Case Exposed

176 25 16
                                    

Tanpa terasa, 3 minggu terlewat begitu saja dan kegiatan perkuliahan kembali dimulai. Suasana di basecamp juga beranjak kembali normal. Tiba-tiba meja panjang di markas guerrilla jadi penuh tumpukan map berisi salinan data-data yang sudah menguarkan aroma busuk. Tanpa diminta, begitu masuk ke markas satu per satu anggota tim guerrilla baik tim inti maupun tenaga-tenaga tambahan yang masih aktif mengambil map yang tertumpuk di atas meja secara acak dan mulai mempelajari salinan data di dalamnya sembari menonton sebuah rekaman video tentang seorang anak muda yang wajahnya disamarkan, yang tengah menjelaskan tentang kasus yang data-datanya secara ajaib sudah terkumpul tersebut.

"Gue nggak habis pikir. Ini kita masih bau liburan. Kak Ken baru aja kontrol terakhir ke rumah sakit dan dinyatakan 100% pulih. Terus kita udah disuguhin kasus begini lagi?" protes ini meluncur dari bibir Jett dan Saga. Jett nya sendiri udah manyun-manyun nggak jelas.

"Itu anak berani banget sih. Dia yang mulai jadi pemantik kasus itu dibuka," Chris masih mengamati seluruh isi pembicaraan yang ada di dalam rekaman video tersebut.

"Anak ini udah mulai mancing dan mercikin apinya. Kita di sini cuma perlu buat ngasih minyak di api kecil yang udah nyala itu," Kendra melipat tangannya di depan dadanya.

"So, capt. What's the call?(jadi, Capt. Gimana komandonya?)" tanya Magi sambil naikin bibirnya membentuk sebuah cengiran licik.

"Let's get the gasoline and make the fire wild! (ayo tuangin minyak dan bikin apinya makin gede!)" Kendra mengacungkan tinjunya ke udara.

"Kak, lo bisa celaka lagi loh," Jett mengingatkan.

"Selama kita berjuang buat keadilan, I don't care if we die trying. If we got hit, we just have to shake it off! (gue nggak peduli kalo kita setengah mati berusaha. Kalo emang kita terluka, kita cuma harus anggap luka itu nggak ada!)" Kendra nyengir.

"Gue setuju sama Kendra. Kita harus nyoba dulu ngelawan mereka dan menunjukkan seberapa buruk mereka," Chris ngangguk. "Soal terluka, itu resiko yang harus kita tanggung."

"Jadi, mau mulai dari sekarang?" tanya Malik.

"Kalo gue sih, YES!" Yuda mengangguk.

"Gue juga!" Esha ikutan teriak dari jauh.

"Gue juga!" Seru Julian.

"Gue ikut!" Camin ikutan berseru.

"Yuda, atur jadwal rekaman podcast. Yang lainnya pelajari materi sambil nonton berita dan cek situs berita online juga. Team hacking siap-siap hack siaran radio, tv, siaran langsung di sosmed, sama videotron. Kita jalan sekarang, sebelum semuanya terlambat," komando Kendra memenuhi ruangan. "Esha, Janu, lo berdua ikut gue sama Sasi. Kita obrolin desain panel diskusi dan podcast."

---

"Ver, coba liat ini," Saga nyodorin data yang dari tadi dia baca ke Jett. "Tingkat nepotisme di daerah itu tinggi, terutama di sektor pendidikan. Pejabat banyak yang pake financial dan authority power mereka buat masukin dan mempertahankan anak-anak mereka sekolah di sekolah favorit."

"Nepotisme lagi," Jett mendengus kasar.

"Terus mereka juga ngegelapin dana pembangunan daerah buat hal lain sehingga pembangunan infrastruktur daerah itu tertahan," lanjut Nanath sambil ngebolak-balik data yang ada di tangannya.

"Sepandai apapun orang nyimpen bangke, baunya pasti kecium, kok," Malik senyum-senyum sambil mempelajari kliping kumpulan data di tangannya.

"Kasihan siswa berbakat yang nggak mampu tapi nggak dapet slot nggak sih?" Jihan menimpali.

"Iya, Han. Kasian mereka yang beneran perlu beasiswa itu buat ngelanjutin sekolah tapi malah nggak dapet karena slot mereka dipake sama anak pejabat yang sekolah aja belom tentu dengan niat dan kesungguhan," Chris mengangguk.

Be Your Own Guerrilla 1.0  [ATEEZ SHIPS]Where stories live. Discover now