Ih ramein apa yak
Pokonya ramein jangan kebanyakan sider komen vote komen vote pokonyaa
Sider pantatnya bisulan
Taeyong terbangun ia melihat jaehyun sedang memeluknya sambil tersenyum "ingin sarapan?" Tanya jaehyun tersenyum
"Hhnggg..." taeyong masih mengantuk dan tiba2 ia teringat kejadian semalam. Wajahnya berubah menjadi merah
"Hahaha kenapa? Kok tiba2 malu?" Jaehyun terkekeh
"E-euh... semalam aku tidak terlalu sadar..." tetapi taeyong ingat beberapa dan itu membuatnya malu!
Jaehyun hanya tersenyum memperhatikan taeyong. Ia mencium bibir taeyong dengan gemas "ekspresi mu sangat menggemaskan"
Tiba2 taeyong menunduk ia mengingat sesuatu... "eum... sebenarnya ada yang ingin ku ceritakan..." ucap taeyong
"Cerita? Cerita apa?" Jaehyun melihat taeyong bingung
"Eum... kau sudah tau kan? Rahasia ku selama ini... euh... sebenarnya aku juga tidak tau kenapa begini tapi... saat aku masih kecil aku suka melihat ibuku dipukul... oleh ayahku..." ucap taeyong ia merasa sangat berat menceritakan ini ia tidak mau mengingat masa lalunya tetapi mau tidak mau ia harus menceritakannya
Jaehyun seketika menjadi serius ia mendengarkan pembicaraan taeyong.
"Aku... selalu membela ibu... tetapi setelah itu pasti aku selalu dipukuli..." lanjut taeyong
Jaehyun mendengar itu ia menjadi merasa iba, ia mengusap2 tangan taeyong posisinya mereka berhadap hadapan.
"A-ayah selalu memaki dan mengatakan kata2 yang sangat kasar untukku..." tiba2 tubuh taeyong gemetaran
"Sampai akhirnya... kami sudah sangat muak dengan perilaku ayah kami... a-aku..." tiba2 taeyong teringat masa lalunya dadanya terasa sangat sesak
"Aku memukul kepala ayahku sendiri dengan kayu... s-sangat kencang... a-aku memukulnya pada saat ia tertidur setelah memukul ibuku hingga tidak karuan..." tiba2 taeyong meneteskan air matanya
Jaehyun benar2 shock mendengar apa yang taeyong ceritakan.
"Aku...aku tidak tahan... setiap hari kami diperlakukan seperti sampah... ayah selalu menyiksa ibuku... dan ayah juga sering memukulku..." taeyong menangis rasanya sangat perih mengingat kejadian "itu semua... kulakukan pada saat umurku masih 5 tahun...."
"Saat itu ibu sangat panik... dan ia membuat rumah kami menjadi kebakaran agar menghilangkan bukti yang ada... tetapi saat mayat ayah kami diautopsi... ada memar dikepalanya... ibu pun jadi dicurigai oleh polisi namun belum ada bukti yang kuat... ibu pun melapor kalau dirinya dan anaknya yang sering dipukul oleh ayahku... karena tidak ada bukti yang kuat seperti cctv atau apa... ibu sangat pintar bicara... jadi ibu hanya dipenjara selama 2 tahun... sebenarnya harusnya ibu dipenjara 5 tahun tetapi ada orang yang menolong ibu dan menebus semuanya dan ibu jadi hanya dipenjara 2 tahun..."
"Terus... selama 2 tahun... kamu diurusin siapa?..." tanya jaehyun dengan raut wajah yang sedih
"Aku... diurus oleh tetangga ku... yah tapi begitu... mereka seperti tidak menganggap ku ada bahkan kadang aku tidak diberi makan. Hanya diberi tempat untuk tidur" ucap taeyong
Jaehyun sangat tidak menyangka bahwa taeyong hidupnya sangat keras seperti ini.
"Tapi... setelah ibu keluar dari penjara kami hidup dengan bahagia... kami sangat bahagia tetapi saat itu ibu kesulitan mencari pekerjaan karena pernah dipenjara... jadi ibu bekerja di.... yah kau tau sendiri kan?" Ucap taeyong
"Itulah kenapa aku ingin sekali sukses... aku mempunyai mimpi yang sangat besar... aku ingin membahagiakan ibuku... aku ingin ibu bisa hidup lebih bahagia lagi tanpa harus menjual dirinya..." taeyong mengeluarkan air matanya
"Ini semua salah ku... hiks...hiks...hiks..." taeyong menangis
"Itu bukan salah mu taeyong... aku tau membunuh bukan lah hal yang bisa dibenarkan... tetapi... jika kau tidak melakukan nya... mungkin saja kau dan ibumu masih menderita hidup dengan ayah mu..." jaehyun berusaha menenangkan taeyong ia memeluk taeyong
"Itulah kenapa dari situ saat aku merasa sedih atau apa aku pasti selalu menyakiti diri ku... aku jadi lega... aku sangat merasa bersalah dengan apa yang kulakukan... salah satu caranya yaitu aku melukai diriku sendiri..." taeyong menangis ter isak-isak
Semenjak taeyong kenal seks ia juga jadi menyukai seks yang kasar. Karena ia tidak perlu menghukum dirinya sendiri
"Aku... benar2 tidak bisa dimaafkan..." taeyong menangis terisak2
"Jangan seperti itu taeyong... itu masa lalu mu... aku benar2 shock dengan apa yang barusan kau ceritakan... kenapa kau tidak menceritakan nya dari dulu?" Jaehyun masih memeluk taeyong ia mengusap2 kepala taeyong dengan lembut "pasti sangat berat menampung ini sendirian..."
"H-hhu... hiks...hiks... aku takut... aku takut rahasia ku dibongkar... aku juga merasa seperti sampah jika cerita seperti ini..." taeyong menangis
"Tidak taeyong... semua pasti sudah jalannya seperti itu..."
.
.
.
.
.
.
.
Setelah mereka mandi, akhirnya mereka memutuskan untuk sarapan diluar, jaehyun jadi merasa bersalah harusnya ia tidak membuat mood taeyong menjadi seperti itu.
Sekarang moodnya berubah ia menjadi murung. Oleh karena itu jaehyun ingin menghibur taeyong ia tidak mau moodnya rusak saat jalan2 seperti ini
Jaehyun memperhatikan taeyong ia melihat taeyong tidak nafsu dengan makanan nya. "Ayolah makan... nanti kamu sakit..." ucap jaehyun khawatir
"Aku tidak nafsu makan..." ucap taeyong lesu
"Jangan seperti itu sayang... sini aku suapin" jaehyun berusaha menyuapi taeyong tetapi taeyong tidak mau menerima suapan jaehyun.
"Aku tidak lapar jae..." ucap taeyong
"Tapi setidaknya isilah sedikit perut mu... aku khawatir" ucap jaehyun ia mengelus2 tangan taeyong lalu mengusap2 kepala taeyong dengan penuh kasih
Saat jaehyun sedang merayu taeyong agar mau makan tiba2 hp nya berdering dan itu telpon dari ibunya.
Kriiiing
Kriiiing
Kriiiing
Sontak keduanya menoleh dan taeyong melihat yg menelepon jaehyun adalah ibunya. "Angkat telpon ibumu" ucap taeyong
"Tidak... aku tidak akan mengangkatnya" jaehyun tidak mau menangkat telpon ibunya karena ia tidak suka.
"Jae..."
"Lalu apa yang akan kau lakukan jika aku mau menangkat telpon ibuku???"
"Aku mau sarapan." Jawab taeyong
"Huh...baiklah"
TBC
YOU ARE READING
BULLY [JAEYONG]🔞
FanfictionTaeyong yang harus pindah sekolah saat smester 2 karena ia mengejar prestasinya dan kebetulan ia mendapat beasiswa untuk pindah ke sekolah ternama yang ia impikan untuk masa depannya nanti, dengan cara belajar dengan giat agar suatu saat nanti bisa...