Membidik

3.5K 556 133
                                    

Akhir-akhir ini jadi suka pegel-pegel napa dah.

Rada 18+

***

Hari itu, Andreas dan Junior dipanggil ke kantor Pak Fauzi buat ngomongin regenerasi band. Mereka udah nyebar poster dan pendaftaran, udah banyak yang audisi juga. Tapi belum ada yang masuk kriteria Band Teng karena kebanyakan masih main-main kalo diliat dari CV mereka.

"Kalo gini terus, bisa habis nih regenerasi Band Teng," kata Pak Fauzi yany kebetulan ikutin seleksi band.

Sekitar 16 orang dari seluruh warga fakultas, baru ada 2 orang yang benar-benar mumpuni. Satunya mahasiswa S1 jurusan Teknik Fisika, satunya mahasiswa S2 Teknik Sipil. Satunya bisa main gitar dan keyboard, satunya bisa main alat musik apa aja, tapi mostly gitar. Dua-duanya sama-sama kuat di vokal. Tapi sayangnya, mahasiswa S2 yang dimaksud ngundurin diri karena dapet beasiswa ke Boston dan berangkat dua bulan lagi. Kan anjir ya.

"Tapi masak band 2 orang Pak? Mau jadi The Virgin?" ujar Junior dengan lambenya yang nggak pake rem. Padahal lagi ngobrol sama dekan :")

Pak Fauzi ngehela napas. "Kayaknya kalian harus close-recruitment deh. Mau gimana lagi,"

"Tapi kami minta waktu Pak, soalnya kayaknya ini pada malu-malu gitu," kata Andre.

"Masak dari 16 orang itu gaada yang bisa sih?" tanya Pak Fauzi.

Junior ngusap mukanya kasar. "16 orang tapi yang daftar jadi manajer ada 9, 2 teknisi, dan yang gak lolos klasemen pegang gitar semua. Talent is hard, Pak,"

"Buset, yang jadi manajer 9? Mau bikin Perusahaan?"

Masalahnya, sebagian mereka tau kalo di kampus Gajah, band yang bayarannya masuk ke kantong sendiri dan kas ya cuma Band Teng. Tapi kan kualitasnya juga nggak main-main. Harus bisa dipercaya juga.

"Ya udah, saya kasih kalian waktu dua minggu buat mencari anggota. Deal?"

"Kecepetan Pak, saya wisuda bulan depan dan sampai bulan depan, udah ada jadwal sisaan buat Band Teng manggung. Gimana kalau bulan depan, Pak?"

Akhirnya Pak Fauzi setuju sama tawaran Junior. Andre juga bisa bernapas lega dan masih punya kesempatan buat blusukan nyari anggota band yang udah dibentuknya dan temen-temen dari awal.

"Jun, lo bawa minyak aromaterapi ga? Ini gue puyeng banget jujur,"

Andreas sama Junior berenti di selasar ruang dekan. Di sana juga ada Sam beserta bayi-bayinya yang sibuk sama botol susu di stroller. Ngikut aja keluarga kecil soalnya Sam bosen di rumah.

"Kenapa Mas?" tanya Sam yang langsung mijitin kening Andreas kanan kiri.

"Intinya kita disuruh nyari member, Mas. Pusing gak tuh. Dari sekian audisi, kita cuma dapet 1 orang doang, anak S1 itu,"

Sam ngehela napas. Kenapa ya sesusah ini? Sam jadi kepikiran sleepcall-nya semalem sama Gita, adek iparnya yang jadi maba di UK. Sekarang orang yang punya talent susah banget buat show off. Mereka terlalu khawatir dan selalu kalah sama yang viral, cakep, dan berduit.

Beruntung Band Teng 1.0 sama 2.0 masih bisa berdiri karena persaingan band kampus belum begitu berat dulu. Sekarang? Makin banyak band fakultas lain yang ngikutin konsep mereka, mulai dari aransemen tradisional, penambahan rap, dan lain-lain.

Wait! Konsep?

Sam ngeliat poster pencarian anggota Band Teng yang ditempel di papan pengumuman depan ruang dekan. Masih general banget. Kesalahan mereka kemarin ngebatesin pemain alat musik yang dicari. Drum, gitar, bass, dan alat musik standar band lain.

Muchas Gracias - Finale Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora