36{End of S1)

4.1K 350 21
                                    

Julian bangun pagi pagi sekali, suasana hati bocah manis itu tampak senang tapi juga sedih.

Ia senang karena bisa belajar hal baru dan mengobati dirinya sendiri, tapi ia sedih karena meninggalkan teman teman nya.

Belum lagi saat upacara kedewasaan kakak nya, apa ia akan bisa datang? Apa nanti ia bisa bertemu keluarga nya dalam waktu dekat?.

Tapi lagi lagi ucapan sang guru membuat julian (harus) berhenti memikirkan keluarganya.

'Jangan kecewakan mereka, Julian.'

Kata kata itu terngiang di kepala kecil julian, ia tidka boleh memikirkan hal yang tidak pasti. Julian harus berpikir untuk kedepan nya, ia yakin kalau keluarga nya baik baik saja. Siapa juga yang bisa menyakiti tiran seperti keluarganya?.

"Julian? ah kau sudah siap?." Danian menatap sepupunya itu, ia sedih mengetahui fakta tak meng-enakan ini.

"Iya Danian, Ano sudah siap. Ah apa kalian belum makan? Tidak ingin makan bersama Ano?."

Max dan Danian mengangguk, mereka ber 3 sama sama mengambil sebuah roti dan kari yang ada di nampan mereka, Lalu memakan nya dalam diam.

setelah 10 menit dalam keheningan akhirnya Danian membuka suara nya.

"Julian, apa di upacara kedewasaan kak Ashley kau akan datang? Itu satu tahun lagi." Danian bertanya sembari membantu Julian bersiap dan meletakkan nampan kotor bekas makanan nya.

"Ano tidak tahu, tapi kalau bisa datang Ano akan datang. Itu semua tergantung Master." Julian tersenyum teduh.

Danian tahu kok, kalau saudaranya ini pasti sedih, jika tak menghadiri upacara kedewasaan kakak nya sendiri.

"Sudah sudah, jangan buat julian mengingat nya lagi!. Ayo cepat Julian sudah harus pergi, nanti ia di marahi master nya kalau telat." Max merangkul pundak Danian dan Julian.

Mereka bertiga tersenyum hangat, ah kapan lagi mereka bisa melakukan ini nanti?.
3 manusia yang bersahabat itu melakukan janji dalam hati.

'Setidaknya pertemukan kami dengan potensi terbaik kami nanti.'
.......

Setelah acara pelepasan yang menyedihkan, akhirnya Julian berjalan kearah gedung perpustakaan yang kemarin.

Dalam hati, julian harap harap cemas. Ia menginginkan Alan menemui nya yang terakhir kali untuk beberapa tahun kedepan.
Namun sayang nya itu sama sekali tidak terjadi, Julian menghela nafas lalu berkata. "Semoga kita bertemu lagi, Alan. Ano menyayangi mu."

Tidak tahu saja, sebenarnya Alan ada di sana dan memantau julian dari balik Pilar.

"Aku juga menyayangi mu, kembali lah segera." Entah kasih sayang yang Alan maksud sama atau tidak dengan apa yang Julian maksud.

Setidaknya Alan bisa melihat sosok mungil itu, Alan berbalik membiarkan Julian pergi ke perpustakaan dimana Mr.Ethan berada.

Tak ada yang tahu nasib kedepan nya, ini adalah awal dari perjalanan julian yang asli.

Tidak ada Time Skip dimana Julian menjadi kuat secara tiba tiba, tidak akan ada kata kata 'beberapa tahun kemudian julian tumbuh menjadi orang yang kuat'.

Selanjutnya hanya ada perjalanan julian yang rumit, sungguh Julian harus mengalami nya sebelum menemui 'Raja nya', sebelum Julian menemukan kebahagiaan nya sendiri.

Julian masih harus berkorban akan banyak hal, julian tidak bisa berpangku tangan menunggu 'Raja' yang akan menjemput nya nanti.

Julian harus bersusah payah kali ini, ia tidak di takdir kan menjadi anak manja setelah usia nya 7 tahun. Sudah cukup ia berada di zona nyaman nya.

Ini lah kisah Julian.

....

Halo! Kalian lebih suka time skip atau nggak? Kalau lebih suka time skip aku bakalan rubah alur nya!

marry me, King! [BL BXB MPREG]Where stories live. Discover now