33

3.4K 369 7
                                    

Julian menatap master Ethan dengan pandangan penuh harap. "Master, apa benar Master bisa menolong Ano?."

"Sebenarnya lumayan sulit melihat kondisi mu sekarang, namun bukan berarti tidak ada jalan keluarnya.
Mungkin setelah ini kau bukan lagi anak manja, Julian. Kau harus tahu, kalau perjalanan mu lebih berat dari orang lain.
Jika kau memutuskan untuk maju, maka tidak akan ada kata mundur di dalam hidup mu. Tenang saja, aku selaku guru akan membimbing mu hingga akhir." Mr.Ethan tersenyum tipis.

Julian mengangguk dan memberi bow.
Lalu julian duduk di samping Mr.Ethan,
'Tujuan Ano kemari sudah berbeda, Ano harus bisa menyatukan inti kehidupan baru bisa berlatih dengan tenang.' pikir nya.

"Julian, setelah ini kita akan pergi dari Akademi. Kita akan memulai pelatihan mu, kita tidak akan menyia-nyiakan waktu seperti orang bodoh.
Di akademi tidak menyediakan bahan untuk penyempurnaan Inti kehidupan, akademi ini kurang bagus untuk mu.
Kita harus mencari sumber daya lain agar kau bisa dengan mudah membangun pondasi 3 inti kehidupan." Mr.Ethan membenarkan posisi duduk nya.

"Ingat Julian, kau todak boleh terbawa perasaan yang sudah lalu. Jangan memikirkan hal lain, aku tahu kau pasti akan rindu dengan keluarga mu. Tapi asal kau tahu, kau tidak akan bisa fokus dan itu akan sia sia. Jangan khawatir akan keluarga mu, mereka pasti menunggu putra nya kembali dengan sehat. Jangan kecewakan mereka Julian." Mr.Ethan sangat tahu perasaan julian, bagaimana pun juga Julian masih kecil dan masih membutuhkan kasih sayang keluarga nya.

Tapi kondisi julian saat ini hanya bisa di lakukan dengan jangka waktu yang panjang, belum lagi itu membutuhkan konsentrasi tinggi. Jika Julian memikirkan keluarga nya terus menerus, semua usaha yang akan mereka lakukan nanti akan sangat sia sia.

"Baik master, Ano akan fokus pada tujuan awal. Ano tidak akan mengecewakan keluarga Ano. Terimakasih atas masukan dari master." Julian memberikan Bow.

"Sekarang kau bisa menemui teman teman mu, berpamitan lah. Setelah itu kau kemasi barang barang mu, masuk kan kedalam cincin ruang ini, mengerti?."

"Ah, mengerti master. Terimakasih sekali lagi." Julian lagi lagi memberi bow.

....

Julian agak termenung, selama perjalanan menuju kamar asrama ia memikirkan semua yang dikatakan master Ethan.

"Apa nanti nya mereka akan melupakan Ano?." Julian menundukkan pandangan nya.

Ia sedih sekali jika meninggalkan keluarga serta teman nya, padahal ia baru mempunyai teman baru. Seperti Alan dan max.

'Bruk'
Kepala julian menghantam sesuatu, julian mengaduh dan memegangi kepala nya. Awalnya julian pikir itu tembok, tapi ternyata bukan.

"Alan?." Julian menatap Alan dengan pandangan teduh. Sungguh, julian hanya tidak rela meninggalkan teman teman nya.

"Hei! Kenapa kau sedih? Biasanya kau akan marah marah jika bertemu aku?." Alan mengernyit kan dahi nya.

"Hehe, tidak ada apa apa kok." Julian menunduk, ia melanjutkan jalan yang sempat tertunda. Alan dengan sigap menarik pergelangan tangan julian.

"Ada apa sebenarnya? Kenapa kau terlihat sedih? Bilang pada ku!. Dan kau habis dari mana setelah pertandingan tadi? Aku mencarimu kemana mana." Julian menatap Alan, ah pria di depan nya ini sangat cerewet.

"Ano ada urusan tadi, omong omong ano ingin bicara pada Alan. Ayo ke taman belakang." ajak Julian, bocah manis ini merasa perlu untuk berpamitan pada Alan.

"Ah, ayo!."

marry me, King! [BL BXB MPREG]Where stories live. Discover now