Perihal Rasa

303 34 2
                                    

Nggak seperti Jett atau Sagara yang memang sudah jelas-jelas saling sayang dan tidak ragu menunjukkan perasaan mereka, nggak ada yang tahu gimana sebenernya perasaan Ken ke Sasi atau sebaliknya. Walau Josh salah satu yang cukup peka kalau salah satu dari mereka dipisahkan dari yang lainnya, mereka akan kesulitan untuk bertahan, tapi nggak ada yang tahu mengenai perasaan mereka yang sesungguhnya. Beberapa bulan belakangan ini, Kendra justru sering kali menjadikan Sasi tempatnya berpulang, zona aman bagi sang kapten pergerakan itu.

Kendra, yang saat ini belum yakin sama perasaannya sendiri, harus merasa nyaman dengan hubungan yang ia jalani bersama Sasi dan status mereka yang nggak jelas saat ini. Kendra tahu dia nggak berhak sedikitpun buat cemburu kalau ada yang mendekati Sasi. Tapi, dia nggak bisa menahan rasa cemburunya tersebut. Bahkan kalau adik-adiknya itu ada yang memonopoli Sasi untuk sekedar curhat atau bermanja-manja. Perlahan Kendra menyadari kalau kehadiran Sasi saat ini lebih dari sekedar sosok sahabat untuknya, menggeser sosok Jett yang selama ini disukainya.

Mereka ber delapan saat ini lagi ngumpul di basecamp mereka, studio Eagle FM. Taksa dan Jo asik dengan rancangan robot mereka, Jett dan Sagara masih sibuk sama desain propaganda buatan mereka, Sementara Magi dan Yuda masih berkutat dengan time table siaran yang lagi mereka acak-acak. Kalau Sasi sama Kendra lagi duduk di lantai, posisinya punggung-punggungan, Sasi nyender Ken, begitu juga sebaliknya. Ken lagi baca-baca koran buat cari topik siaran mereka yang berikutnya, Sasi lagi asik ngerakit lego miniatur pesawat mandalorian star wars yang sekarang lagi dia bawa-bawa ke mana-mana.

Tok-Tok-Tok...

Di tengah kegabutan mereka, tiba-tiba pintu basecamp diketuk.

"Yud bukain tuh," Magi nyuruh Yuda yang berdiri dekat pintu buat bukain. Sasi buru-buru ngembaliin kepingan-kepingan lego yang berserakan di meja ke dalem tool box yang dia bawa dan menyingkirkan itu ke bawah meja waktu Yuda ngebuka pintunya.

"Cari siapa ya?" tanya Yuda sambil menatap ke dua orang asing di hadapannya.

"Sahasikanya ada?" tanya salah satu dari dua orang barusan, yang tingginya nggak jauh berbeda dengan Magi, matanya sipit, suaranya lembut.

"Bentar ya, kak. Saya coba tanya dulu. Seinget saya nggak ada yang janjian sama Kak Sasi hari ini," Yuda berbalik dan menutup pintu studio perlahan. "Oh iya, kalian siapa?"

"Saya Julian," si jangkung itu menjawab, "Ketua HMJ Teknik Sipil."

"Saya Malik, " yang lebih pendek menimpali, "Ketua HMJ Hukum."

"Kak Sas, dicari sama Ketua HMJ Hukum sama Teknik Sipil," panggilan Yuda membangunkan Kendra dari lamunannya tentang Sasi.

"Hah? Dari mana mereka tau gue?" tanya Sasi bingung. Perasaan sebelumnya dia nggak merasa kenal sama dua orang yang baru aja disebut sama Yuda.

"Suruh masuk, Yud. Ngomong nya di dalem aja," Kendra berucap tanpa ngangkat kepalanya dari koran yang lagi dia baca. Nada bicaranya udah mulai ketus dan bikin anak-anak bingung. Sosok Kendra yang semula tenang dan adem-adem aja seakan berubah 180 derajat detik itu juga.

Sagara sampe nyenggol-nyenggol Jett dan natap bingung ke arah 4 orang yang lagi duduk di meja, hadap-hadapan. Sasi duduk di samping Kendra, di seberang mereka duduk 2 cowok, yang satu jangkung, matanya sipit, proporsi wajahnya bagus banget, namanya Julian. Di sebelah Julian ada cowok dengan gigi kelinci, muka yang sedikit lebih menggemaskan, rambut hitam, dan tubuh yang tingginya nggak beda jauh sama Ken, namanya Malik.

"Apa sih, Ga?" Jett yang nggak nyaman disikut-sikut sama Sagara nahan tangan Saga sambil berdecak.

"Suasananya ga enak banget, Ver. Kak Ken auranya dingin banget," jawab saga.

Be Your Own Guerrilla 1.0  [ATEEZ SHIPS]Where stories live. Discover now