Chapter Seventeen

4.1K 361 1
                                    

Tidak ada hal besar yang terjadi di sana, maksudnya hal yang spesial seperti sepasang pengantin saat berbulan madu pada umumnya. Mereka berdua menghabiskan waktu dengan berkunjung ke tempat wisata yang Duke Ellington rekomendasikan.

Ada pantai yang jarak dari tempatnya menginap tak terlalu jauh, juga danau yang mengalirkan air hingga airnya ke bibir pantai namun tak bersatu dengan air laut. Kebanyakan mereka berdua menghabiskan waktunya di villa dan saat sore hari mereka menikmati sunset dengan pesta barbeque.

Ellya tak menyesalinya, ia justru merasa seperti men-charge tubuhnya hingga ke angka seratus persen. Segala hiruk-pikuk permasalahan yang ada di Osellia seperti menguap begitu saja.

Hari ini hari terakhir mereka berdua berada di villa ini, Duke Ellington sudah menyiapkan sesuatu yang spesial untuk Ellya. Sebuah makan malam di balkon dengan hiasan lentera menghadap ke pantai. Duke Ellington juga sudah menyiapkan mantel jika Lady Ellya merasa kedinginan.

Ia kembali ke dalam villa, bertanya kepada Lein apakah Ellya sudah siap atau belum.

"Sudah, Duke Ellington. Apakah perlu saya panggilkan?" tanya Lein.

"Tidak usah, biar aku sendiri."

Lein paham dan bersiap undur diri. Diketuknya pintu kamar Ellya dan saat memegangi gagang pintu, Duke Ellington menyadari jika pintu tak terkunci.

Duke Ellington segera masuk, karena tidak ada jawaban dari Ellya. Ia panik, dan ternyata Ellya tengah kesusahan memakai bross yang pernah ia berikan.

"Biar saya bantu," ujar Duke Ellington dengan cepat mengambil alih dan menyematkan bross itu di dada atas. Nampak serasi dengan gaun yang Ellya kenakan saat ini.

"Maaf, saya sedang berusaha memakai bross ini hingga tidak mendengar jika anda masuk ke kamar."

Ellya memerhatikan pantulan dirinya pada cermin di hadapannya, bross itu sangat cantik. Tersemat batu permata berwarna biru keunguan yang bercahaya saat terkena sinar.

Fokus Duke Ellington tertuju pada liontin itu, liontin mendiang ibunya yang pernah ia jual pada pihak lelang ternyata tergantung sempurna di leher Ellya, istrinya.

Ia jadi mengingat momen-momen di mana ia juga menghabiskan waktunya bersama Ibunya yang selalu memakai kalung liontin itu, pun, di tempat yang sama.

"Ada sesuatu yang aneh, Duke?"

Duke Ellington menggeleng, lagi, Duke Ellington mengulurkan tangannya untuk menuntun Ellya berjalan menuju tempat untuk makan malam spesial. Ia harap Ellya suka dengan sesuatu yang ia siapkan.

"Wah ..."

Mulut Ellya membentuk huruf o, ia tak menyangka makan malam akan sedemikian romantis seperti ini. Apakah Duke Ellington sudah jatuh ke dalam pesonanya?

"Saya harap anda suka," ujar Duke Ellington.

"Tentu saja saya suka, siapa yang menyangka akan seindah ini. Apakah anda repot-repot menyiapkan semua ini?"

"Iya, dan juga dibantu para maid. Sama sekali tidak merepotkan, saya ingin malam terakhir ini anda mendapatkan kenangan yang indah tentang tempat ini."

Makan malam berlangsung khidmat, Duke Ellington menyadari jika Ellya kedinginan pun segera memasangkan mantel kepada Ellya.

"Sebagai teman baru, saya hanya ingin memberikan kesan yang baik untuk anda. Jika anda membutuhkan sesuatu saat kembali nanti jangan sungkan untuk merepotkan saya, itu kan tugas sebagai teman? Tentunya juga tugas sebagai suami," ujarnya diakhiri kekehan kecil.

Pantas saja Lady Marine dan banyak Lady lainnya jatuh hati dengan Duke Ellington, lihat bagaimana dia memperlakukan seorang perempuan dengan baik. Jika hatinya tidak kebal, sudah dari awal Ellya yang jatuh terhadap perangkap friendly Duke Ellington.

"Benar, sebagai teman yang baik saya juga nantinya tidak akan merepotkan anda kecuali saya butuh pertolongan anda. Saya harap anda berjanji dengan pertolongan itu," tawa Ellya mencairkan suasana.

"Baik, saya akan siap sedia untuk memberikan bantuan kepada anda."

Selesai makan malam, keduanya masih menikmati secangkir cokelat panas dan menikmati angin yang berhembus menyapu kulit mereka. Entah apa yang mereka pikirkan saat ini, yang pasti mereka merasa nyaman bersama dan tidak ada ketidakcocokan satu sama lain.

Tiga minggu bersama di villa, sedikit banyak mereka belajar tentang masing-masing. Apa yang tidak disukai dan apa yang disukai.

Ellya harap semua ini tetaplah berujung seperti sekarang, sebagai teman.

The Duchess SecretWhere stories live. Discover now