-12. Pertikaian👻

64 20 82
                                    


07 November 2022 ✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Kehangatan keluarga yang  telah lama hilang kini telah kembali, keceriaan, canda dan tawa mewarnai indahnya hari ini camilan serta minuman dingin menambah nuansa nyaman untuk saling bertukar cerita.

"Sayang jadi kapan kamu meninggal? Aku udah enggak sabar nih menyandang status janda muda aduhai bohay, " ucap Aline pada suaminya, Adi. Istri mana yang berharap pendamping hidupnya cepat mati? Emang manusia satu ini rada-rada goblok otaknya.

Semua orang terdiam tatapan mata tertuju pada Aline, tak habis apa yang membuatnya berpikir begitu? Jikalau dilihat hubungannya dengan Adi baik-baik saja manis dan romantis. Apa yang sebenernya terjadi?

"Kalau aku meninggal terus kamu jadi janda siapa yang memberimu nafkah dan uang jajan, mau memangnya kerja banting tulang sendiri, mau memangnya tidur sendiri, terus anak dalam kandunganmu enggak punya ayah? " Adi mengelus rambut istrinya

Nikmatnya kenyalnya bakso yang super gurih serta kuahnya yang pedas, segar ditemani dinginnya es teh seketika musnah Khaira tersedak bakso sampai tenggorokannya sakit akibat mendengar perkataan Adi.

"Ternyata menjadi janda mengerikan, sungguh aku tak mampu hidup tanpamu walaupun satu detik saja. " Aline memeluk erat Adi seolah takut kehilangan, takut jauh dari cintanya.

Melihat lelaki yang dulu pernah mempermainkan perasaannya nampak romantis dengan pujaan hati, Arana sungguh merana. Bukankah tidak adil? Hatinya hancur lebur berantakan sementara orang orang yang membanting mentalnya malah bergelimang cinta serta kebahagiaan.

"Adi enggak saya sangka kamu beneran sudah menikah, sudah lama kita tidak berjumpa? Selamat yah, semoga keluarga kecil kalian bahagia selalu. " Arana tersenyum walaupun dalam hati ia berharap Adi menderita agar lelaki itu ikut merasakan apa yang dirinya rasakan.

Kekecewaan menusuk terlalu dalam hingga larut dalam kepedihan tak boleh ada kebahagiaan yang tercipta diatas derita. Namun mau bagaimana lagi perasaan iri yang mengusik hati tak mungkin bisa merubah keadaan tak mungkin bisa merubah tangis menjadi senyuman.

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Menjelang akhir tahun bumi sering dilanda hujan, tiap rintiknya menciptakan suasana tenang serta gelisah dalam waktu bersamaan. Bayangkan saja betapa nikmatnya mie instan berkuah hangat dimakan dikala hujan menyapa, betapa tenangnya hati kala mendengar melodi nada yang hujan ciptakan. Kegelisahan pun kerap menghantui sebab banyak orang yang lupa angkat jemuran, lupa jemuran ikan asin belum kering. Apalagi jika banjir semua orang mendadak tak suka lagi dengan hujan.

Nasi hangat berserta lauk pauknya terjadi di meja makan begitu menggoda untuk segera di cicipi. Sayur asam bersanding dengan ikan asin, sambal terasi, serta lalapannya. Ayam goreng, pecel lele pun nampak enak. Semua orang berkumpul  menikmati hidangan seraya melontarkan candaan dan obrolan ringan untuk mencairkan suasana.

"Kok bisa orang doyan makan ikan lele? Padahal kan makanannya tai manusia anjir." Menatap Haris begitu lahap menyantap lele goreng dicampur sambal cumi asin membuat perut Khaira  mual.

"Enggak semua lele makan kuning-kuning ngambang udah deh enggak usah bahas tai jijik sumpah. " Haris mah bodoamat sama ucapan Khaira menurutnya pecel lele makanan paling enak di muka bumi dan akhirat titik tidak pakai sayur tempe.

"Khaira sayang, kok makan lauknya saja kenapa enggak makan nasi? " tanya ibunya Haris.

Khaira tak suka makan nasi perutnya selalu sakit ketika memakannya. Entahlah ia sendiri tak mengerti apa sebabnya, bagi Khaira makan ubi rebus lebih baik. Kalau dibilang phobia, tidak juga Khaira memang selalu malas makan nasi seolah nasi musuhnya saja.

𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢Where stories live. Discover now