Chapter Sixteen

4.3K 374 0
                                    

Duke Ellington dan Ellya tengah bersiap untuk pergi ke villa keluarga Duke Ellington yang berada di Emerland.

Setelah acara makan malam di istana Kaisar Hendry satu minggu yang lalu, Duke Ellington memutuskan dua hari lalu untuk mereka pergi ke sana.

Selama seminggu ini, ia terus mendapatkan undangan minum teh dari para Lady. Ellya berani bertaruh mereka hanya akan mengorek informasi mengenai rumor-rumor itu dan menanyakan perihal Duke Ellington.

Ellya baru menyadari jika Duke Ellington merupakan sosok laki-laki yang populer, karena sering diperbincangkan oleh para Lady saat mereka berkumpul. Terlebih beberapa saat lalu Duke Ellington belum menikah.

Kabar itu ia tahu dari Lein yang terus mendapat pertanyaan dari maid para lady itu. Ellya menolak dengan sopan tentu saja, ia membalas surat beberapa tak semuanya hanya yang Ellya nilai setara dengan kedudukan Duke Ellington.

Ellya bukan pilih-pilih soal pertemanan, hanya saja ia akan membangun hubungan yang menguntungkan bagi dirinya juga Duke Ellington dikemudian hari.

"Lein, apakah ini berlebihan?" tanya Ellya dengan gaun berwarna merah yang sekarang ia kenakan.

"Tidak, Lady. Anda terlihat sangat cantik menggunakan baju berwarna merah."

Ingat Lein selalu memujinya cantik. Mereka berdua menuju luar kediaman Duke Ellington untuk menaiki kereta kuda untuk membawa mereka menuju villa. Dari yang Ellya dengar, villa milik keluarga Duke Ellington sangatlah indah. Di depannya ada pemandangan pantai yang indah.

Ellya terus tersenyum, tak sadar jika sedari tadi diperhatikan oleh Duke Ellington yang sedang menaikkan beberapa barang guna keperluan mereka selama di sana. Total ada tiga kereta, yang pertama untuk para ksatria, yang kedua untuk Duke Ellington dan juga Ellya, yang terakhir untuk beberapa maid yang ditugaskan untuk membantu selama di sana.

"Anda terlihat senang sekali, Lady?" ujar Duke Ellington. Ia meminta barang-barang Ellya dari Lein untuk dimasukkannya pula.

"Eh ...?"

"Ah ... Maaf saya terlalu senang kita akan pergi ke Emerland, selama ini saya hanya mengikuti perjalanan bisnis tanpa melihat wisata-wisata yang ada," jujur Ellya.

"Syukurlah jika Anda senang, semoga perjalanan kali ini tidak mengecewakan Anda."

"Pasti," jawab Ellya yang kemudian menerima uluran tangan Duke Ellington untuk membantunya menaiki kereta sama saat waktu itu.

"Terima kasih."

Perjalanan dipimpin oleh Lucas dengan menunggang kudanya, Duke Ellington terlihat membuka sesuatu pada kotak yang dibawanya.

Kata Duke Ellington, perjalanan memerlukan waktu semalam, mereka berangkat saat siang hari agar esok mereka bisa tiba lebih cepat. Ellya sudah antisipasi dengan membawa bantal empuknya agar tidak menyender kepalanya di pundak Duke Ellington.

Kali ini mereka berdua tidak duduk berdampingan, akan tetapi berseberangan. Ellya juga sudah menyiapkan manisan yang Lein siapkan dalam bekal makanan.

"Duke Ellington..."

"Ya?" jawab Duke Ellington masih fokus pada kertas yang berasal dari kotaknya.

"Saya akan tiduran, apakah tidak apa-apa? Kalau-kalau Anda butuh sesuatu dari saya, silakan bisa membangunkan saya."

"Haha ... Baiklah, silakan tidur, saya tidak akan mengganggu Anda yang nyenyak tidurnya."

Perjalanan berlangsung, tak ada suara kecuali dengkuran halus dari Ellya dan suara Duke Ellington membalikkan kertas.

Duke Ellington meminta berhenti sebentar agar mereka semua dapat beristirahat. Mereka beristirahat di perbatasan dekat dengan pasar, harus menyerahkan beberapa dokumen agar bisa memasuki Emerland. Sehingga tidak dianggap penyusup dan kedatangan mereka tercatat secara resmi di Emerland.

Masih ada beberapa jam lagi untuk sampai, Ellya terbangun dan melihat semuanya tengah beristirahat. Saat hendak turun dari kereta, Duke Ellington membuka pintu kereta berniat membangunkan Ellya untuk makan malam di salah satu kedai yang ada.

***

Ellya melihat pemandangan yang berubah di luar jendela kereta. Padang rumput hijau dan pepohonan yang melambai-lambai berganti dengan perbukitan yang menyejukkan dan sungai yang mengalir deras. Udara segar yang menusuk, serta aroma alam yang khas, membuatnya semakin bersemangat untuk menjelajahi Emerland bersama Duke Ellington.

"Duke Ellington, apakah Anda pernah mengunjungi Emerland sebelumnya?" tanya Ellya, mencoba memulai percakapan.

Duke Ellington mengangkat kepalanya dari kertas yang sedang ia baca. "Hmm, tidak, ini akan menjadi kunjungan pertama saya ke sana. Tapi saya pernah mendengar banyak cerita tentang keindahan alamnya."

"Saya yakin kita akan menemukan banyak hal menarik di sana," sahut Ellya sambil tersenyum.

Perbincangan mereka terhenti sejenak saat kereta mendaki bukit curam. Ellya merasakan adrenalinnya meningkat, dan tangannya tak sengaja menggenggam erat pegangan kursi. Duke Ellington memperhatikan reaksi Ellya dan dengan lembut berkata, "Jangan khawatir, kita sudah hampir sampai. Perjalanan ini akan segera berakhir."

Ellya tersenyum lega mendengarnya dan merasa beruntung memiliki Duke Ellington sebagai pendampingnya. Meskipun mereka baru mengenal satu sama lain, Ellya merasa nyaman dengan kehadiran Duke Ellington di sampingnya.

Setelah beberapa jam perjalanan yang melelahkan, akhirnya mereka tiba di depan gerbang villa keluarga Duke Ellington. Gerbang besar berwarna putih yang dihiasi dengan motif ukiran menawan menyambut kedatangan mereka. Duke Ellington memberi isyarat kepada penjaga gerbang, dan gerbang pun terbuka dengan lancar.

"Mari kita masuk," kata Duke Ellington sambil turun dari kereta. Ellya mengikutinya dengan hati berdebar-debar, tak sabar untuk melihat bagaimana villa keluarga Duke Ellington yang disebut-sebut sangat indah.

Sesampainya di dalam, Ellya terpesona oleh keindahan villa tersebut. Arsitektur yang megah dengan detail-detail artistik, taman yang luas dan rapi, serta kolam renang yang bersih dan mengundang membuatnya merasa seperti berada di surga.

"Duke Ellington, villa ini benar-benar luar biasa," ucap Ellya dengan penuh kagum.

Duke Ellington tersenyum bangga. "Terima kasih, Ellya. Ini adalah tempat yang sangat istimewa bagi keluarga saya. Saya senang bisa membawamu ke sini."

Mereka menjelajahi setiap sudut villa, menikmati keindahan alam sekitarnya, dan berbagi cerita tentang pengalaman hidup masing-masing. Ellya merasa semakin dekat dengan Duke Ellington, dan rasa hormatnya terhadapnya semakin bertambah.

Setelah menjelajahi villa, mereka duduk bersama di teras sambil menikmati matahari terbenam yang memancarkan cahaya emas ke langit. Suasana damai dan tenang menghiasi momen tersebut, dan Ellya merasa berada di tempat yang benar-benar istimewa.

"Duke Ellington, terima kasih atas segalanya," kata Ellya dengan tulus.

Duke Ellington menatap Ellya dengan penuh kehangatan. "Sama-sama, Ellya. Saya senang bisa menghabiskan waktu bersama Anda di sini."

Mereka melanjutkan percakapan mereka hingga larut malam, menikmati kebersamaan mereka di villa yang indah itu. Bagi Ellya, perjalanan ke Emerland bersama Duke Ellington tidak hanya memberikan pengalaman yang tak terlupakan, tetapi juga memperkuat ikatan persahabatan mereka.

The Duchess SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang