Chapter Twenty One

4.2K 273 2
                                    

Tiga hari sudah ia tak ke mana-mana, Duke Ellington tidak memperbolehkan dirinya untuk keluar dari kediaman ini agar kakinya cepat pulih. Berkat itu, kini Ellya sudah bisa jalan seperti biasa, meski sedikit masih merasa nyeri tetapi tak separah setelah kejadian itu.

Beberapa agenda, pun, tak terlepas dari penundaan. Duke Ellington sudah memerintahkan demikian. Ellya tidak ada kuasa karena kini ia tak bisa berbuat sesuka hatinya.

Acara ke panti asuhan, pun, ia tunda dan meminta maaf kepada pengurus panti karena ia belum bisa datang, tak lupa Ellya memberikan bingkisan melalui perantara bawahan Duke Ellington kepada anak-anak panti. Duke Ellington sampai turun tangan untuk menyampaikan permintamaafan tersebut.

"Kapan aku bisa bergerak lagi," pikirnya.

Ellya tak benar-benar istirahat total dengan tiduran di ranjangnya, ia tetap melaksanakan tugas sebagai Duchess dengan memeriksa laporan-laporan terkait pembukuan baik untuk ksatria maupun pengeluaran dan pemasukan kediaman Duke Ellington.

"Anda tidak apa-apa?" Lein bertanya khawatir, bagaimana jika Nyonya Ellya akan kecapaian saat memeriksa tumpukan buku dan juga kertas itu, pikir Lein.

Sampai tak sadar sudah tiga puluh kali Lein bertanya padanya, tidakkah Lein bisa melihat dirinya juga sudah pulih dan benar-benar sehat sekarang.

"Jika kau bertanya sekali lagi akan ku hadiahkan piring cantik!" jawab Ellya sedikit jengah dengan pertanyaan berulang Lein.

Ellya yang tengah fokus kini perhatiannya terpecah. Ia bosan hanya melihat kertas saja, ia ingin melihat wajah Duke Ellington, ya, kalau bisa berbincang-bincang dengan Duke Ellington. Tetapi mustahil, Duke Ellington juga memiliki tanggungjawab yang lebih besar di kekaisaran ini. Sebagai kerabat dekat keluarga kekaisaran, ikut aktif dalam dewan istana dan mengurus wilayahnya yang tidak sempit.

"Oh iya, Lady. Beberapa undangan minum teh saya dapatkan kemarin dari tuan Lucas. Saya coba hitung total ada dua puluh undangan dari para lady untuk minum teh," ujar Lein kemudian membuka kotak yang digunakan untuk mensortirnsurat dan memberikan undangan itu di hadapan Ellya.

"Banyak sekali undangannya, apa mereka ingin aku kekenyangan minum teh dan aku bisa terkena penyakit gula. Kau sudah tahu, kan, Lein tugasmu seperti apa. Sortir saja yang menurutmu pantas aku datangi dan jangan lupa tulis balasannya," perintah Ellya.

Alasan mengapa Lein adalah pelayan pribadinya yaitu, Lein sudah mendapatkan Pendidikan untuk membaca dan menulis walaupun masih dasar, cukup untuk mengolah kata-kata.

Ia melihat sebuah undangan dengan amplop warna merah yang cantik dengan wax berkualitas tinggi. Karena  is tertarik,  kemudian Ellya  mengambilnya.

Ada inisal M, Ellya pernah mengenali inisal itu Dan jika tidak Salah ingat, itu milik Lady Marine.

"Apa ini benar dari Lady Marine?" beo-nya dengan suara kecil.

Ellya membolak-balikkan undangan itu dan akhirnya membuka isinya. Memang benar, ternyata dari sang putri mahkota, sama seperti yang lain, intinya adalah undangan minum teh dan menjalin sebuah pertemanan. Teman? Atau justru mempermalukan dirinya?

Ellya heran, kenapa Lady Marine masih mau berhadapan dengannya? Secara logika, Ellya bisa dikatakan sebagai seorang perempuan yang menikahi pria pujaan hatinya. Apakah Lady Marine merencanakan sesuatu, untuk menyingkirkannya mungkin.

"Ini sedikit aneh."

"Menurutmu mengapa Lady Marine mengundangku minum teh?" Ellya coba mendapat jawaban dari Lein sebagai kepastian.

Hanya saja Lein menggeleng tak tahu, "mungkin beliau ingin menjalin sebuah hubungan baik. Bukankah Duke Ellington berkontribusi banyak terhadap kekaisaran?"

Tidak menjawab, tapi, keluarga Duke saling menjalin hubungan. Mereka masih keluarga, istilahnya kerabat jauh.

"Benar juga, untuk Lady Marine biar aku yang akan menulis sendiri balasannya. Yang lain terserah kau saja asal jadwalnya tidak berbenturan," perintah Ellya. Ia menyingkirkan buku tebal yang berisi angka-angka itu dan menutupnya. Kemudian mengambil secarik kertas dan alat untuk menulis.

Lein mengangguk dan mengambil kembali undangan yang berada di meja kerja Ellya.

Menyortir surat sudah menjadi pekerjaan tetap nya selama di kediaman Duke Ellington ini. Hampir setiap hari ada surat undangan minum teh yang ditujukan kepada Duchess Ellya.

"Ada lima undangan yang sudah saya sortir, kebanyakan mereka putri Viscount dan beberapa putri dari pedagang, Lady." Lein memperlihatkan surat itu kepada Ellya.

"Baiklah, segera tulis balasan untuk mereka dan segera dikirimkan agar mereka tak menunggu lama."

Ellya memberikan beberapa lembar kertas juga alat untuk menulis balasan surat. Lein sangat cekatan menerima perintah darinya, ia jadi berpikir untuk memberikan Lein sebuah reward karena telah melayaninya selama ini.

Ellya fokus kembali pada balasan untuk putri mahkota, ia harus membalasnya dengan kata-kata yang pas dan terkesan tidak berlebihan. Mari mulai permainan yang Lady Marine inginkan.

Ellya yakin, Lady Marine tak sepenuhnya rela jika Duke Ellington berakhir menikahi dirinya. Pasti ada udang di balik batu, atau ada maksud dan tujuan tertentu dari Lady Marine mengundangnya untuk minum teh.

Haruskah ia memberitahukannya kepada Duke Ellington mengenali Lady Marine?

The Duchess SecretWhere stories live. Discover now