The Twisted Truth

214 32 30
                                    

CW // contains slight harsh words

.

.

.

.

---

"Gila!" celetukan Jett berhasil membuat semua orang di ruang basecamp terbangun. Semua yang lagi enak-enak istirahat sambil ngobrol-ngobrol ringan dan menikmati cemilan yang disiapkan Taksa dan Sasi pun terkesiap dan menoleh ke arah Jett.

"Kenapa?" Saga menoleh ke arah Jett sambil menatap bingung ke pemuda seratus tujuh tiga senti yang lagi asik nontonin konten di aplikasi toktok.

"RKUHP yang aneh itu mau diresmiin," sela Nanath yang duduk di samping Jett dan ikutan nontonin konten itu.

"Aneh? Aneh kenapa, Nath?" Magi nampak mengerutkan keningnya dan melempar tatapan bingung.

"RKUHP yang banyak plot hole nya malah disahkan. Kurang aneh apa negara Konoha ini?" Abin ikut nyeletuk.

"Perkara apa juga dipidana. Kesel gue bacanya. Terus ya, semakin ga bebas berpendapat juga," Yuda yang biasanya diam dan mengamati ikutan buka mulut.

"Pindah aja apa dari bumi konoha ini," timpal Bian.

"By, kalo kita pindah, apa masalah demokrasi selesai? Nggak kan?" Eyon menggelengkan kepalanya.

"Cari mizukage, mungkin?" canda Abin mencoba mencairkan suasana.

BRAKK!!

Tiba-tiba pintu basecamp dibuka kasar dari luar. Nampak wajah Kendra yang udah merah padam karena kesal. Tangannya bawa segepok temuan anyar yang udah kecium bau anyirnya dari jauh. Setelah itu, Kendra membanting onggokan kertas itu di atas meja. Dan semua di situ cuma bisa diam seribu bahasa. Mereka kaget mendapati seluruh salinan RKUHP yang gosipnya bakal disahkan tersebut ternyata sudah ada di tangan mereka.

"APA-APAAN NIH?" Jett berseru sambil menelusuri setiap lembar salinan rencana amandemen undang-undang pidana tersebut.

"Koruptor dikurangi hukuman pidananya tuh maksudnya gimana?" timpal Sagara.

"Terus apa nih?! Demonstrasi mahasiswa bisa jadi tindak pidana?!" ujar Eyon.

"Katanya negara demokratis, tapi demo nggak boleh," timpal Taksa.

"Kita bayar pajak buat ngasih makan orang DPR yang duitnya udah banyak," Jett makin ngegas.

"Apaan hukuman denda pelaku korupsi cuma 10 juta doang. Enak amat!" seru Andra berapi-api.

"Anjing lah!" rutuk Magi kesal.

Kendra cuma diam mengamati adik-adiknya yang mulai terbakar emosi. Di lain sisi, Sasi yang duduk di samping Kendra juga sibuk dengan gawainya, menyusun skenario podcast yang sudah dijadwalkan untuk rekamanan di esok hari.

----

"Korupsi dihukum lebih ringan dari nyolong sandal...," Kian bolak-balik membaca butiran undang-undang yang ada di tangannya.

"Pajak dipakai buat menghidupi penipu yang bisanya membodohi rakyat," Kendra menatap tajam seakan mau ngebakar kertas-kertas itu dengan tatapannya.

"Semua hukum seakan memberatkan masyarakat dan membungkam kita semua. Kalau begitu, apa fungsi Dewan Perwakilan Rakyat?" pertanyaan retoris ini meluncur dari mulut Taksa.

"Banyak peraturan nggak penting muncul dan kabarnya bakal disahkan. Apa kita mau diam dan nggak melakukan apa-apa?" Nanath juga ikut meluncurkan pertanyaan retoris.

"Buat kami di sini, kebebasan beraspirasi dan berpendapat jadi salah satu harta paling berharga. Kami mau memperjuangkan itu. Demi merubah Indonesia menjadi lebih baik. Kalau mereka bilang jangan, ada baiknya kita maju terus memperjuangkan itu, bukan?" Kale menimpali komentar-komentar barusan.

Be Your Own Guerrilla 1.0  [ATEEZ SHIPS]Where stories live. Discover now