7

10.8K 1.2K 12
                                    

Embun pagi menyapa julian, bocah cilik ini berlari lari kecil menikmati pemandangan yang menurut nya sangat bagus ini.

"Uhh, kak Arion sedang berlatih pedang.. Aku jadi ingin." julian kecil menatap tangan mungil nya sembari mengerjapkan  mata bulatnya.

"Tuan muda kecil, harus nya anda jangan berlatih pedang, anda bisa berlatih sihir. Itu lebih lembut untuk tangan halus anda." Camelia tersenyum lembut, bagaimanapun juga ia adalah orang yang ikut melihat perjuangan sang duchess melahirkan Bocah di depan nya ini.

"Bibi Lia, apa ibu sangat cantik? Kata kak Will aku mirip ibu karena aku cantik." sudah aku bilang bukan? Julian lama kelamaan melupakan masalalu nya, ia sudah berdamai pada diri sendiri, kadang ia merasa kalau masalalu nya hanya bunga tidur saja.

"Duchess sangat cantik, tuan muda. Ia benar benar kecantikan negeri. Dulu sekali, duchess hampir dijadikan permaisuri oleh kaisar. Namun ternyata hati duchess malah berlabuh pada Duke Alaric." Camelia tersenyum, ia menuntun Julian ke arah bangku di tengah taman.

"Wahh, ibu sangat cantik ya." Julian masih mengingat wajah Duchess, hanya sekilas saja, Namun ia hiraukan.

"Nah, tuan muda harus memakan sup buatan koki, ini khusus untuk tuan muda kecil." Camelia tahu, pemuda di depan nya ini sangat tidak menyukai vitamin penambah daya tahan tubuh, mau tidak mau ia harus mencampurkan nya kedalam makanan Julian.

"Aku tahu,Bibi Lia! Itu tidak enak! Ada benda aneh nya!." julian menggeleng dan menutup mulut nya menggunakan tangan.

Dengan rayuan maut milik Camelia, julian hampir saja termakan omongan itu. Namun julian langsung berlari menghindari Camelia.

"No! Bibi Lia nooooouuu." bocah 4 tahun ini benar benar nakal, mata biru dan rambut blonde nya yang terbang kemana mana, dan lagi! Julian berlari tanpa menggunakan alas kaki. Itu membuat semua orang kalang kabut.

"Tuan muda kecil! Jangan berlari saya mohon!. Nanti anda jat-." oke, belum selesai Camelia menyelesaikan masalah nya, ia Mel biarkan matanya karena melihat pemandangan di depan nya.

Brukhh!

Julian mendarat di pelukan seseorang, julian yang kaget bersiap untuk menangis. Namun belum sempat julian melakukan aksi menangis nya itu, ia di kaget kan dengan wajah orang yang di tabrak nya.

"Bayi kecil, kau nakal sekali."

YUP! kalian harus nya tahu dia siapa kan?.

"Hum?." julian harus berpura pura tidak mengenali pangeran pedofil di depan nya ini! Walau pun hanya samar samar, ia yakin kalau pangeran di depan nya bukan orang yang 'baik'.

"Ah kau tidak ingat? Padahal aku adalah 'mate' mu." apa itu mate? Julian tidak mengerti sama sekali. Tapi ia hiraukan orang di depan nya ini.

"Jangan abaikan aku! Bocah nakal sepertinya kamu harus di hukum." pangeran Romeo menghunuskan tatapan tajam, ia benar benar tidak suka di abaikan oleh julian.

"uhm? Maaf tapi ano mau mam dulu, kakak." Julian harus mengeluarkan jurus 'mata imut' nya ini, kalau tidak ia bisa di 'hap' oleh manusia pedofil macam Romeo.

"Ah! Selamat datang pangeran, maaf tapi kenapa anda memegangi adik saya seperti itu?." ah, ini suara william.

untung ada Will! Astaga julian sangat berterimakasih pada dewa kalau begini

"Bayi kecil ku nakal, aku harus menghukum nya, berlari tak menggunakan alas? Belum lagi ia tidak mau memakan sup berisi vitamin nya."

Hei! Tunggu! Siapa yang memberi tahu pangeran pedofil ini?

marry me, King! [BL BXB MPREG]Where stories live. Discover now