Chapter Fifteen

4.4K 437 2
                                    

Lancaster mengambil kembali kesadarannya, apa yang telah ia perbuat kepada Lady Marine adalah perbuatan yang merugikan Lady Marine. Ia berdiri dan membantu Lady Marine untuk duduk di tepi ranjang.

"Maaf ... a—aku lepas kendali," sesalnya. Lancaster mencoba menghapus air mata yang membasahi pipi istrinya tetapi langsung ditepis oleh Lady Marine.

"S—saya bisa sendiri."

Putra mahkota itu berjalan menuju sofa dan menyenderkan tubuh bagian belakang, ia gagal mengontrol emosinya lagi dan lagi. Melirik ke Lady Marine yang tengah membetulkan posisi gaunnya yang hampir terbuka bagian atas, Putra mahkota berinisiatif mengambil air minum untuk menenangkan Lady Marine.

"Ini minumlah, sekali lagi aku minta maaf, seharusnya kamu bisa memukulku atau menamparku saat aku berbuat kurang ajar seperti itu," ujarnya penuh rasa sesal.

"Terima kasih."

Saat putra mahkota hendak menyentuh wajah istrinya, tiba-tiba Lady Marine menolehkan wajahnya. Ia takut putra mahkota akan berbuat lebih kasar lagi dan menyakiti dirinya.

"Maaf ..."

"Anda selalu seperti ini, tetapi mohon maaf atas kelancagan saya. Belajarlah untuk mengontrol emosi anda sendiri karena emosi sesaat yang meluap-luap seperti itu bisa menjadi boomerang bagi anda, yang mulia." Dengan sedikit terbata dan harap-harap cemas agar putra mahkota tidak tersinggung dnegan perkataannya, Lady Marine melihat lurus ke wajah yang menyeramkan itu.

"Kau benar, istriku. Aku seperti bukan diriku saat emosi mulai merasuki diriku, sekali lagi aku minta maaf dan aku akan mencoba belajar untuk mengendalikan emosi ku."

Lady Marine menaruh gelas kembali ke nakas di samping ranjang, hari sudah beranjak malam dan sebentar lagi acara makan malam akan segera berlangsung.

"Saya selalu memaafkan anda yang mulia, lagi pula sebentar lagi anda akan dinobatkan sebagai kaisar yang baru. Bukankah seorang pemimpin harus mencerminkan sifat yang baik dan bijak?" Putra mahkota menangguk, ia memeluk Lady Marine sebagai rasa sesalnya.

Ketukan di pintu kamar menghentikan aktivitas mereka, ternyata maid pribadi Lady Marine—Wendy—yang datang memberitahukan bahwa acara makan malam akan segera berlangsung, keduanya diharapkan untuk bersiap-siap.

"Duke Ellington dan Lady Ellya masih berada di istana dan mereka berdua akan mengikuti makan malam bersama kaisar dan anda," ujar Wendy tanpa melihat kea rah keduanaya.

"Jangan sebut nama itu, baiklah kami akan segera menyusul ke sana." Lady Marine berdiri dan membetulkan posisi gaun serta rambutnya yang masih berantaka sembari berkaca.

"Mari kita lihat, wajah Bahagia penuh kepalsuan itu lagi Marine." Batinnya.

***

Acara makan malam berlangsung khidmat, hidangan yang tersedia juga sangatlah lezat. Duke Ellington berterima kasih atas undangan minum teh juga jamuan makan malam bersama Kaisar Hendry.

Setelah selesai, Kaisar berniat berbincang sebentar kepada Duke Ellington juga kepada Lady Ellya.

"...saya harap kalian tidak buru-buru untuk kembali ke kediaman kalian, ada satu hal yang ingin saya sampaikan, singkat saja."

"Tidak, yang mulia. Kami masih memiliki waktu yang cukup sebelum kembali ke dukedeom," balas Duke Ellington.

"Haha, baiklah anak muda. Karena kalian baru saja menikah dan aku belum memberikan hadiah, maka aku akan menawarkan tempat untuk kalian berbulan madu di vila keluarga kekaisaran. Putra mahkota kemarin juga berada di vila itu untuk berbulan madu," ujar Kaisar.

Lancaster yang mendengarnya hanya diam saja, ia sudah berjanji untuk bisa mengontrol emosinya. Tetapi apakah harus vila itu? bahkan tempat yang sama dengannya berbulan madu dengan Lady Marine.

"Sebuah kehormatan mendapatkan hadiah pernikahan dari yang mulia kaisar, dengan sangat menyesal saya meminta maaf, tetapi saya dan juga istri saya telah memutuskan untuk pergi ke vila keluarga saya di Emerland."

"Begitu, ya? Tidak apa-apa, saya hanya merekomendasikannya untuk kalian berdua menikmati waktu bersama. Tetapi jika itu sudah menjadi keputusan kalian berdua saya tidak akan memaksa," balas Kaisar dengan tertaws. Itu artinya kaisar tidak tersinggung dengan tolakan dari Duke Ellington.

Sejujurnya Duke Ellington tidak mau menghabiskan waktunya berdua dengan Ellya di tempat yang sama dengan putra dan putri mahkota menghabiskan waktu untuk berbulan madu, pun, ini adalah keputusan sepihaknya. Saat sedang merencanakan pernikahan, ia berpikir untuk menghabiskan waktu di villa milik keluarganya yang berada di negara sebelah—Emerland—yang dulunya sering digunakan oleh kedua orang tuanya melepas penat setelah mengerjakan pekerjaan yang terus mengekang.

Ellington ingin mengulang masa kecil itu, saat ini bersama istrinya meski belum sedekat seperti pasangan yang baru menikah tetapi ia yakin bahwa suatu saat pernikahannya akan berakhir baik.

Akhirnya mereka berdua telah berada di kereta kuda untuk kembali ke kediaman Duke Ellington. Ellya yang kekenyangan menahan kantuknya agar tidak tidur di Pundak Duke Ellington lagi seperti sore tadi.

"Maaf ..."

Ellya mendongak, matanya menatap penuh tanya kenapa Duke Ellington meminta maaf tiba-tiba.

"Kenapa?"

"Tadi, eum, sewaktu kita mendapatkan tawaran untuk ehm... menghabiskan waktu di villa milik kaisar, saya menolaknya tanpa berdiskusi dengan anda."

Ellya tersenyum mengerti, "tidak apa, saya juga sebenarnya sungkan menerima hadian itu dari Kaisar Hendry. Tidak perlu meminta maaf, anda kepala keluarga sekarang dan anda juga berhak memutuskan mana yang terbaik. Emerland, ya? Terdengar menyenangkan karena saya baru beberapa kali ke negara itu untuk menemani papa saya yang berbisnis di sana."

"Syukurlah kalau anda tidak kesal karena keputusan sepihak saya, untuk kedepannya saya akan meminta pendapat anda karena menjalani sebuah keluarga bukan hanya saya sebagai kepala keluarga tetapi anda juga berhak andil untuk membuat keluarga yang harmonis," ujar Duke Ellington.

Ellya beruntung mendapatkan suami seperti Duke Ellington, meski tak mencintainya, ah, belum mencintainya tetapi dari setiap tindakan Duke Ellington Ellya dapat menilai kalau Duke Ellington adalah orang yang baik dan juga seorang yang mengutamakan keluarga.

Perjalanan masih lama, mereka larut dalam keheningan. Beberapa kali kepala Ellya terbentur dinding kereta kuda karena terlelap dan tak sadar. Duke Ellington berniat meminjamkan pundaknya tetapi Ellya sudah tertidur lebih dahulu.

Sekarang melihat tidur Ellya yang seperti itu membuatnya tak tega, ia pun tanpa permisi meletakkan kepala Ellya di pundaknya sembari membenarkan posisi tidur Ellya agar nyaman sampai di kediamannya.

Ia harus bisa menjadi seorang suami yang bertanggung jawab terhadap keluarga dan juga tugasnya untuk bekerja, ia akan memberikan kebebasan Ellya untuk melakukan apa yang Ellya inginkan. Katanya tadi Ellya ikut dalam perjalanan bisnis papanya, berarti Ellya tertarik dengan bisnis, mungkin nanti mereka bisa berbincang dan dengan senang hati Duke Ellington akan membantu Ellya entah itu modal atau tenaga untuk bisnis.

Dari Duchess Ivony ia tahu jika Ellya suka manisan buah, sesampainya di kediamannya ia akan meminta pelayan menyediakan manisan disetiap hidangan untuk Ellya nikmati.

The Duchess SecretNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