28. Here It Comes Again

229 52 22
                                    


Belum pernah Kadita melihat karya seni yang sedemikian apik tercetak pada selembar kertas foto

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Belum pernah Kadita melihat karya seni yang sedemikian apik tercetak pada selembar kertas foto. Meski tanpa kata-kata, tetapi pesan yang ingin disampaikan sang pengambil gambar tersampaikan. Tiap sudut yang diabadikan pun tepat sasaran. Membuatnya tidak menyangka kalau semua foto itu diambil di ibukota tanah kelahirannya. Bukan negara lain.

Langit yang mencuri pandang melihat reaksi Kadita tersenyum geli. "Hasil fotonya bagus-bagus semua, kan?"

Kadita mengangguk. "Aku tidak menyangka kalau tempat ini ada di negara kita."

"Kemarin kamu melihat sendiri," celetuk Arjuna sambil memilah beberapa foto yang akan dibawa untuk presentasi tim.

"Tapi, tidak sebagus ini, Pak."

"Cara pengambilan angle Arjuna emang bagus. Kamu jadi tahu, kan, alasan kenapa pria single ini jadi andalan Nawang Wulan?"

Arjuna menegur Langit dengan tatapan matanya. Sementara itu, Langit membalasnya dengan kekehan sambil mengamati foto yang dihasilkan Arjuna satu per satu.

"Single? Maksudnya?"

"Kamu gak tahu atau gak paham, Kadita?" tanya Langit yang menghentikan aktivitasnya. Dia menatap lurus Kadita. "Single itu artinya lajang. Gak punya pacar. Jomlo. Akut."

"Akut?"

"Langit!"

Langit terbahak. "Gue kenal Arjuna udah lama, Kadita. Sejak gue kenal ama dia, gak pernah satu kali pun nyinggung soal pacarnya. Jangankan pacar, cewek yang disuka aja enggak. Ya, kan?"

"Kenapa akut?"

"Kamu mulai kepo, ya! Akut di sini maksudnya saking gak pernah paca-"

"Kata pacaran nggak, kan pernah ada dalam hidupku," potong Arjuna.

"Gaya bener ... tapi, kamu normal, kan, Arjuna?"

Arjuna menatap galak Langit. "Kamu sendiri?"

"Eh, kenapa jadi nanya gue? Ya, kalo nemu orang yang tepat, kenapa enggak?" sahut Langit. Pria itu menjulurkan lidah pada kawan bicaranya. Kemudian dia menatap Kadita. "Kamu sendiri gimana, Kadita? Pernah suka sama lawan jenis gak?"

Kadita tertegun. "Tidak tahu."

Langit menatapnya keheranan. "Gak tahu? Belom pernah suka sama cowok jangan-jangan?"

Kadita mengangkat bahu. "Ada beberapa kenangan yang terlupakan, Langit."

"Kepala kamu pernah terbentur lalu amnesia?" tanya Langit.

Kadita kembali menggeleng. "Setelah dua tahun pandemi ... beberapa kenangan sepertinya hilang begitu saja dari ingatanku. Mungkin, aku terlalu fokus sama diriku sendiri jadi ... eh, maaf. Harusnya aku tidak cerita."

"Setiap orang punya luka masing-masing akibat pandemi," sahut Arjuna. "Terutama yang mengalami kehilangan."

Kadita menoleh pada Arjuna yang sedang memperhatikan foto-foto di atas meja. "Bapak pernah kehilangan seseorang karena pandemi?"

COPY PASTE [Terbit, 2023]Where stories live. Discover now