pernikahan putra mahkota," ujar Duke Forester mencoba mencari keyakinan dari Ellya.

Ellya mengangguk lalu berkata, "aku sudah memikirkannya dengan matang, lagi pula belum tentu aku bisa mendapat suami saat usiaku sudah dua puluh ke atas, bukan?" 

Duchess Ivony hanya pasrah, jika memang sudah menjadi keinginan putri satu-satunya maka ia tidak bisa mencegahnya. Tapi, apakah nantinya mereka berdua bisa saling mencintai?

Kedua kakaknya yang berada di kerajaan sudah mengetahui hal ini dan kemarin mereka mengirimkan surat kepada Ellya dan menanyakan apakah Ellya bersedia menikah dengan Duke Ellington.

"Baiklah, besok papa akan mengirim surat kepada Duke Ellington jika kau setuju. Karena Duke Ellington pun sudah setuju dengan perjodohan kalian." Duke Forester meninggalkan ruangan menyisakan Duchess Ivony dan Ellya yang saling bertukar pandang.

Esok harinya, Duchess Ivony dan Duke Forester berpamitan kepada Ellya untuk menghadiri pengikatan janji suci di gereja tempat putra mahkota dan calon putri mahkota menikah. Ellya melambaikan tangannya, ia tak bisa pergi dan sebenarnya juga tak ingin pergi karena ia sudah ada janji temu dengan seseorang.

"Lein, apa kau sudah siapkan gaunku?"

"Sudah Lady, kereta kuda juga sudah saya pesan dan siang nanti anda harus berjalan hingga persimpangan agar tidak ketahuan oleh para ksatria," balas Lein.

***

Duke Ellington sudah siap dengan pakaiannya, begitupun dengan Lucas yang sudah semangat untuk mengawal Duke Ellington menuju gereja tempat Lady Marine menikah pagi ini.

"Aku pakai kuda saja, tidak perlu kereta kuda," ujar Duke Ellington.

"Baik, tuan. Apakah anda akan pergi ke suatu tempat setelah acara pagi ini selesai?" tanya Lucas berhati-hati.

Hanya anggukan dari Duke Ellington, setelah dirasa cukup dengan pakaiannya ia berlalu menuju istal—tempat untuk kuda-kuda—dan meminta kepada ksatria untuk menyiapkan kuda untuknya.

Sesampainya di gereja ia memberhentikan laju kuda dan membawanya ke tempat kuda. Rupanya sudah banyak orang yang hadir di gereja ini, saat hendak memasuki gereja, Duke Ellington melihat Duke Forester dan Duchess Ivony yang sedang turun dari kereta kuda.

Duke Ellington masih menunggu seseorang untuk turun dari kereta kuda milik keluarga Forester. Seperti apakah rupa dari putri Duke Forester yang dijodohkan oleh Kaisar Hendry kepadanya.

"Tidak ada, ya?" ujarnya dalam hati. Ia semakin penasaran dengan putri Duke Forester yang terkenal dengan rumor memiliki wajah jelek, kasar dengan pelayan, dan memiliki penyakit menular.

Namun, apakah semua rumor itu benar, ia tidak pernah sama sekali melihat bagaimana rupa putri Duke Forester. Pun, jika rumor itu benar maka sudah dipastikan jika Lancaster hanya ingin merendahkan dirinya atau balas dendam karena Lady Marine. Sejujurnya, putra mahkota itu tahu jika Lady Marine dan Duke Ellington ada sesuatu.

Maka dari itu, Lancaster mempercepat pernikahannya dengan Lady Marine agar Lady Marine tidak berubah pikiran karena telah bertunangan dengannya dan beralih kepada Duke Ellington. Rencana itu juga didukung oleh Kaisar, karena Duke Ellington juga sudah berumur cukup untuk membina keluarga dan melihat Duke Ellington yang terlihat kesepian setelah kematian kedua orangtuanya.

Karena seseorang yang ia tunggu tak kunjung menampakkan diri, ia bergegas masuk ke dalam gereja. Posisi duduk juga sudah ditentukan oleh pihak kekaisaran. Saat sang pengantin wanita mulai masuk ke dalam gereja, semua mata terlihat kagum dan mendamba kecantikan dari Lady Marine.

Di ujung depan, Duke Ellington juga terpana melihat teman kecilnya menjadi seorang pengantin yang cantik seperti cita-citanya dahulu. Walau hati kecilnya berdenyut nyeri, ia memaksakan senyum agar tak terlihat sedih dihari bahagia temannya itu.

Sepanjang acara hingga selesai hanya dua kali Duke Ellington mengalihkan pandangannya kepada putri mahkota. Jujur saja, ia tidak sanggup untuk menatap dan menyesalkan apa yang sudah menjadi pilihannya—menikah dengan putri Duke Forester.

Sekitar pukul sebelas siang, upacara pernikahan dan pemberkatan telah selesai dilaksanakan. Semua tamu undangan dari kekaisaran berduyun-duyun kembali ke kediamannya masing-masing dan segera bersiap untuk pesta dansa yang akan dimulai petang nanti di kerajaan.

Pusat kota telah ramai penduduk yang akan melihat dan menyambut putra mahkota beserta putri mahkota. Suara terompet dan derap prajurit yang mengiring itu terdengar serasi. Bendera kekaisaran yang dipegang oleh penduduk dikibarkannya saat melihat pasukan prajurit segera mendekat ke pusat kota.

Duke Ellington hanya mengiring tak sampai ke kerajaan, ia berhenti di tengah kota dan mencari tempat yang aman untuk menitipkan kudanya. Tak sempat ia berganti pakaian beberapa pasang mata menunduk hormat pada Duke Ellington.

Hari ini ia harus mendapatkan informasi tentang bandit yang terhubung dengan Viscount Lexi dan menjalankan perintah dari kaisar Hendry untuk mencari sesuatu tentang suatu organisasi.

Jalanan sangat lenggang, ia memilih untuk melintas di sebalik jalanan kota dan mencari jalan lain. Lucas ia tugaskan untuk mengawal di iringan putra mahkota agar terlihat ia juga berada di sana.

Menuju sebuah gudang gandum yang sudah tak terbengkalai sejak lima tahun lalu dan sudah tidak digunakan untuk kegiatan apapun karena sistem udara yang buruk dan juga masih banyak hama tikus berkeliaran dari saluran pembuangan air di dekat bangunan ini, Duke Ellington yakin bahwa tempat ini digunakan oleh bandit-bandit yang disuruh oleh Viscount Lexi, setelah penyelidikannya.

"Lady?" sapa Duke Ellington saat melihat seseorang yang ia kenal beberapa waktu lalu dan sempat ia bawa ke kediamannya untuk mendapatkan perawatan.

Sial! kenapa ada yang melihat ku di sini, bukankah semua orang sudah berada di pusat kota?

"Ah ... maaf, anda Duke Ellington?"

Duke Ellington mengangguk, "Iya benar, apa ada hal penting yang membawa anda sampai di sini, Lady?"

"T—tidak, saya sepertinya tersesat untuk ke pusat kota. Saya harap belum terlambat melihat putri mahkota," ujar Ellya.

Duke Ellington percaya, lalu melihat ke arah lengan Ellya yang dulu terluka dan menanyakan sesuatu, "apakah lengan anda sudah baik-baik saja?"

Ellya melihat ke lengannya, ia mengingat sesuatu yang menorehkan bekas luka di balik gaunnya. Benar, alasan kini Duke Ellington mengenalnya adalah luka ini.

"Seperti yang anda lihat, saya sudah pulih sepenuhnya. Terima kasih atas kebaikan anda karena merawat saya dengan baik."

"Lalu mengapa anda juga berada di sini?"


The Duchess SecretWhere stories live. Discover now