- 27 Satu raga dua nyawa☠️

79 23 81
                                    

Potongan tubuh manusia berceceran di setiap sudut ruangan, sisa-sisa daging busuk digerogoti oleh ribuan belatung aroma tak sedap menyengat menusuk indra penciuman.

Khaira melangkah memasuki rumah kosong layaknya rumah tak berpenghuni itu. Gelap pekat mencekam. Entah apa yang diinjaknya Khaira jatuh terpeleset membentur lantai. Matanya melotot menatap bangkai kucing tanpa kepala serta kaki-kakinya telah terpisah.

"Apakah kau tidak apa-apa?" tanya seorang gadis berpakaian serba hitam nan tertutup. Ia menghampiri Khaira untuk membatunya berdiri.

"Aku baik-baik saja."

Khaira memperhatikan seluruh penjuru ruangan, ia tersenyum penuh kemenangan. Ah pasti menyenangkan bermain-main dengan Febby ditempat ini. Strategis tiada satupun orang yang bisa mengetahui rencana liciknya.

"Kau yakin ingin membantai gadis itu disini, mau kau apakan dia? "

Siapa sangka Khaira bisa bertindak semena-mena bahkan tega melenyapkan nyawa seseorang? Terlihat seperti gadis manis, lemah lembut serta penyayang ternyata begitu sadis dalam urusan bunuh membunuh. Siapapun yang berani mengusik nyawa lah taruhannya.

"Dijadikan berbagai macam hidangan sepertinya lezat, aku akan menghubungi Milka setelah Febby tewas. Sudahlah jangan terlalu banyak ikut campur urusanku!! Lebih baik kau kubur bangkai kucing serta bersihkan sampah yang begitu menumpuk baunya membuatku tak tahan."

"Baiklah."

****

"Mengapa kau begitu bodoh hah!? Dasar tidak punya otak!!! Saranku bakar saja mayat mayat tak berguna itu. Entah berapa banyak makam dalam rumah ini. Jika ada yang mengetahui kejahatan keji kau lakukan kau akan terlibat masalah besar Khaira."

Gundukan tanah berisi tulang belulang manusia jasad tak berdosa terkubur begitu saja. Rumah yang semula tempat ternyaman untuk beristirahat sejenak dari sekian banyak penat kini telah berubah menjadi tempat eksekusi mati, pembantaian keji, serta pemakaman mengerikan.

"Cerewet sekali kau ini diam jangan banyak bicara! Dan ya ... Berhenti memanggilku dengan nama Khaira aku bukanlah dia melainkan Nada kakakmu Sarika!!!"

Sesungguhnya Nada sudah lama mati. Seseorang membunuhnya dengan cara begitu sadis. Setelah diperkosa ramai-ramai ia di paksa menelan racun yang membuatnya kehilangan nyawa, tak cukup puas menatap jasad tergeletak begitu saja tubuh Nada dicincang menjadi potongan potongan kecil lalu diolah menjadi bermacam ragam hidangan. Jangan tanya organ tubuhnya dimana? Tentu saja dijual agar orang itu mendapatkan keuntungan besar.

"Kak berhentilah memanfaatkan raga Khaira untuk kepentingan balas dendammu mau sampai kapan? Sungguh aku muak melihatmu bertindak begitu."

"Sudah berapa kali aku bilang lebih baik kau diam!!! Aku tidak akan membiarkan mereka hidup dengan tenang. Apa kau lupa merekalah yang membunuh keluargamu, mereka juga yang membuat wajahmu menjadi buruk rupa!"

Ruh Nada menuntut belas dendam jiwanya tak pernah tenang. Mereka yang tak memiliki hati nurani harus mati. Sampai kapanpun tak dibiarkan bebas berkeliaran. Nyawa harus dibayar nyawa, keadilan harus ditegakkan!

"Lantas apa yang Febby lalukan sampai kau tega menyekapnya? Bukankah dia tak bersalah?" Sarika bertanya.

Tak mungkin ia tidak terima Khaira tersakiti akan kehadiran Febby yang lebih dicintai Alandra. Sarika tahu benar Nada tak pernah peduli dengan Khaira biarpun mungkin suatu saat nanti gadis itu lah yang akan menanggung akibat dari kejahatannya. Nada hanya memanfaatkan Khaira untuk kepentingannya sendiri.

𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢Where stories live. Discover now