28

5.1K 552 5
                                    

Danian mengangguk menyetujui perkataan Max. "Yah, aku yang saudara jauh nya pun masih memiliki sedikit aura Orphic di diriku, sedangkan ia yang murni Orphic malah terlihat cantik begini."

"Ano tidak cantik, Ano tampan." Julian memajukan bibir nya sedikit, kenapa semua orang mengatakan kalau ia cantik? Ia kan tampan!.

"Terima saja, No. Kau itu cantik."

"Ya, suka suka kalian ano iya saja."

"Omong omong ano akan pergi ke kantin sebentar, kalian ingin ikut atau tidak?." Julian menatap 2 teman nya.

"Emm tidak sepertinya, aku tidak lapar. Kau mau di temani?." Danian bertanya pada Julian.

"Tidak perlu, Ano bisa sendiri. Kalian tidak usah menunggu Ano ya. Ano mungkin akan ke perpustakaan sebentar." Julian membuka pintu, ia bergegas menuju kantin.

.......

Di perjalanan menuju kantin, Julian sudah tidak memakai cadarnya, itu sangat tidak berguna karena dari mata dan perawakan nya saja, julian sudah mendapat pujian dan tatapan memuja dari banyak orang.

Lebih baik tidak di pakai sekalian cadar nya, jadi tidak tanggung tanggung.

"Halo, kita bertemu kembali adik manis." Julian kaget, ia tahu betul siapa orang ini.

"Alan Saviore De Dometrich." secara tak sengaja, bibir manis Julian mengucapkan nama itu.

"Ah, sungguh perasaan terhormat bisa di ingat oleh putra bungsu Duke Orphic." Alan tertawa, ia menepuk pundak Julian, julian yang hanya se-dada Alan hanya bisa mendengus kesal.

"Mau apa anda menemui Ano?." julian mendongak dan menatap mata Alan dengan tajam -menurut julian-.

"Aiyaa kau menggemaskan sekali bocah." Ya, tentu di mata Alan julian itu sangat amat menggemaskan.

"Enak saja! Sudah cepat katakan pada Ano! Ada urusan apa mencari Ano?." Julian memutar bola mata nya malas, ah orang semacam Alan ini memang menyebalkan. Entah kenapa Julian tak menyukai orang ini.

"Jangan terlalu buru buru, omong omong aku punya makanan yang enak. Apa kau mau? Aku membawa nya dari negeri sebrang, aku baru pulang dari sana kemarin. Jika kau mau, mari ke taman belakang, aku berikan banyak gula gula." Ayolah, Julian hanya bocah manis berusia 7 tahun. Gula gula menjadi separuh nyawa Julian.

Di akademi, membawa gula gula juga tidak bisa banyak. Jadi selama beberapa hari ini, Julian belum memakan gula gula.

Iming iming dari Alan sangat menggiurkan, Julian hanya bisa membayangkan betapa manis  gula gula kesayangan nya, belum lagi itu dari negeri sebrang, ah pasti rasa baru yang belum pernah julian rasakan.

"Um kau tidak akan jahat pada Ano kan?." Julian menyipitkan matanya, ia agak agak tidak percaya pada Alan ini sebenarnya. tapi masa bodo dengan itu, siapa yang akan menolak enak nya gula gula?.

"Tidak, aku tak akan menjahati bocah manis macam kau. Belum aku jahati pun ayah mu akan membunuh ku,bocah." Orang orang di sana seakan tak mau melihat kearah Alan dan Julian. Lebih tepatnya takut pada Alan.

"Nah mari pegang tangan ku, nanti akan aku ajak teleportasi." Alan tersenyum dan mengulurkan tangan nya, sebenarnya Alan ini sangat tampan dan berwibawa. Masih kecil saja mudah menjadi kekasih idaman.

"Teleportasi? Kau bisa?." Alan mengangguk dan menarik tangan Julian.

Kemudian Alan menutup matanya dan membaca sebuah mantra, tak sampai 10 detik, mereka sudah sampai di taman belakang, disana Juga Ada kolam buatan yang sangat sangat indaahh.

Julian sangat terpesona akan keindahan nya, tahu begini Julian akan sering kemari, mengajak 2 teman nya itu.

marry me, King! [BL BXB MPREG]Where stories live. Discover now