Chapter Thirteen

4.6K 435 0
                                    

Malam semakin pekat, hanya cahaya bintang dan beberapa lampu yang menjadi penerangan. Suasana malam ini hangat, Ellya menyenderkan kepalanya pada sofa di ruang tengah milik kediaman Duke Ellington.

"Jadi, statusku sudah menjadi seorang istri?"gumam Ellya.

Ia belum beranjak untuk menuju ke kamar yang telah disiapkan untuknya, tadi beberapa Maid yang bertugas memberitahukannya dan menawarkan untuk memijatnya. Ia pikir kamarnya akan jadi satu dengan Duke Ellington, ternyata tidak.

Itu artinya ia tidak bermalam dengan Duke Ellington, bukan? Selain belum siap ia juga belum mengenal Duke Ellington sepenuhnya. Singkatnya ia belum mencintai dan tak berniat untuk mencintai seseorang yang di hatinya masih ada nama orang lain.

"Anda belum kembali ke kamar?"

Ellya mendongak menatap siapa yang mengajaknya bicara, "Ah ... kakiku masih pegal, Lucas. Untuk berjalan saja aku malas," jawab Ellya.

"Apa saya panggilkan maid untuk memijat kaki anda?"

"T—tidak perlu, sebentar lagi aku akan ke kamarku. Oh iya, apa Duke Ellington sudah tidur?"

Ellya penasaran dengan Duke Ellington yang belum menemuinya setelah pesta pernikahan selesai, bahkan setelah keluarnya kembali ke dukedeom Forester, Duke Ellington juga belum bertegur sapa dengannya.

"Duke Ellington berada di ruang kerjanya, anda ingin bertemu dengannya?"

"Tidak usah, kalau begitu sampaikan selamat malam aku ingin tidur dahulu."

"Baik, Lady ..."

Dengan sedikit tertatih Ellya menuju kamarnya, letaknya tak jauh dari kamar Duke Ellington, yang membedakan hanyalah lorong kanan untuk Duke Ellington dan lorong kiri diperuntukkan untuknya.

"Ada seorang di sana?" tanya Ellya sebelum memasuki kamarnya.

Dua orang Maid yang kebetulan baru kembali dari ruang kerja Duke Ellington melihat Ellya dan segera mendekati. "Maaf, Lady Ellya. Ada yang bisa kami bantu?"

"Aku ingin minta tolong untuk menyiapkan air untukku mandi, oh iya, letak kamar mandinya ada di dalam kamar ini, bukan?"

"Baik, Lady. Sebentar lagi saya akan kembali dan menyiapkan air untuk anda mandi. Untuk kamar mandinya sudah berada di dalam, anu ... apa anda tidak tidur di kamar Duke Ellington?"

Ellya menggeleng, "tidak, Duke Ellington masih sibuk dengan pekerjaannya."

"Maaf jika saya lancang, Lady. Tetapi baru saja Duke Ellington kembali ke kamarnya," ujar salah seorang maid yang memegang kain lap.

Ellya memutar matanya malas, ia kira Maid di kediaman Duke Ellington tak suka ikut campur ternyata ia salah. Belum ia menjawab, Duke Ellington menginterupsinya.

"Lady Ellya akan tidur di kamarnya lebih dahulu, anggap saja untuk membiasakan diri di tempat baru. Kalian tidak usah ikut campur, seharusnya kalian membantunya jika membutuhkan bantuan bukannya mencerca pertanyaan tidak bermutu seperti itu!"

Dua maid itu langsung menunduk ketakutan, masalah besar jika mereka berdua dipecat malam itu juga. Meski keduanya termasuk bangsawan tingkat rendah, pendapatan mereka dari bekerja di kediaman Duke Ellington sangat cukup untuk menghidupi seluruh keluarganya.

"Ampun, tuan Duke Ellington. Kami tidak bermaksud mengganggu Lady Ellya seperti itu. Mohon maafkan saya."

"Cepat siapkan apa yang Lady Ellya butuhkan, jangan membuatnya menunggu," perintahnya.

Keduanya pamit dan segera melaksanakan apa yang Ellya pinta tadi. Ellya melihat ke arah Duke Ellington yang sudah berbalut piyama tidur berbahan silk itu.

"Anda berlebihan, Duke Ellington."

"Mereka memang seperti itu, jika tidak diperingatkan akan semena-mena. Saya tahu dari Lucas bahwa kaki anda sakit?"

