People! Open Your Eyes!

359 47 1
                                    

RRRRIIINGGGG —

suara keras penggera tanda pelatihan evakuasi kebakaran dan gempa berkumandang di seluruh area Kampus Elang. Para mahasiswa berlarian ke lapangan yang teletak di jantung komplek Kampus Elang. Sejak pagi tadi, Jett, Sagara, Kendra, Sasi, Yuda, Magi, Taksa, dan Josh udah nyiapin panggung podium kecil buat Kendra pidato. Kendra udah siap di panggung itu dan tepat ketika semua berbondong-bondong berkumpul di tengah lapangan yang dulunya difungsikan sebagai lapangan apel pagi untuk SMA Elang yang berada di komplek yang sama dengan kampus.

WIIIUNG —

Suara melengking memekakkan telinga dari megafon yang dipegang oleh Yuda membuat semua orang yang ada di lapangan tersebut menoleh ke arah mereka. Dan seketika itu, Kendra naik ke atas panggung. Nggak ada yang nggak kenal Kendra. Anak Ilmu Politik yang paling nyentrik di angkatannya. Suka pake baju-baju dengan design nyeleneh dan aksesoris serta modifikasi model baju yang nggak biasa. Semua mata menatap pemuda dengan rambut warna coklat keemasan tersebut dengan antusias.

"Selamat siang. Saya Kendra, mahasiswa semester 7 Prodi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Saya yakin bapak, ibu, teman-teman, dan adik-adik sekalian akrab dengan isu-isu politik yang terjadi di negara kita. Bukan hanya tentang budaya korupsi yang merajalela di kalangan staff pemerintahan, namun juga mengenai isu penggunaan artis dari luar negeri untuk keperluan kampanye pemilihan umum yang tengah marak diperbincangkan.

Saya harap, hadirin sekalian yang ada di tempat ini dapat menyikapi ini dengan mata dan telinga yang terbuka. Tanpa maksud ingin menjatuhkan salah satu pihak terkait, saya, Kendra Haridra Jayachandra, selaku mahasiswa Kampus Elang, hendak menyuarakan aspirasi saya selaku rakyat Indonesia yang punya HAK untuk berpendapat... — ," ada jeda beberapa detik sebelum Kendra melanjutkan pidatonya dengan lantang.

"Kita ini Mahasiswa, kita ini masa depan Indonesia. Buka mata, buka telinga, mulai dari diri kita sendiri. Baca, tulis, lihat, dengarkan! Sekarang adalah waktu kita meminta hak kita untuk berpendapat dan mengaspirasikan kekhawatiran kita terhadap politik indonesia. Saya tidak mengajak kalian untuk bikin rusuh kota atau menghancurkan fasilitas umum seperti demo-demo pada umumnya.

Tapi, Inilah saatnya! Nggak peduli berapa umur kita, Masih muda atau sudah tua, Kita BERHAK dan HARUS menyampaikan aspirasi kita agar mereka yang berdasi dan pakai batik sutera itu tahu kalau aspirasi masyarakat adalah sarana mereka buat memperbaiki diri. Bukan hanya makan dari gaji buta hasil ngambil dari pajak negara!" seru Kendra berapi-api, membara, membuat gemuruh sorak-sorai dan tepuk tangan dari seluruh yang berkumpul disana berkumandang.

Sementara itu, ketujuh orang yang berdiri di samping podium hanya bisa melongo ngang-ngong-ngang-ngong mendengar pidato tersebut.

"Anjir! Keren banget," bisik Sagara pada Jett, masih melongo-longo mendengar pidato yang udah sekelas pidato buat jadi presiden tersebut.

"Takut banget sama kak Ken kalo dia udah mode kesurupan kayak gini," kilah Jett yang juga melongo ngeliat karisma Kendra yang meluber-luber.

Sesaat setelah pidato tersebut, sebelum semua orang membubarkan diri, seakan ada mendung lokal, sebuah robot pesawat berbentuk oval besar menaungi kerumunan tersebut dan menjatuhkan ratusan, bahkan ribuan brosur hasil kerja Jett dan Sagara di atas kepala khalayak ramai. Bak hujan yang mendera, selebaran itu berjatuhan di atas kepala mereka. Di brosur itu, Sagara sempat-sempatnya membubuhkan kode QR pada selebaran berukuran A6 tersebut untuk mendaftarkan diri mereka sebagai relawan untuk turun dan menyuarakan pendapat mereka ke kaum yang bersangkutan.

Di atas podium itu, Kendra terlihat berani dan berwibawa. Namun, begitu turun dari panggung, Kendra langsung menarik Sasi menuju tempat yang agak sedikit lebih sepi dan menempelkan puncak kepalanya di punggung Sasi. Mau ngisi energi, katanya. Ini sudah jadi ritual si seratus tujuh dua senti sejak awal masuk Kuliah apa lagi ketika keduanya terjun dalam dunia perlombaan debat politik.

Be Your Own Guerrilla 1.0  [ATEEZ SHIPS]Where stories live. Discover now