Bagian 3 : Part 3

69 9 0
                                    

Tersembunyi di suatu tempat di mansion, sosok tudung hitam yang di tuding sebagai pelaku atas kematian dari Tina berdiri di depan jendela yang masih berpemandangan labirin luas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Tersembunyi di suatu tempat di mansion, sosok tudung hitam yang di tuding sebagai pelaku atas kematian dari Tina berdiri di depan jendela yang masih berpemandangan labirin luas. Ruangan di sekitarnya gelap, hanya cahaya dari luar yang menerangi dirinya. Wajahnya masih tertutup oleh tudung hitam itu, tapi tangannya terangkat. Meletakan ponselbdi telinganya.

Begitu panggilannya tersambung. Dia bersuara, suara berat yang tampak tidak senang dengan apa yang telah terjadi.

"Kamu bilang bukan begini perjanjiannya,"

Dia diam mendengarkan jawaban di sebrang sana. Apapun yang di katakan orang di sebrang sana itu bukan jawaban yang dia inginkan. Terlebih panggilan itu langsung di matikan tanpa permisi. Dia lemas, ponsel di tangannya hampir jatuh jika dia tidak menggenggamnya dengan kuat.

Setelah itu, kubu-kubu tangannya mengeras. Dia mengepal tangannya begitu kuat. Dan di dalam ruangan gelap itu, sosok bertudung hitam itu sekarang lebih menyeramkan di bandingkan sebelumnya.

Karena kini amarah di hatinya telah berubah menjadi dendam.

═══════════════


"Tunggu! Kamu mau kemana?" Tahan Fica begitu menyadari Liana tidak pergi ke arah kamar mereka berdua. Malah berniat melengos pergi lurus ke arah lorong di depan. Di depan pintu, kini hanya mereka berdua. Setelah memastikan temannya yang lain benar-benar masuk ke dalam kamarnya masing-masing. Mereka berniat masuk ke dalam, itu sebelum Liana tiba-tiba berbelok arah membuat Fica panik.

Sebenarnya mau kemana Liana pergi?

"Aku ingin pergi ke kamar Tina," katanya.

Fica mengerutkan dahinya, tangannya refleks terlepas karena begitu kebingungan. "Apa? Untuk apa? Kamu tidak dengar apa yang di katakan di ruang tamu tadi. Anak laki-laki sudah melarang kita pergi berkeliaran untuk sementara ini."

Setelah mereka mengetahui bahwa Aera, gadis pelayan di mansion adalah sebuah robot. Semua orang sudah tidak bisa berpikir tenang. Duka kehilangan Wati seketika hilang tergantikan oleh ketakutan akan apa yang sedang terjadi. Berargumen jika mereka di jebak, ini sudah di rencanakan, dan termasuk menduga jika opini Pani tentang ada pembunuh di mansion menjadi dasar atas semua kejadian yang terjadi. Membuat kegaduhan yang berakhir kepanikan.

Tapi beberapa orang mencoba untuk menenangkan yang panik, mengatakan pada mereka bahwa tidak ada yang perlu di takutkan selagi mereka masih memiliki satu sama lain. Termasuk Rizam yang mengatakan jika dia akan memastikan tidak ada korban berikutnya.

Janji yang sedikit rumit. Tapi itu sudah terlontar dari mulutnya sendiri. Mau tidak mau itu telah jadi bebannya.

Lalu setelah itu, mereka membagi tugas, ada yang pergi untuk merawat Puspa dan juga Adit, pergi berkeliling mansion untuk memastikan tidak ada orang mencurigakan dan beberapa orang di tugaskan pergi ke kamar Tina untuk mencari tahu apa yang telah terjadi padanya.

REUNI (TAMAT)Where stories live. Discover now