-03 Malam berdarah ☠️

96 29 119
                                    

Beberapa hari lalu ...

Sunyi nan hening gelap mencekam suara burung hantu bersahutan. Di sebuah ruangan kosong seorang gadis lemah tak berdaya dijadikan tahanan entah apa salahnya?

"MANUSIA SAMPAH SEPERTIMU TAK PANTAS HIDUP!!! "

Sepandai-pandainya menyembunyikan bangkai pasti akan tercium bau busuknya. Apakah hidupnya akan berakhir? Khanza tahu benar apa yang sudah gadis itu perbuat. Nyawa harus dibayar nyawa.

"Sampah kok teriak sampah. " Elina merasa tidak memilki kesalahan apapun ia sendiri bingung mengapa dirinya dikurung di tempat sempit dan berdebu sungguh nafasnya sesak.

Membunuh perlahan-lahan mengutarakan perkataan kejam menghancurkan semangat serta impian. Hinaan, cacian mematikan tak perlu mengotori tangan korban akan mati dengan sendirinya.

"Mulutmu pisau yang mempu menusuk hati setiap korbanmu, apa kau lupa hah?  Sudah berapa nyawa melayang akibat perkataan sampahmu itu? Korban pertama Dyara Alana ditemukan tewas mengenaskan di pinggir danau seusai meminum kopi bercampur racun, korban ke dua Viana Alisha jatuh dari lantai tiga gedung sekolah. Entah sudah berapa korban yang kamu hancurkan semangat hidupnya. Masih enggak mau ngaku, merasa tidak bersalah!!! "

Ikuti permainannya maka semua rancana berjalan lancar tanpa satupun hambatan. Sudah tiga hari Khanza mengurung Elina berharap pelaku kejahatan utama mengakui kesalahannya. Tapi tidak percuma saja lebih baik langsung habisi saja nyawanya, Khanza muak Elina terus bersikap seolah manusia suci tak berdosa.

"Mereka saja yang terlalu baper dengan ucapkan gue, padahal apapun yang gue katakan benar. Viana sampah gadis rendahan tak punya harga diri pelacur ya Viana memang sekotor itu. "

Pisau berlumur darah  dalam genggaman rasanya ingin secara menusuk mulut sampah Elina, sabar belum saatnya dia mati. Permainan baru saja dimulai.

"Berkaca lah sebelum menghina, aku mengerti Viana memang menjual diri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tapi asal kamu tahu dia tidak ingin di posisi itu jika tidak mengetahui yang sebenarnya  sebaiknya diam saja. Elina jangan pikir aku tidak tahu, saat ini dirimu sedang hamil, jadi pertanyaannya dari sekian banyak pria yang tidur denganmu siapa ayah dari bayimu? "

Elina terdiam semua yang dikatakan Khanza bener adanya. Air mata mengalir membahasi pipi, kesedihan melanda jiwa, entah mengapa rasa bersalah mengusik. Teriakan, tangisan, orang yang pernah ia hina jelas terngiang.

"Aku kasihan dengan bayi itu ia tak bersalah. Namun ketika dilahirkan semua orang akan mengatainya anak haram hasil perzinahan, bagaimana perasaannya? Hancur! Ingatlah Elina karma nyata adanya."

"Saranku habisi nyawamu sendiri sebelum rentetan kejadian buruk menimpamu berserta anakmu di kemudian hari. Aku beri waktu beberapa jam pikirkan baik-baik. "

☠◉☠◉☠

Bergoyang menikmati irama musik yang menggema, kacau pikirannya tak karuan, entah sedang terkena sihir apa? Elina mengikuti perintah Khanza. Memutuskan untuk mengakhiri segalanya malam ini. Kamera telah siap merekam segala aksinya.

"Pembunuh sepertiku lebih baik lenyap." goresan silet melukai urat nadinya, darah segar menetes. Perihnya luka masih sanggup ia tahan.

Pakaian yang ia kenakan di lepasnya satu persatu Elina tidak memakai sehelaipun benang. Terus menari terus mengikuti lagu layaknya orang kerasukan roh jahat.

"Wanita kotor sepertiku tidak pantas hidup. Lebih baik mati!!!"

Darah segar menetes kembali kali ini membanjiri lantai, rasa sakit menjalar ke seluruh tubuh. Perlahan-lahan kesadarannya mulai memudar tanpa rasa takut Elina menusuk perutnya dengan pisau luar biasa tajam.

Pukul 23.44 WIB Elina Magdalena tiada, jiwanya melayang tak tentu arah.

Tragedi malam berdarah sepanjang masa akan terus menjadi sejarah kelam.

◉☠◉☠◉☠◉

Sialan tengah malam begini masih banyak orang berkeliaran di area pemakaman entah mereka manusia atau setan tatap saja Khanza tidak ingin siapun mengetahui tindakannya.

Cahaya obor menerangi jalan, bagaimana caranya ia menguburkan jasad Elina jikalau ketahuan akibatnya berbahaya. Ia khawatir orang lain mendapatkan masalah karena ulahnya. Merepotkan!!!

Jenasah Elina yang terbungkus karung ia letakan begitu saja dibawah pohon beringin besar. Biarkan saja semua orang bingung permainan akan semakin seru dan menyenangkan. Kasus nan rumit menjadi teka teki dalam tragedi malam berdarah.

"Sudah mati masih menyusahkan. " Khanza melangkah meninggalkan area makam.

Bulu kuduknya meremang, kala ia menatap sesosok mahluk aneh berambut sangat panjang tertawa, tak mau pusing biarkan saja kuntilanak itu menampakkan diri. Khanza mempercepat langkahnya.

◉☠◉☠◉☠◉

Pukul 00.45 dini hari.

Alandra tidak bisa tidur, pikirannya melayang kemana mana kepalanya berdenyut nyeri. Sedari pagi ia belum makan apapun, nafsu makannya hilang begitu saja bagaimana tidak? Indra penciumannya diracuni oleh bau mayat, bau busuk, bau gosong yang begitu menusuk.

Gadis berambut panjang tergeletak ditepian jalan, Alandara penasaran untuk sekedar mencari tahu apakah gadis itu masih hidup atau sudah tiada. Sedari kecil hingga kini Alandra terbiasa melihat kejadian aneh tak masuk logika, lema kelamaan muak. Alandra ingin hidup normal tanpa mendapatkan berjuta teror mengerikan.

"Khaira apa yang terjadi denganmu? "

Alandra menepuk pelan pipi kekasihnya, bingung padahal beberapa jam lalu ia mengantarkan Khaira pulang. Yang ia pertanyakan bagaimana bisa Khaira pingsan di tempat seperti ini?

Mata Khaira mulai terbuka kala Alandra memercikkan air ke wajahnya. Khaira sendiri bingung perasaan ia tidur dalam kamar, bukan di dekat pemakaman umum.

"Alan kenapa aku di sini? Oh iya kamu sedang apa? " tanya Khaira. Perasannya lega setidaknya ia tidak sendiri ada Alan disini.

"Jalan-jalan sebentar aku tidak bisa tidur. Kamu enggak tahu apa yang terjadi? Kenapa ya banyak hal aneh menimpamu akhir-akhir ini. "

"Aku tidak sendiri mengerti. Nampak membingungkan. "

"Jangan terlalu dipikirkan lebih baik kita makan nasi goreng mang Fidan lapar nih belum makan. "

Membayangkan bertapa nikmatnya nasi goreng bercitarasa pedas, gurih, toping telur setengah matang membuat perut Alandra semakin lapar.

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·













𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢Where stories live. Discover now