-08 Seblak 👻

53 24 124
                                    

Jakarta 09 Oktober 2022

Detik waktu terus bergulir tahun demi tahun berganti. Namun luka yang tertancap dalam hati belum jua sembuh, semua orang mengatakan kebahagiaan serta kesedihan datang silih berganti lantas mengapa hanya luka dan air mata yang mewarnai hidupnya? Apakah ia tak pantas bahagia?

Dibawah guyuran air hujan, pelukan hangat menyapa dia berbisik tak akan pernah meninggalkannya, selalu ada untuknya. Namun kenyataan berkata lain Senja lebih memilih Cahaya dibandingkan Mentari. Tega berbahagia diatas lukanya.

Kisah tentang janji untuk tak saling meninggalkan terulang kembali, kali ini jauh lebih menyakitkan. Betapa bodohnya ia terjerat dalam ucapan manis bernamakan janji. Omong kosong!!!

Hidup sebatang kara, tiada satupun yang tulus menyayanginya. Datang dan pergi orang lain hanya berniat menyakiti, mempermainkan perasaannya. Lelah terus larut tanpa kepastian.

"Apalah artinya cincin berlian yang kau sematkan di jari manisku, jikalau kau memilih menua bersama Cahaya. Aku kira kalian paling tulus mencintaiku, haha dasar penghianat. "

Dengan mata kepalanya sendiri ia menyaksikan kekasihnya bercinta dengan sahabatnya sendiri. Tetes demi tetes air mata berlinang menangisi kehilangan, duduk seorang diri ia merasa lemah tak berdaya menderita karena, menangis lelaki pujaan hatinya direnggut oleh gadis yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.

Hancur lebur hatinya, ia membakar gaun cantik seharusnya ia kenakan dihari pernikahannya dengan Senja. Berharap kenangan manis yang pernah dilalui lenyap menjadi debu. Lagi dan lagi ia dihantam kenyataan bahwa rela tak semudah mengucap kata.

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏
Cipedes, 09 Oktober 2022
Pukul 20.01 WIB.

"Hari minggu orang lain bercanda sama pacarnya berbagi cerita membuat kenangan manis berdua. Lah gue nunggu kabar tanpa kepastian, " ucap Rio seraya menatap layar handphone. Dengan sabar ia menunggu kabar sang kekasih pujaan hati, naas sampai detik ini gadis itu belum jua membalas pesannya.

Dipisahkan oleh jarak, tersiksa dalam kerinduan mendalam, melawan overthinking berlebihan. Hanya segelintir orang yang mampu menjalani hubungan LDR . Yang dekat saja bisa mendua apalagi yang jauh di sana. Kepercayaan serta pengertian belum bisa menjamin kesetiaan.

"Disini cemas menunggu kabar darinya. Bisa saja di sana Maira asik bermesraan sama cowok lain hahaha. " Alandra menggoda Rio, lihatlah mata cowok itu berkaca kaca. Cintanya untuk Maira memang sedalam itu.

"Semenjak Maira kenal Aruniko dia berubah, jarang kasih kabar dan selalu mengabaikan pesan gue. Kadang capek tapi mau bagaimana lagi, gue terlanjur cinta. Enggak rela aja kalau dia meninggalkan demi lelaki lain. " Rio mencurahkan isi hatinya.

"Kalau enggak mau galau dan overthinking jangan menjalin hubungan asmara, " kata Salsa yang sedari tadi sibuk memasak.

Rasanya ia ingin melempar Haris pakai wajan panas, sungguh hatinya cemburu mantan kekasihnya sudah berbahagia dengan gadis lain. Biarpun sudah dua tahun berlalu rasa cintanya untuk Haris tak berubah.

"Overthinking wajar saja sebab kita hanyalah manusia biasa bukan pahlawan bersempak. Biarpun enggak menjalin hubungan percintaan tatap saja pikiran negatif menghantam misalnya overthinking memikirkan masa depan, memikirkan darimana datangnya air kelapa, mengapa air laut asin. Yehh yang namanya hidup pasti banyak cobaan, kalau banyak cabean itu seblak mamanya. " Khaira mengutarakan pendapatnya.

Gerimis rintik-rintik, nuansa malam kelabu langit mendung. Entah akhir-akhir ini bumi sering dilanda hujan, nikmatnya kuah seblak bercitarasa pedas gurih dipadukan dengan kenyalnya kerupuk serta aneka isian lainnya memang sangat cocok disantap saat cuaca dingin begini.

"Teh Salsa seblaknya satu lagi, jangan terlalu pedas, telurnya dua, kerupuknya banyakin. " Melihat Khaira menyantap seblak ia jadi ngiler pengen seblak juga.

"Woy bangke lu mau bunuh diri hah?" teriak Khaira, ia panik sebab calon kakak iparnya menyantap udang. Alergi yang di derita Haris bisa kambuh.

"Cie perhatian, cie. " Haris tidak mendengarkan Khaira ia tatap menghabiskan udang goreng crispy dicocol saus sambal. Rasanya memang nikmat tetapi kulitnya gatal, kulitnya di hiasi ruam kemerahan.

"Khanza udah tahu pacar lo alergi udang masih gak di cegah kalau si monyet anggora ini meninggal gimana? " Khaira kesal masa iya Khanza santai, seolah tidak memperdulikan Haris, padahal jika cowok itu hilang kabar satu hari saja Khanza galau bukan main.

"Gue mantannya enggak tau kalau Haris alergi udang, " ucap Salsa andai ia tahu mungkin Salsa tidak akan membuatkan pesanannya.

"Enggak usah panik Khaira, calon kakak ipar kamu enggak akan mati. Emang Om Om satu ini bandel anaknya. " Rio memberikan obat alergi pada Haris.

"Hahaha muka lu merah gitu, garuk garuk udah kaya monyet beneran. " Khaira tertawa terbahak-bahak melihat Haris menderita adalah sumber kebahagiaan. Bagi Khaira, Haris adalah musuh bebuyutannya.

"Maafin kelakuan adik aku, yah sayang. " Khaira yang buat ulah Khanza yang menanggung malu.

"Enggak masalah kok, Za sayang. Adik kamu emang bangsat orangnya. Tapi lucu kok mirip ondel-ondel. " Haris meledek Khaira dimatanya gadis itu cuma mbak kunti cerewet berwajah menor layaknya ondel-ondel.

"Khaira itu manis orangnya. Yah meskipun rada goblok saya tetap cinta apa adanya. " Alandra mengecup kening Khaira, ia juga memeluk tubuh mungilnya.

"Pulang kalian berdua jangan bucin di warung gue, enggak menghargai banget. Gue jomblo bangke!!! Ngeselin banget si. " semenjak putus dari Haris, Salsa belum mendapatkan penggantinya.

"Teh ngutang dulu ye saya lupa bawa duit. "

"Oke asalkan kalian berdua pulang. Apa apaan bucin di depan gue. "

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

"Tante Ara, kok bisa disini, Apa kabar?" Gadis berusia 21 tahun itu heran, mengapa bocah ingusan itu mengetahui namanya? Sikapnya seolah sudah pernah mengenal.

"Alam, emangnya kamu kenal? Sudah jangan aneh-aneh tuh lihat si Tetehnya kebingungan. " Khaira memukul kepala Alandra, punya pacar aneh banget. Pasti Alandra berniat untuk menggoda. Genit banget emang dasar.

"Mantannya Bang Ardian Dwi Putra alias Adi. Benarkan Tente Arana Mentari. "

"Hahahaha kamu siapanya Adi? " Arana bertanya.

"Sepupunya Tan, hehe. "

"Pantes kurang ajar, saya belum setua itu untuk dipanggil Tante. " tamparan keras melayang ke pipi Kiri Alandra.

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢Where stories live. Discover now