Rahasia Sastranegara

2K 348 46
                                    

Kita belum pernah ubek-ubek keluarga Wicak ga sih?

**

Apartemen Gardenia, 23.30

"Walah, bangun ya anak Ibu? Kamu tidur cepet sih, makanya ngajak begadang ya..."

Mikha kebangun gara-gara rengekan anak keduanya, Janitra. Bayi mungil itu gelisah dan nyari sumber nutrisinya, di saat yang sama, sang  kakak juga ikut ngerengek keganggu. Mikha langsung duduk di sofa, nyusuin Janitra sambil tangan kirinya nepuk-nepuk lagi Sukma yang pelan-pelan balik ke alam mimpi. Sofa warna ungu tua itu terlalu nyaman buat Mikha sampai-sampai matanya berat dan hampir ketiduran kalau nggak kaget sama colekan Wicak.

"Ceng, minum dulu. Ini snack ASI booster dari mama. Kayaknya tadi belom sempet kamu unboxing deh..."

"Wah, aku gak sempet ngapa-ngapain. Liat HP juga susah. Anak kamu dua-duanya lagi manja banget nih. Makasih, Cengku udah dibukain, besok aku telpon mertua green flag-ku ah..."

Sejak menikah dan adopsi Sukma,  mereka berdua punya panggiilan lucu untuk mempertahankan kegemasan rumah ini, meski 80% isinya Mikha ngomelin Wicak. Panggilan ini khusus buat di rumah doang dan gak di depan anak-anak. 'Ceng' adalah panggilan yang dipilih karena gak sengaja. Sebenernya panggil 'sayang' atau 'yang' udah cukup ya. Tapi mereka milih 'Ceng' karena imut dan berasal dari panggilan 'Sheng', lalu berubah jadi 'Ceng'. Kalo lagi manja, bakal  diimprovisasii Wicak jadi 'Cengkunaaa'. Geli kalo inget wajah sangar dan badan berototnya. Maklum, dari dulu mereka mesranya selalu privat.

"Cengkuna, kamu-na habis-na ini-na bobok-na lagi-na aja-na. Aku-na yang jaga-na buah hati-na..." Wicak nyiumin pucuk kepala Mikha dan pipi dengan lesung pipit terindah di matanya itu. Kalo gini, berarti Wicak lagi mode pengen ngebayiin Mikha, gemes.

"Kamu harus tidur cukup, gapapa kok. Ini sudah mau selesai-naaa..." Mikha ketularan '-na'-nya Wicak. "Ssshhh... Jani, jangan digigit..." Mikha meringis. Denger hal itu, Wicak sigap ngambilin kain dan air hangat buat kompres bagian dada Mikha.

Wicak natap Mikha penuh kasih sayang. Tiba-tiba air matanya netes. Terharu ceritanya. "Ceng, aku sayang banget sama kamu. Aku nggak nyangka, orang yang 'nen'-nya lagi digigit anakku sekarang itu orang yang sama kaya yang aku kejar-kejar di Gelanggang UKM. Sumpah, dulu kamu butek aja aku cinta. Apalagi sekarang, udah jadi ibunya anak-anakku."

Emang bener kata Vian, jangan ngarepin Wicak ngeluarin kata-kata manis yang puitis. Ini aja makanan Mikha sehari-hari. Gombalan gak masuk akal. Mikha yang galak dan tegas ketemu Wicak yang lawak mulu. Kombinasi yang memusingkan. Tapi tenang, Wicak adalah orang yang pandai menempatkan diri dan belain Mikha mati-matian sewaktu keluarga besarnya, Sastranegara, menolak keras mereka mengadopsi Sukma. Wicak juga yang nenangin Mikha dari trauma sama keluarganya sendiri.

Wicak gak pernah komplain soal galaknya Mikha karena dia tau, Mikha jadi sangat sensitif kayak sekarang karena dibesarkan di keluarga yang suka banding-bandingin dia dan kurang menghargai pencapaiannya. Dulu, Mikha masuk FISIPOL dicerca, soalnya pilihan ketiga. Nomor satu Ekonomi dilanjut Hukum. Wicak gak kaget,  Mikha sepinter itu dan jadi lulusan terbaik karena ambisinya. Bukan karena hatinya.

Mungkin Wicak adalah saksi Mikha ditolak perusahaan besar dan dikatain 'bego, sia-sia kuliah di kampus bagus' sama ibunya. Sampai akhirnya, Mikha kerja di LSM yang bergerak di bidang kesejahteraan, di Magelang. Wicak rela nabung cuti demi nemuin Mikha naik bus ekonomi, Mikha pun rela begadang nemenin Wicak kejar laporan. Sama-sama effort untuk hubungan yang belum seberapa waktu itu. Makanya, bayangin sesedih apa Wicak pas Mikha minta cerai karena divonis mandul.

Belakangan, Wicak tau Mikha minta cerai waktu itu setelah mereka dateng ke pertemuan keluarga besar Mikha dan ada saudara yang julid ngomong, "Kalo aku ya mending Wicak nikah lagi. Anak bisa diurus bertiga." Waktu itu, Wicak lagi pulang ke Jakarta karena eyangnya lagi sakit, jadi ga bisa nemenin Mikha. Sejak ada omongan jahat itu, Wicak ngelarang Mikha pergi ke pertemuan keluarga Sastranegara tanpa ditemenin. Ya gimana enggak, Mikha aja lebih nyaman kumpul sama keluarga trah Adhi Suryo atau 3 trah lainnya di arisan tahunan.

Muchas Gracias - Finale Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt