Chapter Twenty

3.9K 315 1
                                    

Degup jantung Ellya tak beraturan, ia harap Duke Ellington tidak mendengar suara jantungnya. Hatinya menghangat dan merasakan seperti kupu-kupu beterbangan di perutnya. Perasaan apa ini, kenapa hatinya gelisah dan saat melihat Duke Ellington, ia senang dan malu secara bersamaan.

Begitu pun dengan Duke Ellington, entah dorongan dari mana sehingga ia bisa menggendong Ellya seperti itu. Sudah pasti tindakannya menjadi tontonan gratis para pelayan dan beberapa pengawal. 

Ia sengaja melihat Ellya dari jendela yang sedang berada di taman. Melihat raut wajah Ellya yang berubah-ubah membuatnya tertawa.

Hingga jantungnya ikut berdegup kencang saat melihat Ellya jatuh di dekat pohon. Lain kali ia akan meminta pekerja kebun untuk memberi pagar di area ranting pohon yang mencuat keluar sehingga tidak akan membahayakan orang lain.

Ellya sudah menolak untuk berjalan saja kepada Duke Ellington tetapi tak diindahkan, akhirnya Ellya tak berani menatap Duke Ellington saat menggendongnya.

Ia hanya terkilir bukan berarti tak bisa berjalan, ini juga berlebihan menurut Ellya. Menjadi tontonan banyak orang membuatnya risih dan malu tentu saja.

"Tolong diam sebentar dan jangan bergerak, Duchess," pinta Duke Ellington ketika Ellya mencoba untuk berdiri dengan kakinya yang terklir.

"Maaf, saya hanya merasa tak nyaman dengan posisi seperti ini. Bolehkah saya berjalan saja?" Ellya memohon agar ia berjalan seperti biasa, menjadi tontonan seperti ini bukanlah hal yang ia inginkan.

"Dengan kaki Anda yang terluka?" tanya Duke Ellington skeptis. Ia tahu rasanya terkilir itu bagaimana jika dipaksakan untuk berjalan. Di masa ia latihan dengan keras dan membuatnya hampir berdiam diri di kamar selama satu bulan karena kakinya yang tak kunjung membaik. Dan, itu mengingatkannya agar istrinya itu tidak menolak kebaikannya.

"-Jangan mimpi Lady, ah salah, Duchess. Saya tidak mau sakit kaki Anda bertambah parah nantinya. Sekarang cukup diam dan saya akan mengobati Anda," lanjut Duke Ellington kemudian pandangannya lurus ke depan dan mulai memasuki kediamannya. Memanggil pengawal untuk memanggil seorang dokter.

"T—tapi Lein bisa mengobati saya, luka ini tak seberapa, Duke Ellington. Bukan sakit yang sangat parah," ujar Ellya mencoba mengelak dengan bantuan ini.

Duke Ellington terdiam namun tetap melangkahkan kakinya menuju kamarnya, ya kamarnya, bukan kamar di mana Ellya berada. Di sana ia menyimpan beberapa peralatan untuk mengobati luka, dan daripada memakan waktu lama ia langsung saja ke kamarnya.

"Ternyata Anda cukup keras kepala seperti apa yang Duchess Ivony katakan," balas Duke Ellington mengingat wejangan yang ia terima sebelum upacara pernikahan.

Duke Ellington kemudian mendudukkan Ellya di sofa miliknya dengan berhati-hati, ia pun meminta izin untuk membuka sepatu yang Ellya kenakan dan secara tiba-tiba menaruh kaki Ellya ke pangkuannya, hal itu membuat Ellya hampir melompat. 

"Oh Kau pelayannya Duchess bukan, tolong ambilkan es dan bungkus dengan kain dua lapis," titahnya pada pelayan Ellya yang mengikutinya.

Duke Ellington mulai membuka sepatu yang Ellya kenakan dan melihat tanda kebiruan di pergelangan kaki Ellya. Pasti sakit sekali untuk seorang Lady merasakannya, batinnya.

"Lihatlah, Duchess. Luka ini bahkan terlihat kebiruan, jika Anda keras kepala akan berjalan saya yakin selama satu minggu Anda hanya akan diam berbaring di ranjang." Duke Ellington mengambil bantal di sofa sebagai bantalan kaki Ellya.

Lucas yang melihat Lein lari terburu-buru membuatnya mempercepat langkah menuju kamar Duke Ellington. Setelah tiba-tiba Duke Ellington melihat Duchess Ellya dari jauh dan kemudian menggendongnya pula secara tiba-tiba membuatnya khawatir.

Sebenarnya tingkah aneh Duke Ellington sudah terjadi sejak pulang dari villa itu. Duke Ellington jadi sering melamun sembari tersenyum. Lucas sangka hal itu karena Duchess Ellya. Setelah kedatangan Duchess Ellya di dukedom ini, setiap hari pasti ada cerita yang menarik. Duke Ellington juga terlihat lebih hidup dari sebelumnya.

Apalagi setelah Lady Marine yang dulunya Duke Ellington menaruh hati, tiba-tiba akan menikah dengan putra mahkota—Lancaster. Duke Ellington bahkan terlihat kacau saat itu, kini ia harap Duchess Ellya dapat memberikan kebahagiaan yang baru.

Saat di villa, ia melihat kesungguhan Duke Ellington bagaimana membuat Ellya nyaman dan bahagia atas pernikahan yang mereka jalani. Meskipun terpaksa, keduanya sama-sama aktor yang baik dalam menjalankan perannya.

Jangan bilang Lucas tidak tahu apapun soal hubungan Duke Ellington dan Duchess Ellya selama ini, ia lebih tahu hal itu karena Duke Ellington sering meminta pendapat kepadanya mengenai Duchess Ellya.

Pun, sama dengan Duchess Ellya. Lucas lihat Duchess Ellya juga bersungguh-sungguh dalam memerankan perannya. Lucas harap keduanya mendapatkan kehidupan yang bahagia kelak, meskipun pernikahan mereka berlandaskan perjodohan di mana rasa cinta yang sewajarnya itu belum tumbuh.

Walaupun ia tahu akhirnya akan bagaimana, cukup dirinya saja yang tahu hal itu. Untuk saat ini, biarkan mereka berdua mengenal lebih dalam agar rasa cinta yang mereka selaku sangkal tumbuh dan bertunas.

"Nah, kita tinggal menunggu Dokter memeriksa dan memberikan Anda obat sehingga Anda cepat pulih."

"Te-terima kasih."

"Sama-sama, tidak usah sungkan begitu bukankah kita suami istri. Sudah seharunya saling membantu, saya hanya tidak ingin Duchess kesakitan."

Duke Ellington dengan telaten mengompres bagian yang kebiruan membuat Ellya meringis karena rasa dingin dan sakit di pergelangan kakinya. Ellya diam-diam memperhatikan bagaimana telatennya Duke Ellington ini, Papanya saja tidak sabaran. Pasti saat ia sakit ia langsung diberi makan yang banyak dan berbaring seharian penuh.


The Duchess SecretМесто, где живут истории. Откройте их для себя