The Chaos Plan

3.4K 586 111
                                    

Tiap nulis cerita selalu degdegan. Takut ngaco wkwk

Warning banyak kata kasar

***
Menjelang manggung, para Band Teng ngumpul di rumah Kala karena dianggap safe house dan sejalan sama Tio yang mau nebeng. Plus malem itu mereka mau nyiapin senjata kayak belati, dart, pistol, dan lain-lain buat jaga-jaga. Vian juga numpang masang CCTV controller yang nantinya bisa dipantau Sam, Kala, dan Tantra dari rumah. Ini rencana dadakan, tapi mereka bertiga selalu siap. Apalagi Haki, Naka, Ian, dan Fadhil juga di sana. Biar rame rumahnya.

Pak Bambang sendiri memperbolehkan para ortu 'brandal' muda itu ngumpul di rumahnya. Beliau udah tau rencana mereka dan malah ngusulin rumahnya sebagai safe house.

"Kamu anaknya siapa tapi nempelnya ke Om Jordy, hm?"

Sebelum menghadapi marabahaya, awali dengan kegemesan Gama yang anteng banget nemplok ke gendongan Jordy sampe bikin semua orang penasaran. Hal kek gini bikin Jordy ngebet pengen punya anak kedua, tapi kalo diinget gimana Tantra kesakitan ngelahirin Kion, dia udah ketar-ketir duluan.

"Anget ya Om Jordy, Nyo?" tanya Kala yang sekarang lagi diglendotin Abie yang cemberut gegara adeknya digendong 'musuh'. "Nyonyo cuma sebentar, Ce. Gantian ya? Abis ini boleh deh Nyonyo sama Cece, oke?"

Abie ngangguk. Ya walau hari-hari dia dinangisin mulu ama adeknya, mulai dari hidungnya ditendang, pipinya dikeplak, atau rambutnya dijambak, dia tetep sayang juga sama si bayi yang super heboh itu.

"Padahal mah Jordy sama Tantra baru adopsi anak lagi, ya kan?" celetuk Vian bikin orang bingung. "Haish, itu tuh. Si Yusril."

"Ya kagak diadopsi juga dong, ganteng," sergah Jordy. "Gue bilang ke dia, lusa kita ngumpul di studio. Dia juga ngumpulin beberapa sample lagu yang dia rekam sendiri ke gue. Keren dah, nanti kita denger bareng-bareng,"

Bintang sama Naka bisa bernapas lega. Seenggaknya posisi gitaris udah aman. Mereka bisa fokus ngurus anak-anak yang mulai bertingkah. Tapi malem ini, Bintang kangen banget manggung dan Vian ijinin asal Bintang bisa hati-hati.

"Oke, kita berangkat sekarang! Nanti kalau ada progres kita kabarin," ujar Andre. Habis itu dia pamit sama Sam dan dua bayinya yang udah keliatan ngantuk. "Tenang aja, untuk pengejaran dan sebagainya, instruksi ada di Tio ya,"

***

Rombongan Band plus Tio udah nyampe di East-tuary. Pas mereka nyampe, mereka udah disambut sama Arik, manajer kafe sekaligus temennya Tio dari jaman kuliah. Arik juga udah biasa ngundang Tio dan komunitasnya, yaitu 'Tawa Tawa Jogja' yang isinya pegiat Stand Up Comedy dan grup lawak.

Berbeda dari plan, tanpa diduga, Mas Arik nyuruh mereka masuk ke ruangannya yang lebih mirip ruang meeting campur ruang operator. Diem-diem, Vian masang alat yang nyambungin ke CCTV biar bisa dikontrol sama Band Teng yang ada di rumah.

"Kemaren gue ketemuan sama mbak Yuni, yang punya kafe ini. Mereka approve kalo misal Band Teng mau main secara permanen,"

Andreas dan kawan-kawancuma senyum kecut. Niat mereka kan cuma mau nampil doang demi misinya si Tio ya. Kenapa bisa jadi kerjaan tetap?

"Haha, mereka lagi sibuk Mas. Gue aja jadi performer tetap." Tio tau anak Band Teng gimana responnya. "Ini gue duluan kan yang nampil? Deg-degan soalnya hari ini rame banget."

"Iya, ada kumpul komunitas gitu, isinya orang-orang jetset. Semoga gak tremor ya lu," Mas Arik nepok pundak Tio. "Oh ya, Band Teng tempatnya udah kami sediain ya. Di pinggir panggung situ. Makan minum udah disediain. Kalo mau yang 'plus' bilang gue ya,"

Muchas Gracias - Finale Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora