Bagian 6 : Part 1

44 5 0
                                    

Di dalam kamar, Fisya dan Ria sudah bangun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di dalam kamar, Fisya dan Ria sudah bangun. Sejak pukul 5, mata mereka sudah terbuka lebar. Bukan karena rutinitas tapi karena rasa cemas membuat mereka tidak tenang. Menghilangkan bosan mereka sibuk merapihkan kamar, mandi dan berbincang tentang apapun itu.

Aktivitas mereka membuat Fica dan Liana tergangu, membuat keduanya akhirnya bangun dari mimpinya. Tidak lama Lita dan Amel juga sadar, walaupun masih agak malas untuk bangkit dari ranjang. Mereka semua berbincang tentang pesta semalam yang membuat mereka agak kekenyangan sampai saat ini. Membahas tentang kekonyolan yang mereka lakukan juga candaan lainnya. Bahkan sampai matahari benar-benar mencuat keluar keenamnya masih asik tertawa begitu lepas.

Namun, hal itu tidak bertahan lama. Ketika keenamnya mendengar keributan dari luar kamar, sontak seluruhnya saling pandang dan bergegas untuk keluar melihat apa yang sedang terjadi.

Fica yang membuka pintu keluar lebih dulu diikuti oleh Liana dan yang lain. Di lorong anak-anak sudah berkumpul dan anak perempuan yang lain sudah menangis histeris terutama Rasmi dan Eka. Penasaran, keenamnya langsung mendekat untuk mengetahui apa yang telah terjadi. Dan begitu telah berada di wilayah terdekat, ada seseorang sudah tergeletak bersimbah darah di pinggir lorong.

Itu adalah Tajri.

"Sebenarnya bagaimana bisa ini terjadi?" Kata Dini kesal.

Ica menambahkan. "Kita sudah sepakat kemarin, untuk tidak membukakan pintu pada siapapun di malam hari juga tidak ada yang keluar. Tapi apa ini?"

Nuri menghindar karena rasa mualnya. Tapi Hidup dia melirik sinis para anak laki-laki. "Lebih baik kalian semua jelaskan apa yang terjadi di sini?"

Rizam menunduk tidak punya jawaban. Iyan dan Vicky yang sentimental tidak tahu harus menjawab apa. Juhen sibuk menyeka air matanya sementara Nando hanya menghela napas kecewa. Melihat reaksi mereka yang terlihat agak menyepelekan kematian Tajri, itu membuat Ica agak kesal.

"Kalian dengan lantang bilang bahwa anak perempuan yang akan sering membuat masalah tapi nyatanya kalian juga sama," cibirnya.

Iyan akhirnya membela diri. "Kami sama sekali tidak tahu apa yang terjadi. Yang aku tahu kami semua tertidur lelap,"

Rizam menganguk setuju. "Iya, sejauh ini itu yang kami tahu,"

Beberapa dari mereka memilih bungkam, Nando, Vicky, Liana dan yang lain. Rasanya tidak ada kesempatan untuk mereka masuk dalam percakapan. Dan semua ini benar-benar memilukan. Keadaan Tajri yang sangat mengenaskan. Melihat dari kondisinya dengan mata telanjang, dia mendapatkan beberapa luka tusukan yang cukup dalam di area leher, dada dan punggungnya. Itu yang menyebabkan dia tewas dan kehabisan darah. Siapapun yang membunuhnya tadi malam, dia adalah pembunuh berantai yang benar-benar gila.

"Aku tidak percaya dia yang jadi korban. Ini benar-benar menyedihkan," ucap Juhen. Nadanya begitu pilu. Vicky di sebelahnya hanya menepuk pundaknya iba. Yang lain mendengar kalimatnya mungkin ikut sedih. Tapi Rasmi tidak, apa yang terjadi tadi malam. Dia melihat itu dengan jelas.

REUNI (TAMAT)Where stories live. Discover now