Ellya melihat ke kedua kakinya, "ah, hanya pegal biasa setelah memakai sepatu dengan hak tinggi."

Duke Ellington membukakan pintu kamar Ellya, dan menawarkan tangannya agar Ellya bisa berpegangan padanya.

Satu lagi, ternyata Lucas sama saja bermulut besar. Padahal hanya pegal biasa tetapi Lucas mengatakan kalau kaki Ellya sakit.

Menuntun Ellya menuju ranjangnya, Ellya duduk dan tiba-tiba Duke Ellington menggeser kursi dan menempatkan di depannya.

"A—anda mau apa?"

Tak mendengarkan pertanyaan Ellya, Duke Ellington meminta izin untuk mengangkat kedua kaki Ellya ke pangkuannya.

"Saya akan memijit kaki anda, Lady."

"Tt—tidak usah, Duke Ellington. Sangat tidak sopan bagi saya," jawab Ellya.

Keras kepala seperti dirinya, Duke Ellington menyingkap gaun Ellya hingga ke lutut. Beruntung Ellya masih mengenakan celana panjang putihnya.

Duke Ellington memijat perlahan kaki Ellya. Merasa percuma menolak dan tak ada salahnya menerima bantuan dari Duke Ellington, Ellya hanya bisa pasrah dan menikmati setiap pijitan dari Duke Ellington.

Duke Ellington memijit kaki Ellya hingga kedua maid datang mempersiapkan air untuk Ellya mandi.

"Terima kasih, kaki saya menjadi lebih enak digerakkan. Saya berhutang budi kepada anda," ujar Ellya.

"Saya hanya tidak ingin anda sakit, besok kita harus ke Kaisaran untuk undangan minum teh. Lalu, saya akan bermalam di sini..."

"—bermalam di sini?"kaget Ellya.

"Bukan seperti itu, yah ... Seperti tradisi bahwa sepasang pengantin tidur bersama. Anda tidak usah khawatir karena saya akan tidur di sofa dan anda tetap tidur di ranjang," jelas Duke Ellington sebelum Lady Ellya salah paham.

"Baiklah."

"Saya juga tidak ingin ada desas-desus buruk yang ditujukan kepada Anda maupun saya," jujurnya.

***

Kereta kuda berukuran besar telah berada di depan kediaman Duke Ellington, sore ini mereka akan menghadiri undangan minuman teh dari Kaisar Hendry.

Ellya sudah bersiap-siap sejak siang tadi, gaun yang dipilih oleh Lein ternyata serasi dengan yang Duke Ellington kenakan sekarang.

Lein sendiri semalam tidak bisa ke kediaman Duke Ellington karena ia lupa menyiapkan barang-barangnya. Pagi tadi ia datang diantarkan oleh beberapa pengawal dari kediaman Duke Forester.

"Anda sangat cantik, Lady." Lein selalu memujinya, jadi Ellya anggap itu hal biasa.

"Aku tahu."

Ellya menyapa Duke Ellington yang juga sudah berada di depan.

Semalam ia tidak bisa tidur karena dalam atap dan ruangan yang sama karena ada laki-laki asing yang tak lain berstatus suaminya. Ia sangsi tubuh Duke Ellington remuk redam pagi ini karena tidur tidak dalam posisi yang nyaman.

Mereka berdua akhirnya menaiki kereta, hanya mereka berdua. Lein tetap berada di dukedeom Ellington. Sisanya ksatria dan pengawal yang bertugas membawa laju kereta kuda.

Perjalanan membutuhkan waktu tidak sampai satu jam. Jalan yang dipilih pun tidak terjal dan tidak membuat pusing Ellya selama di kereta kuda.

Mati-matian ia menahan kantuk, beruntung ia duduk tidak berhadapan dengan Duke Ellington.

"Tidurlah sebentar, saya akan membangunkan anda sebelum sampai," ujar Duke Ellington. Ia menepuk pundaknya tanda agar Ellya bisa tertidur di pundaknya.

Ellya langsung menyenderkan kepalanya dan memejamkan matanya, aneh, ia merasa nyaman dengan posisi seperti ini. Kantuknya menyerang dan matanya perlahan tertutup.

Duke Ellington diam-diam tahu jika Ellya semalam tidak bisa tidur, ia merasa bersalah karenanya ia menawarkan pundaknya untuk Ellya tertidur barang sejenak sebelum sampai di kekaisaran.

The Duchess SecretWhere stories live. Discover now