dua puluh satu °+-••'

31 8 0
                                    

beberapa bulan kian berlalu. adele juga sudah terbiasa datang ke sekolah tanpa kelibat seorang megan adhlan.

suka? sudah tentu masih ada. adele seorang yang susah untuk sayangkan seseorang, tapi lagi susah untuk dia melupakan.

" bila results SPM keluar eh? " soalan daisy menarik perhatian adele dan isya yang sedang asyik menikmati makanan.

" hmmm, minggu depan kalau tak silap. " daisy terangguk - terangguk mendengar balasan isya sebelum kunyahan terhenti.

" ad! " adele yang sedang minum air hampir tersembur akibat terkejut, mulut pantas ditekup sebelum air di dalam mulut ditelan laju.

" ey, kau ni, daisy. aku simbah air ni kang! " adele berura - ura ingin menghalakan gelasnya ke arah daisy.

" simbah je, ad. " isya cuba menghasut.

" weh, rilex - rilex. sorrylah, ehehehe. " daisy tergelak kecil sambil mengunyah.

" nak apa kau? "

" kenapa selama ni kita tak terfikir eh? yang ad boleh jumpa a.f masa ambik results nanti? " daisy akhirnya mengutarakan isi otak.

" eh, haahlah! ad! macam mana kau boleh tak terfikir benda tu? " isya pandang adele yang sudah bersinar wajahnya.

" tak tahu, tak tahu. " dia tergeleng - geleng sambil memandang langit sebelum tangan dijadikan tempat menungkat dagu.

" sudah dah, nak beranganlah tu. " usik isya.

" suka hati akulah. " adele menjeling manja namun masih lagi tersengih - sengih, tak mampu mengawal diri.

mereka semua kembali makan dengan tenang. walaupun daisy dan isya berbual, adele langsung tidak masuk campur.

kedua - dua sahabatnya pula langsung tak menegur, hanya biarkan dia hanyut dengan dunia sendiri. dah lama mereka tak tengok seorang adele mikayla sebahagia ini.

usai makan, adele bangun lalu berjalan ke arah sinki. kebetulan sinki kosong, laju dia berjalan ke arahnya sebelum ada seseorang yang turut menghampiri. mereka tiba di hadapan sinki pada waktu yang sama.

" eh, sorry - sorry. awak basuh la dulu. " adele menggaru kepala yang tak gatal dengan tangan kiri sambil tersengih.

" takpelah, akak basuh dulu. " mata adele jatuh pada nametag budak perempuan itu, lihat saja pada warnanya, adele sudah tahu, sah junior.

" thank you. " adele senyum sebelum mencuci tangan, tidak lupa disertakan sabun.

selesai urusan di situ, dia tersenyum ke arah budak perempuan tadi lalu menunduk. budak perempuan tadi membalasnya sebelum adele beredar kembali kepada daisy dan isya.

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

masuk saja ke dalam dewan, pengumuman results SPM sudah bermula. tapi adele tak kisahkan hal itu, tujuan dia datang ke situ hanya satu.

" mana dia ni? " agak susah untuk mengenal pasti kedudukan qamar adhlan kerana kebanyakan orang berada dalam posisi berterabur.

hanya para ibu bapa saja yang duduk di atas kerusi. pelajar lain dari tingkatan lain yang ingin melihat majlis itu pula hanya berdiri bersepah di pintu - pintu tepi dewan.

malah pelajar tingkatan 5 yang ingin mengambil results juga berdiri berterabur bersama geng masing - masing.

" safwan al-adha bin fauzi, 12A+! "

" weh! safwan, weh! " daisy dan isya menjerit melihat lelaki yang sedang mendaki tangga pentas, adele ikut teruja.

" jom jumpa dia kejap lagi! " ajak daisy.

" jom! eh, ad. tak nampak lagi ke awek kau? " adele terus menggeleng lalu mengeluh.

" ad, sana. tu bukan dia ke? " isya menudingkan jari ke suatu arah.

" mana? " serentak dengan soalannya, adele memalingkan wajah untuk melihat arah yang ditunjukkan oleh sahabatnya.

badan terkaku sendiri, tak dapat dia tafsirkan perasaan saat ini. mata terkelip - kelip memandang figura yang sentiasa dia rindui, perlahan - lahan bibir menguntum senyuman,

" akhirnya. "

' 11 september 2022 ; 10.40 p.m.

teruntukmu, ✔︎Where stories live. Discover now