35

3.2K 339 3
                                    

Setelah berpamitan pada Alan, Julian melanjutkan perjalanan nya ke kamar asrama. Ia bahkan lupa berpamitan pada Danian dan Max.

Julian tersenyum tipis, akankah suatu saat ia menjadi orang yang kuat? Apa ia bisa melindungi keluarga nya? Melindungi orang yang ia cintai?.

Julian hanya bisa berharap kalau perjalanan nya nanti membuahkan hasil.
Julian belum mau menerima mikir kan percintaan nya, apalagi ia masih berumur 7 tahun!.

Ah omong omong julian sudah sampai di kamar nya, ia membuka pintu dan langsung menemukan 2 sahabat nya.

"Ah Julian sudah datang? Kau dari mana saja? Kami mencari mu loh." Max menghampiri nya, sedangkan Julian hanya tersenyum, ah bocah ramah ini..

"Hai max, umm Ano sedang ada urusan tadi, ayo duduk. ano mau bilang sesuatu pada kalian." kata Julian.

"Hah? Kau mau bicara apa?." Danian menyambut nya dengan pertanyaan, julian duduk di tepi ranjang menghadap mereka berdua.

"Ano harus pergi dari sini, Ano terpilih menjadi murid Dari salah satu master disini. Ano harus pergi mengikuti master itu, Ano harap kalian bisa menjaga diri ya. Ano akan pergi selama beberapa tahun. Mungkin sampai waktu yang tak bisa di tentukan." Julian tersenyum kembali melihat wajah kaget 2 teman nya.

" lalu apa yang harus aku katakan pada paman? Julian kau tidak bercanda kan? Aku bisa di bunuh paman jika terjadi sesuatu padamu!. Lagi pula kami juga khawatir pada mu Julian, tak bisa kah kau belajar disini saja? Apa pendidikan disini kurang bagus?." Danian menghampiri Julian, wajah anak itu terlihat sangat ketakutan dan khawatir.

Ia takut di habisi paman nya, ia takut Julian kenapa napa, sungguh ada di posisi Danian adalah yang tersulit.

"Danii~ jangan khawatirkan Ano, Ano akan baik baik saja selama ada Master. Kalau Ayah bertanya pada mu, bilang saja kalau ini adalah keputusan Ano sendiri. Ano menyayangi kalian semua, besok Ano akan berangkat." Julian mengusap lembut tangan sepupu nya itu.

"Haishh kenapa cepat sekali sih?!." Max menggerutu, ayolah Julian itu sahabat nya, tentu ia khawatir dengan julian.

"Tidak apa apa, ini yang terbaik untuk Ano, percaya pada Ano! Ano tak akan mengecewakan kalian." Julian tersenyum kecil.

"Yasudah lah, lebih baik kau istirahat dan jangan lupa krmasi barang barang yang akan kau bawa. Jangan terlalu memaksakan dirimu." Danian memang sangat peduli pada sepupu nya itu. Ah malaikat kecil dari Orphic yang sangat imut..

"Iya, tak banyak barang yang Ano bawa. Mungkin hanya baju dan beberapa ramuan yang di perlukan saja." Julian melangkahkan kaki menuju lemari mereka, ia menurunkan baju nya dari lemari dan di taruh di ranjang.

Max dan Danian terlihat Lesu sekali, mereka benar benar tidak akan bisa melihat sosok mungil itu lagi.

Beberapa tahun akan terasa begitu berat nantinya.

"Ah sudah selesai!." Julian tersenyum dan memasukkan barang nya ke kedalam cincin ruang, Max dan Danian tidak kaget lagi. Toh pasti master itu yang memberikan iya pada julian. Bukan rahasia umum jika seorang master akan memberikan cincin ruang atau barang pusaka pada murid pribadinya.

"Nah karena sudah siapa maka tidurlah, besok akan menjadi perjalanan mu yang melelahkan, ayo cepat." Julian mengangguk ia merebahkan dirinya di kasur.

'Selamat datang, masa depan!.'

marry me, King! [BL BXB MPREG]Where stories live. Discover now